Makassar Sehat dengan Home Care-Telemedicine
A
A
A
MAKASSAR - Makassar sehat dan nyaman untuk semua menuju kota dunia, demikian visi yang ingin diusung pemkot Makassar dalam sektor kesehatan. Tak hanya itu, misi khusus ingin kerjakan meningkatkan pelayanan kesehatan merata, bermutu dan terjangkau berbasis teknologi.
Atas dasar inilah berbagai terobosan baru yang sifatnya teknologi, namun tetap merakyat terus dihadirkan Wali Kota Makassar Ramdhan Pomanto. Melalui tangan dingin dan ide briliannya, sejumlah program yang awalnya dianggap awam oleh kebanyakan orang akhirnya dihadirkan.
Tujuannya satu, menjadikan masyarakat Makassar sehat berkualitas. Kota yang secara geografis berada di Pantai Barat Pulau Sulawesi (Selat Makassar) Koordinat 119°24’17,38” BT dan 5°8’6,19” LS, dengan luas wilayah 17.577 Ha atau 175,77 Km². Serta berbatasan wilayah Sebelah Utara Kabupaten Maros, Sebelah Timur Kabupaten Maros dan Kabupaten Gowa, Sebelah Selatan Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar dan Sebelah Barat Selat Makassar terus berbenah menghadapi ketatnya perkembangan sebuah pemerintahan.
Sebagai kota yang posisinya menjadi pintu gerbang di Kawasan Indonesia Timur (KTI), dengan jumlah penduduk mencapai 1.408.072 jiwa (hasil sensus BPS 2013) dan sebanyak 1.713.480 jiwa (DUK CAPIL 2015). Kota anging mammiri ini memiliki 14 kecamatan dan 143 kelurahan. Dengan luas seperti ini, Arsitek yang piawai dengan maha karyanya yang selalu booming menghadirkan program teknologi kesehatan Home Care dan Telemedicine.
Home care merupakan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan berkesinambungan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal, dengan tujuan untuk meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga dalam pemeliharaan dan perawatan anggota keluarga yang bermasalah kesehatan. Sehingga dapat meminimalkan dampak penyakit.
Menurut Wali Kota Makassar Ramdhan Pomanto, layanan ini mendekatkan layanan kesehatan ke masyarakat, karena petugas medis yang mendatangi mereka kerumahnya. Bahkan, jika dalam kondisi tidak memungkinkan pasien untuk ditangani di rumah, pasien langsung dilarikan ke rumah sakit. Saat ini sudah ada beberapa unit kendaraan operasional roda empat bernama Dottoro'ta telah disiagakan 1x24 jam.
Dottoro'ta ini dilengkapi dengan sejumlah obat, alat medis lainnya dan tabung oxigen. Bahkan akan dilengkapi dengan alat monitor kondisi pasien yang menghubungkan langsung ke dokter ahli melalui wall room yang juga akan dibangun nantinya. "Alat kontrol ini lengkap dengan GPSnya. Sehingga, pasien yang sudah ada di dalam mobil Dottoro'ta kondisinya bisa diketahui dokter.
Dalam perjalanan, dokter dapat menyaksikan kondisi pasien lewat layar. Jadi, saat sampai di rumah sakit, dokter sudah siap melakukan kelanjutan penganangan dari kondisi pasien yang sudah ditangani sejak awal dari dalam mobil,"jelas Danny sapaan wali kota ini kepada KORAN SINDO. Layanan yang menggunakan Dottoro'ta ini ditargetkan dapat melayani sekitar 5 pasien sakit per hari dari setiap laporan yang masuk di Dinas Kesehatan (Dinkes) Makassar atau di informasi pusat layanan.
"Untuk saat ini kita targetkan dulu jumlah kunjungan. Itu hanya 5 kali ke rumah warga dengan jam operasional 3 jam per hari, jika waktu berkunjung seten gah jam per rumah. Setiap saat kita lakukan evaluasi, kalaupun kebutuhan masyarakat meningkat ini menjadi referensi kita, kemungkinan targetnya juga kita tingkatkan,"aku Danny.
