Bus Transjakarta Terbakar Terus Terulang

Sabtu, 04 Juli 2015 - 12:06 WIB
Bus Transjakarta Terbakar Terus Terulang
Bus Transjakarta Terbakar Terus Terulang
A A A
JAKARTA - Angkutan umum andalan Pemprov DKI Jakarta yakni bus Transjakarta terus bermasalah. Entah itu mogok, terlibat kecelakaan, hingga terbakar. Kondisi ini tentu saja harus segera dibenahi.

Sepanjang semester awal 2015 ini sedikitnya sudah tiga kali peristiwa bus Transjakarta terbakar. Pada Minggu, 8 Maret 2015, Transjakarta merek Zhong Thong koridor IX (Pinang Ranti- Pluit) terbakar ketika melintas di Jalan Gatoto Subroto.

Kemudian, Rabu 20 Mei 2015 Transjakarta koridor V (Ancol-Kampung Melayu) terbakar di Halte Pasar Senen, Jakarta Pusat. Terbaru, peristiwa terbakarnya bus Transjakarta LRN-045 milik Lorena terjadi kemarin, sekitar pukul 08.30 WIB, di halte Transjakarta UI Salemba, Jakarta Pusat, saat bus menunggu penumpang naik.

Tiba-tiba saja api keluar dari kompartemen mesin yang menjalar ke bodi bagian belakang bus gandeng bermerek Komodo tersebut. Bus yang sudah berusia lebih dari tujuh tahun itu baru saja selesai direkondisi dan dioperasikan beberapa hari lalu. Kerusakan tidak hanya menimpa bus namun juga menimbulkan kerusakan halte busway sehingga harus stop beroperasi.

”Saya sangat marah dengan kembalinya kejadian terbakar ini. Apalagi bus Komodo itu tidak dilengkapi dengan APAR (alat pemadam api ringan). Kami akan kenakan denda dua kali lipat kepada operator tersebut,” kata Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Antonius Kosasih melalui pesan singkatnya kemarin.

Kosasih meminta maaf atas ketidaknyamanan penumpang bus akibat sejumlah kejadian yang dialami bus Transjakarta. Menurutnya, kejadian-kejadian tersebut akibat lemahnya kontrak perjanjian bus operator lama yang dibuat sebelum Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Transportasi Jakarta dibentuk.

Dia berjanji akan mengaudit dan mengganti dengan kontrak baru. Bahkan, dia berjanji akan memperketat pengawasan yang terpusat di PT Transportasi Jakarta. Salah satu kontrak baru yang akan diperketat tersebut, lanjut Kosasih, akan terlihat pada 20 unit bus Scania yang baru akan beroperasi pada minggu depan.

”Kejadian ini memberi alasan kepada kami untuk melakukan audit ke seluruh operator kami. Selama ini kami tidak bisa terlibat terlampau jauh dalam memantau operasional dan perawatan operator, bahkan termasuk proses rekondisi di karoseri karena kontrak yang ditandatangani operator di masa lalu tidak memungkinkan hal itu,” jelasnya.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meminta PT Transportasi Jakarta mengandangkan 12 bus armada milik Lorena yang masih beroperasi. Hal ini sebagai bentuk peringatan kepada operator lain agar memperketat pengawasan armadanya sebelum beroperasi. Ahok mengakui, kontrak lama yang dibentuk saat Transjakarta pertama kali hadir sangat lemah.

Akibatnya, dari 500-800 unit bus yang beroperasi, hanya sekitar 200 unit yang masih bagus. Dia pun meminta PT Transportasi Jakarta segera memperketat semua kontrak baru. ”Kontrak baru sekarang sudah jalan, bertahap, tunggu habis kontrak lama, kontrak sudah baru semua,” tegasnya.

Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Ellen Tangkudung berharap PT Transportasi Jakarta tidak lagi mengurusi operasional bus. Artinya, PT Transportasi Jakarta hanya fokus pada pengelolaan dan pengawasan operasional para operator. Dengan demikian, operator tidak lagi memiliki alasan apabila mengalami kejadian buruk saat beroperasi.

Ellen mengungkapkan lemahnya perjanjian kontrak kerja sama antara operator dan regulator. Salah satunya tidak ada sanksi bagi operator yang busnya terbakar dan mogok. Namun, Ellen meminta agar PT Transportasi Jakarta tidak menyalahkan tanpa menyelidiki penyebab kebakaran dan menyebarkannya ke publik.

”Kalau terjadi kebakaran, diselidiki dengan detail lalu ungkap ke publik. Jangan hanya menyalahkan. BUMD harus berbenah untuk memperketat pengawasan seluruh armada bus di masing- masing operator,” ujarnya. Kasi Operasi Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar dan PB) Jakarta Pusat Muchtar Zakaria mengungkapkan, kebakaran diduga akibat korsleting listrik pada dinamo starter bus.

Api membakar gas dan bagian kompartemen mesin yang terletak pada bagian belakang bus ke arah depan hingga bus terbakar seluruhnya. Berdasarkan keterangan saksi, termasuk sopir atas nama Udin Purba, api terlihat dari arah belakang menjalar ke tengah dan membakar badan bus.

Proses pemadaman berlangsung singkat yakni sekitar lima menit. ”Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, tetapi kerugian diperkirakan ratusan juta rupiah karena satu unit bus dan halte busway berukuran 15x3 meter hangus terbakar, baik bagian luar maupun dalamnya,” tutupnya.

Transjakarta Tabrak Separator

Di bagian lain, bus Transjakarta koridor VIII (Lebak Bulus- Harmoni) menabrak separator busway Jalan Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, kemarin sekitar 11.40 WIB. Diduga, penyebab kecelakaan karena sopir mengantuk. Akibat kejadian tersebut, separator dekat perempatan lampu merah Relasi rusak.

Meski kejadian itu tidak menimbulkan korban jiwa, puluhan penumpang terpaksa dievakuasi ke bus Transjakarta lainnya. Sementara, bus itu mogok dan rusak di bagian bemper depan karena tersangkut di separator jalan setinggi 60 cm. Kasus kecelakaan itu ditangani Unit Laka Ditlantas Polda Metro Jaya. ”Iya, saya ngantuk dan ngejar salat Jumat tadi,” kata Irianto, 50, sopir Transjakarta.

Bima setiyadi/ ridwansyah/yan yusuf
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3675 seconds (0.1#10.140)