Yunani Tentukan Masa Depan

Minggu, 05 Juli 2015 - 10:21 WIB
Yunani Tentukan Masa Depan
Yunani Tentukan Masa Depan
A A A
ATHENA - Yunani menentukan masa depannya apakah masih bersama Zona Euro atau tidak dalam referendum yang digelar hari ini. Jika referendum bantuan finansial tersebut berakhir “negatif” atau “no“, berati Yunani menolak dana talangan (bailout) dari Uni Eropa dan terancam terdepak dari Zona Euro. Cerita sebaliknya terjadi jika hasilnya “positif” atau “yes“.

Hasil referendum ini bukan hanya menjadi perhatian masyarakat di negeri tersebut, tapi juga masyarakat Uni Eropa. Mengapa?

Menteri Keuangan Yunani Yanis Varoufakis mengingatkan bahwa Eropa menghadapi ancaman besar jika gagal mempertahankan Yunani di Zona Euro. Mereka terancam kehilangan triliunan euro. “Jika Yunani bertabrakan, Eropa akan kehilangan triliunan euro (setara dengan produk domestik bruto/PDB Spanyol). Kehilangan uang sebanyak itu terlalu banyak. Eropa tidak akan membiarkan itu terjadi,” ujar Varoufakis kepada surat kabar Spanyol El Mundo seperti dikutip Reuters.

Karena itu, tak mengherankan jika banyak pejabat Eropa yang cenderung berpihak kepada pendukung suara “positif” dalam referendum. “Dalam krisis ini, saya yakin kepentingan Eropa sama besarnya dengan Yunani,” imbuhnya. Keputusan rakyat Yunani dalam referendum sekaligus akan menentukan mata uang yang akan dipakai di masa mendatang, apakah Yunani masih akan menggunakan euro atau kembali menggunakan mata uang pada zaman dulu, drachma.

Hasil “positif” berarti Yunani akan menggunakan euro. Sepekan setelah gagal melunasi utang yang menyebabkan bank tutup dan distribusi uang dibatasi, Yunani kini mengapung di tengah-tengah dilema. Pemerintah secara mendadak menggelar referendum. Namun, dengan munculnya referendum tersebut, masyarakat Yunani mulai terpecah belah secara politik. Suasana di negeri tersebut kini pun semakin memanas jelang referendum. Dua kubu saling berpawai untuk menghimpun dukungan.

Demonstrasi besar-besaran bakal tumpah di jalan saat referendum digelar. Pada pekan ini, informasi mengenai kekacauan yang akan dihadapi Yunani jika Yunani keluar dari Zona Euro telah menyebar. Kekhawatiran mengenai akan terjadinya perluasan kemiskinan pun merebak. Merespons kondisi tersebut, Pengadilan Tertinggi Administrasi Yunani telah menyatakan akan memeriksa apakah referendum dana bantuan finansial tersebut konstitusional atau tidak.

Hal tersebut merujuk pendapat Dewan Eropa yang menganggap referendum tidak sesuai standar internasional. Pemerintah Yunani bersikukuh pada sikapnya bahwa referendum ini penting dilakukan. Namun pejabat Eropa menilai referendum ini terlalu mendadak. Pertanyaannya juga tidak jelas sehingga tidak dimengerti.

Jean-Claude Juncker, Kepala Komisi Eropa, memperingatkanposisiYunanidalam negosiasi akan melemah secara dramatis jika hasilnya “negatif”. Pemimpin Eropa khawatir dampak dari referendum ini akan berpengaruh terhadap nasib Yunani dan euro. Perdana Menteri (PM) Alexis Tsipras menegaskan Yunani perlu memangkas utangnya sebesar 323 miliar euro.

Salah satunya dengan membiarkan kreditor membatalkan 30% dari apa yang mereka pinjam dan membiarkan sisa pembayaran dilunasi dalam 20 tahun. Kemarin, Alexis Tsipras masih terus berkampanye hingga jelang referendum. Di hadapan khalayak umum yang berjumlah sekitar 50.000 orang di Athena Pusat, dia mengajak mereka menolak kesepakatan dengan Eropa.