Disamping meningkatkan target kunjungan dan jam operasional, kemungkinan fasilitas atau kelengkapan Dottoro'ta akan ditambah sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kota Makassar. Jumlah Dottoro'ta saat ini diketahui baru berjumlah 48 unit yang beroperasional dengan ukuruan kendaraan yang sangat minim sekitar 1,4 meter. Ukurannya sengaja dirancang sedemikian rupa agar jangkauan Dottoro'ta bisa menyentuh seluruh model pemukiman masyarakat.
Bisa masuk ke dalam jalan sempit, lorong-lorong "Optimalnya, jumlah Dottoro'ta harus sebanyak 143 unit. Artinya, setiap mobil bisa melayani seluruh wilayah kelurahan. Kita lihat nanti perkembangannya seperti apa,"ujarnya. Sekadar diketahui, seluruh jenis layanan kesehatan masyarakat ini, mudah, cepat, dan tepat. Disamping itu, desain mobil home care diharap mampu memberikan efek terapi kepada pasien begitu melihat mobil home care sudah merasa sehat.
"Artinya, kalau masyarakat sudah lihat mobilnya setidak dapat memberikan semangat kepada mereka. Karena orang sakit tidak hanya membutuhkan perawaran medis, tapi support melalui sugesti,"jelas Danny yang juga mantan konsultan wali kota. Pada dasarnya layanan ini berbasis information technologi (IT). Tentu saja akan terintegrasi dengan kartu pintar, smart card. Didukung dengan sistem dan aplikasi telepon seluler berjenis android dan smart phone. Saat ini diakui Danny, homecare khusus berjalan terus meski masih dalam inisiasi jaringan RT/RW. Kedepan, inisiasinya sudah bisa langsung ke rumah-rumah dan dapat melalui telepon seluler.
"Kita akan apply nomornomor bagus, kalau nomor bagus sudah ada saya akan canangkan resmi. Jadi ini trayel dulu, kita coba sempurnakan tim dan regulasi kita buat, ada regulasi dan protokol yang akan dibuat. Ini harus sesuai standarisasi agar kalau ada dokter dia tahu standarisasinya seperti apa,"kata dia. Sungguh dinamis perkembangan yang digagas Danny pada sektor kesehatan ini. Begitu inovatif dalam memberikan layanan kepada sedikitnya 1,4 juta jiwa penduduk Makassar.
Layanan telemedicine pun sungguh sangat membantu kebutuhan masyarakat. Dapat memudahkan komunikasi antara dokter ahli dan dokter umum. Bahkan, layanan berbasis jaringan ini bisa terpantau langsung dengan dokter ahli yang berada diluar negeri. Pasalnya, layanan ini nanti akan terkoneksi dengan jenis jaringan baru, yakni 4G.
Makassar nantinya tidak lagi menggunakan jaringan 3G. "Saya berpikir mau buat PT Telkom Makassar, lebih bagus. Kita buat infrastrukturnya, kita bayar signalnya,"aku Danny. Meski demikian, kata Danny, model interaksi layanan telemedicine ini baru dipahami oleh beberapa dokter terutama dokter yang bertugas di puskesmas saja. Sebab diprogreskan, puskesmas nantinya akan menjadi front terdepan sebagai pusat layanan kesehatan.
"Sebagian dokter sudah paham. Sekarang saya mau sosialisasi bagaimana dokter bisa memasukkan data ke smart card. Kan sudah dipraktekkan saat peluncuran oleh ketua IDI Makassar. Smart card kita sudah disiapkan 155 riwayat penyakit masyarakat,"paparnya. Olehnya itu, Danny berencana akan merevitalisasi seluruh puskesmas di Makassar. Akan tetapi, anggaran pembangunan datangnya diharap dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pemerintah pusat.
