Pembaruan Alutsista TNI Dilakukan Bertahap
A
A
A
JAKARTA - Calon Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mendukung rencana untuk memperbarui alat utama sistem persenjataan (alusista) TNI.
Dukungan itu diberikan Gatot menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo pada acara Hari Ulang Tahun Polri di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat pada 1 Juli lalu.
"Kemarin pada saat ulang tahun Polri, Presiden mengatakan alutsita harus baru semuanya. Tentunya ini sangat tepat sekali," ujar Gatot di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (3/7/2015).
Kendati demikian, Gatot menegaskan bukan berarti alutsista lama tidak lagi digunakan.
Dia memisalkan pesawat Hercules milik TNI. Sebagian berusia 1964, sebagian lagi buatan tahun 1975.
"Apabila Jumlah pesawat Hercules ada 12 (unit), jika 12 ini kita setop maka penerjun dan sebagainya akan sulit," tutur Gatot.
Menurut dia, hal terpenting ialah pemeriksaan untuk menentukan layak atau tidaknya pesawat untuk terbang. Gatot yakin pembaruan alutsista akan tercapai meski harus direalisasikan secara bertahap. "Pelan-pelan. Beli pesawat kan tidak seperti beli tahu. Pelan-pelan tapi pengadaan alat harus baru," ucapnya.
Menurut dia, anggaran sebesar Rp100 triliun yang akan diperuntukan kepada TNI tidak hanya untuk alutsista, tapi juga untuk keperluan lainnya. "Anggaran yang ada itu bukan untuk alutsista saja, itu untuk gaji juga," ucapnya.
Dia menegaskan, kebijakan itu nantinya akan kembali dibahas dengan Komisi I DPR setelah dirinya dilantik menjadi Panglima TNI.
"Setelah saya nanti di lantik menjadi Panglima TNI, kita akan melakukan rapat evaluasi. Kita akan bertemu lagi dengan Komisi I," tuturnya.
PILIHAN :
Ketua MPR Ingatkan Menteri Tidak Saling Serang
Dukungan itu diberikan Gatot menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo pada acara Hari Ulang Tahun Polri di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat pada 1 Juli lalu.
"Kemarin pada saat ulang tahun Polri, Presiden mengatakan alutsita harus baru semuanya. Tentunya ini sangat tepat sekali," ujar Gatot di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (3/7/2015).
Kendati demikian, Gatot menegaskan bukan berarti alutsista lama tidak lagi digunakan.
Dia memisalkan pesawat Hercules milik TNI. Sebagian berusia 1964, sebagian lagi buatan tahun 1975.
"Apabila Jumlah pesawat Hercules ada 12 (unit), jika 12 ini kita setop maka penerjun dan sebagainya akan sulit," tutur Gatot.
Menurut dia, hal terpenting ialah pemeriksaan untuk menentukan layak atau tidaknya pesawat untuk terbang. Gatot yakin pembaruan alutsista akan tercapai meski harus direalisasikan secara bertahap. "Pelan-pelan. Beli pesawat kan tidak seperti beli tahu. Pelan-pelan tapi pengadaan alat harus baru," ucapnya.
Menurut dia, anggaran sebesar Rp100 triliun yang akan diperuntukan kepada TNI tidak hanya untuk alutsista, tapi juga untuk keperluan lainnya. "Anggaran yang ada itu bukan untuk alutsista saja, itu untuk gaji juga," ucapnya.
Dia menegaskan, kebijakan itu nantinya akan kembali dibahas dengan Komisi I DPR setelah dirinya dilantik menjadi Panglima TNI.
"Setelah saya nanti di lantik menjadi Panglima TNI, kita akan melakukan rapat evaluasi. Kita akan bertemu lagi dengan Komisi I," tuturnya.
PILIHAN :
Ketua MPR Ingatkan Menteri Tidak Saling Serang
(dam)