Artinya, pendukung Tsipras perlu menolak peringatan yang ditegaskan Eropa dan harus bersiap-siap bekerja keras memutar roda ekonomi Yunani agar lebih maju. Sementara Eropa terus mengkritik Yunani dan menilai suara “negatif” akan memiliki dampak yang sangat luas dan besar. Namun Yanis Varoufakis menilai sikap Eropa tersebut berlebihan. “Kenapa mereka memaksa kami menutup bank? Untuk menakuti masyarakat? Ketakutan dan teror yang mereka sebarkan di Yunani bisa disebut sebagai aksi terorisme,” tandasnya.

Negara-negara di Eropa sendiri sebenarnya tidak ambil pusing dengan sikap apa pun yang diambil Yunani. Sebanyak 18 negara mitra Yunani di Zona Euro mengaku bisa dengan mudah beradaptasi terhadap kehilangan Yunani yang menyumbangkan 2% dalam output ekonomi. “Bagi Eropa, secara ekonomi, pengelolaan pasti tetap akan mudah. Tapi, itu memang akan menyebabkan semuanya menjadi lebih dramatis,” kata Menkeu Austria Hans Joerg Schelling.

Menkeu Jerman Wolfgang Schaeuble memprediksi Yunani akan keluar dari mata uang euro, tapi dalam waktu tertentu. “Yunani merupakan anggota dari Zona Euro. Hal itu sudah tidak perlu diragukan lagi. Apakah Yunani akan masih menggunakan euro atau sementara waktu tidak menggunakannya, hanya masyarakat Yunani yang bisa menjawab pertanyaan itu. Kami tidak akan membiarkan masyarakat berguling secara tiba-tiba,” kata Schaeuble seperti dilansir Bild.

Schaeuble optimistis penularan pengaruh krisis ekonomi Yunani masih bisa dikendalikan karena terbatas. “Sekalipun beberapa bank swasta bangkrut, risiko untuk menular relatif kecil,” ujar Schaeuble. “Pasar telah bereaksi dengan melakukan pengekangan pada beberapa hari lalu. Hal itu menunjukkan masalah ini bisa diatasi,” sambungnya. Schaeuble melanjutkan, perundingan mengenai kesepakatan reformasi bantuan dengan Yunani akan sangat sulit dilakukan pasca-referendum. Namun dia yakin Eropa akan menjadi lebih kuat.

“Zona Euro harus menunggu apa yang akan dilakukan Pemerintah Yunani setelah referendum. Eropa tentu akan mencoba berunding dengan Yunani,” katanya. Kebanyakan masyarakat Yunani menilai referendum hari ini akan berlangsung sangat sengit. Beberapa survei jajak pendapat media lokal dan internasional menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Ada yang memang di pihak pro dan ada yang menang di pihak kontra.

Survei GPO misalnya. Pemilih suara “positif” 44,1%, sedangkan “negatif” hanya 43,7%. Adapun survei yang digelar Universitas Macedonia menemukan pihak yang memilih “negatif” mencapai 43%, sedangkan yang “positif” sebesar 42,5%. Seperti diketahui, dengan berakhirnya kesepakatan bailout Yunani akhir Juni lalu, Yunani harus membayar utang pada Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar 1,6 miliar Euro.

Satu-satunya jalan yang diambil untuk memenuhi kewajiban tersebut adalah mendapat dengan bailout dari Bank Sentral Eropa (ECB). Namun pembicaraan yang digelar dengan Zona Euro gagal menyepakati prasyarat bagi pembayaran tahap terakhir dari dana talangan.

Yunani menawar sejumlah syarat, sementara negara kreditor bersikeras tetap pada syarat-syarat yang ditetapkan Eropa agar Yunani untuk keluar dari negosiasi dan mereka menegaskan bantuan akan mengucur lagi tanpa perubahan drastis dari Pemerintah Yunani.

Muh shamil
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6800 seconds (0.1#10.140)