Ini akan diusulkan di tahun 2016 mendatang, diperkirakan membutuhkan anggaran sebanyak Rp119 miliar. Disamping itu, berfungsinya puskesmas dengan maksimal diharap mampu menekan angka orang sakit di rumah sakit. Dengan adanya homecare misalnya, masyarakat tidak lagi dijumpai bertumpuk di ruangan ICU rumah sakit. Sebab penanganan awal sudah dilakukan di rumah pasien, jika tidak memungkinkan pasien dilarikan ke puskesmas terdekat.
"Dengan homecare masyarakat tidak perlu lagi menumpuk di ICU karena dokter ke rumah. Kita maksimalkan front terdepan kita puskesmas. Selama ini kan orang malas ke puskesmas, langsung ke rumah sakit, menumpuklah orang disana, puskesmas kosong,"terang Danny.
Rencana revitalisasi puskesmas itu juga akan dirancang seperti di Puskesmas Kassi-kassi terdapat ruangan yang berfungsi sebagai tempat sosialisasi terhadap pengguna narkotika. Disamping itu, secara khusus, Danny pun akan membuat puskesmas serangan jantung. Danny mengakui, hadirnya ide ini didasarkan karena Danny melihat langsung kondisi masyarakat di akar rumput. Ada masyarakat yang tertolong oleh Yayasan DP Care miliknya sebelum dia menjabat sebagai wali kota.
"Memang kondisi orang dibawah apalagi di lorong itu susah. Ada yang sudah pasrah, saking pasrahnya sakit jantungnya dikira sesak nafas. Seorang istri pemuka agama sempat tertolong, dia tidak bisa berdiri, tiba-tiba berkat titipan tuhan dia sembuh. Dia bahkan mau cium tangan saya, saya tolak, saya bilang ini berkat tuhan. Bayangkan itu bagaimana mereka yang pasrah terus ditolong, dan sembuh.
Orang mabuk saja tahu kalau pertolongan itu dibutuhkan. Karena pengalaman DP Care jalan malam temui orang mabuk ditengah jalan, pas dia tahu mobil ini ambulance maka dia beri jalan tanpa mengganggu," pungkasnya. Danny jelas.
Budi santoso
Atas dasar inilah berbagai terobosan baru yang sifatnya teknologi, namun tetap merakyat terus dihadirkan Wali Kota Makassar Ramdhan Pomanto. Melalui tangan dingin dan ide briliannya, sejumlah program yang awalnya dianggap awam oleh kebanyakan orang akhirnya dihadirkan.
Tujuannya satu, menjadikan masyarakat Makassar sehat berkualitas. Kota yang secara geografis berada di Pantai Barat Pulau Sulawesi (Selat Makassar) Koordinat 119°24’17,38” BT dan 5°8’6,19” LS, dengan luas wilayah 17.577 Ha atau 175,77 Km². Serta berbatasan wilayah Sebelah Utara Kabupaten Maros, Sebelah Timur Kabupaten Maros dan Kabupaten Gowa, Sebelah Selatan Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar dan Sebelah Barat Selat Makassar terus berbenah menghadapi ketatnya perkembangan sebuah pemerintahan.
Sebagai kota yang posisinya menjadi pintu gerbang di Kawasan Indonesia Timur (KTI), dengan jumlah penduduk mencapai 1.408.072 jiwa (hasil sensus BPS 2013) dan sebanyak 1.713.480 jiwa (DUK CAPIL 2015). Kota anging mammiri ini memiliki 14 kecamatan dan 143 kelurahan. Dengan luas seperti ini, Arsitek yang piawai dengan maha karyanya yang selalu booming menghadirkan program teknologi kesehatan Home Care dan Telemedicine.
Home care merupakan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan berkesinambungan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal, dengan tujuan untuk meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga dalam pemeliharaan dan perawatan anggota keluarga yang bermasalah kesehatan. Sehingga dapat meminimalkan dampak penyakit.
Menurut Wali Kota Makassar Ramdhan Pomanto, layanan ini mendekatkan layanan kesehatan ke masyarakat, karena petugas medis yang mendatangi mereka kerumahnya. Bahkan, jika dalam kondisi tidak memungkinkan pasien untuk ditangani di rumah, pasien langsung dilarikan ke rumah sakit. Saat ini sudah ada beberapa unit kendaraan operasional roda empat bernama Dottoro'ta telah disiagakan 1x24 jam.
Dottoro'ta ini dilengkapi dengan sejumlah obat, alat medis lainnya dan tabung oxigen. Bahkan akan dilengkapi dengan alat monitor kondisi pasien yang menghubungkan langsung ke dokter ahli melalui wall room yang juga akan dibangun nantinya. "Alat kontrol ini lengkap dengan GPSnya. Sehingga, pasien yang sudah ada di dalam mobil Dottoro'ta kondisinya bisa diketahui dokter.
Dalam perjalanan, dokter dapat menyaksikan kondisi pasien lewat layar. Jadi, saat sampai di rumah sakit, dokter sudah siap melakukan kelanjutan penganangan dari kondisi pasien yang sudah ditangani sejak awal dari dalam mobil,"jelas Danny sapaan wali kota ini kepada KORAN SINDO. Layanan yang menggunakan Dottoro'ta ini ditargetkan dapat melayani sekitar 5 pasien sakit per hari dari setiap laporan yang masuk di Dinas Kesehatan (Dinkes) Makassar atau di informasi pusat layanan.
"Untuk saat ini kita targetkan dulu jumlah kunjungan. Itu hanya 5 kali ke rumah warga dengan jam operasional 3 jam per hari, jika waktu berkunjung seten gah jam per rumah. Setiap saat kita lakukan evaluasi, kalaupun kebutuhan masyarakat meningkat ini menjadi referensi kita, kemungkinan targetnya juga kita tingkatkan,"aku Danny.
Disamping meningkatkan target kunjungan dan jam operasional, kemungkinan fasilitas atau kelengkapan Dottoro'ta akan ditambah sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kota Makassar. Jumlah Dottoro'ta saat ini diketahui baru berjumlah 48 unit yang beroperasional dengan ukuruan kendaraan yang sangat minim sekitar 1,4 meter. Ukurannya sengaja dirancang sedemikian rupa agar jangkauan Dottoro'ta bisa menyentuh seluruh model pemukiman masyarakat.
Bisa masuk ke dalam jalan sempit, lorong-lorong "Optimalnya, jumlah Dottoro'ta harus sebanyak 143 unit. Artinya, setiap mobil bisa melayani seluruh wilayah kelurahan. Kita lihat nanti perkembangannya seperti apa,"ujarnya. Sekadar diketahui, seluruh jenis layanan kesehatan masyarakat ini, mudah, cepat, dan tepat. Disamping itu, desain mobil home care diharap mampu memberikan efek terapi kepada pasien begitu melihat mobil home care sudah merasa sehat.
"Artinya, kalau masyarakat sudah lihat mobilnya setidak dapat memberikan semangat kepada mereka. Karena orang sakit tidak hanya membutuhkan perawaran medis, tapi support melalui sugesti,"jelas Danny yang juga mantan konsultan wali kota. Pada dasarnya layanan ini berbasis information technologi (IT). Tentu saja akan terintegrasi dengan kartu pintar, smart card. Didukung dengan sistem dan aplikasi telepon seluler berjenis android dan smart phone. Saat ini diakui Danny, homecare khusus berjalan terus meski masih dalam inisiasi jaringan RT/RW. Kedepan, inisiasinya sudah bisa langsung ke rumah-rumah dan dapat melalui telepon seluler.
"Kita akan apply nomornomor bagus, kalau nomor bagus sudah ada saya akan canangkan resmi. Jadi ini trayel dulu, kita coba sempurnakan tim dan regulasi kita buat, ada regulasi dan protokol yang akan dibuat. Ini harus sesuai standarisasi agar kalau ada dokter dia tahu standarisasinya seperti apa,"kata dia. Sungguh dinamis perkembangan yang digagas Danny pada sektor kesehatan ini. Begitu inovatif dalam memberikan layanan kepada sedikitnya 1,4 juta jiwa penduduk Makassar.
Layanan telemedicine pun sungguh sangat membantu kebutuhan masyarakat. Dapat memudahkan komunikasi antara dokter ahli dan dokter umum. Bahkan, layanan berbasis jaringan ini bisa terpantau langsung dengan dokter ahli yang berada diluar negeri. Pasalnya, layanan ini nanti akan terkoneksi dengan jenis jaringan baru, yakni 4G.
Makassar nantinya tidak lagi menggunakan jaringan 3G. "Saya berpikir mau buat PT Telkom Makassar, lebih bagus. Kita buat infrastrukturnya, kita bayar signalnya,"aku Danny. Meski demikian, kata Danny, model interaksi layanan telemedicine ini baru dipahami oleh beberapa dokter terutama dokter yang bertugas di puskesmas saja. Sebab diprogreskan, puskesmas nantinya akan menjadi front terdepan sebagai pusat layanan kesehatan.
"Sebagian dokter sudah paham. Sekarang saya mau sosialisasi bagaimana dokter bisa memasukkan data ke smart card. Kan sudah dipraktekkan saat peluncuran oleh ketua IDI Makassar. Smart card kita sudah disiapkan 155 riwayat penyakit masyarakat,"paparnya. Olehnya itu, Danny berencana akan merevitalisasi seluruh puskesmas di Makassar. Akan tetapi, anggaran pembangunan datangnya diharap dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pemerintah pusat.
Ini akan diusulkan di tahun 2016 mendatang, diperkirakan membutuhkan anggaran sebanyak Rp119 miliar. Disamping itu, berfungsinya puskesmas dengan maksimal diharap mampu menekan angka orang sakit di rumah sakit. Dengan adanya homecare misalnya, masyarakat tidak lagi dijumpai bertumpuk di ruangan ICU rumah sakit. Sebab penanganan awal sudah dilakukan di rumah pasien, jika tidak memungkinkan pasien dilarikan ke puskesmas terdekat.
"Dengan homecare masyarakat tidak perlu lagi menumpuk di ICU karena dokter ke rumah. Kita maksimalkan front terdepan kita puskesmas. Selama ini kan orang malas ke puskesmas, langsung ke rumah sakit, menumpuklah orang disana, puskesmas kosong,"terang Danny.
Rencana revitalisasi puskesmas itu juga akan dirancang seperti di Puskesmas Kassi-kassi terdapat ruangan yang berfungsi sebagai tempat sosialisasi terhadap pengguna narkotika. Disamping itu, secara khusus, Danny pun akan membuat puskesmas serangan jantung. Danny mengakui, hadirnya ide ini didasarkan karena Danny melihat langsung kondisi masyarakat di akar rumput. Ada masyarakat yang tertolong oleh Yayasan DP Care miliknya sebelum dia menjabat sebagai wali kota.
"Memang kondisi orang dibawah apalagi di lorong itu susah. Ada yang sudah pasrah, saking pasrahnya sakit jantungnya dikira sesak nafas. Seorang istri pemuka agama sempat tertolong, dia tidak bisa berdiri, tiba-tiba berkat titipan tuhan dia sembuh. Dia bahkan mau cium tangan saya, saya tolak, saya bilang ini berkat tuhan. Bayangkan itu bagaimana mereka yang pasrah terus ditolong, dan sembuh.
Orang mabuk saja tahu kalau pertolongan itu dibutuhkan. Karena pengalaman DP Care jalan malam temui orang mabuk ditengah jalan, pas dia tahu mobil ini ambulance maka dia beri jalan tanpa mengganggu," pungkasnya. Danny jelas.
Budi santoso
(ars)