Tembus 10 Besar Maskapai Terbaik di Dunia
A
A
A
Berawal dari satu pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota yang terbang perdana secara komersial pada 26 Januari 1949, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) hingga tahun ini mengoperasikan 185 pesawat termasuk yang dioperasikan anak usahanya, PT Citilink Indonesia.
Seiring program transformasi yang berkelanjutan, khususnya program pengembangan armada, perseroan saat ini melayani penerbangan ke lebih dari 40 tujuan domestik dan 36 tujuan internasional. Maskapai kebanggaan merah putih ini membawa lebih dari 25 juta penumpang setiap tahunnya.
Hingga Januari 2015 perusahaan penerbangan pelat merah ini mengoperasikan 134 pesawat yang terdiri atas 2 pesawat Boeing 747-400, 11 pesawat Airbus A330-300, 11 pesawat Airbus A330- 200, 5 pesawat Boeing 737 Classic (seri 300/500), 76 pesawat Boeing 737-800NG, 15 pesawat CRJ1000 NextGen, 8 pesawat ATR72-600, 6 pesawat Boeing 777-300ER, dan 30 pesawat Citilink yang terdiri atas 24 pesawat Airbus A320-200, 5 pesawat Boeing 737-300 serta 1 pesawat Boeing 737-400.
Perseroan saat ini melayani penerbangan ke-64 destinasi pilihan yang terdiri atas 44 kota di area domestik dan 20 kota di area internasional. Selain melayani penerbangan di rute-rute tujuan yang dioperasikan, Garuda juga melaksanakan perjanjian code share dengan 14 maskapai internasional. Berkat komitmen manajemen dan karyawan untuk terus memberikan hal terbaik, kinerja Garuda Indonesia secara bertahap terus diakui di tingkat internasional.
Pada tahun 2012 dalam pameran kerdirgantaraan, Farnborough Airshow 2012 di London, Inggris, Garuda terpilih sebagai The World’s Best Regional Airline. Selanjutnya, pada pameran kedirgantaraan Paris Air Show 2013 yang dilaksanakan Juni 2013, Garuda Indonesia meraih predikat The World’s Best Economy Class dari Skytrax, dan pada tahun 2014 lalu Garuda Indonesia juga meraih predikat Maskapai Bintang Lima dari Skytrax.
Saat ini Garuda Indonesia masih menduduki posisi ketujuh dalam The World’s Best Airlines. Sejak bergabung menjadi salah satu anggota aliansi global SkyTeam pada Maret 2014, Garuda Indonesia bersama 19 anggota SkyTeam yang lain melayani penerbangan ke 1,052 kota tujuan di 177 negara, dengan total penerbangan mencapai 16,323 penerbangan setiap hari. Di samping itu, para pengguna jasa Garuda Indonesia juga dapat memanfaatkan 629 lounges anggota SkyTeam di seluruh dunia.
Penghargaan yang teranyar, awak kabin Garuda Indonesia kembali berhasil meraih penghargaan The World’s Best Cabin Crew 2015 dari Skytrax, lembaga pemeringkat penerbangan independen yang berkedudukan di London. Penghargaan ini merupakan penghargaan kedua kalinya yang diterima Garuda setelah sebelumnya, pada 2014 lalu, berhasil meraih penghargaan yang sama, dan berhasil mengalahkan beberapa maskapai besar dunia lainnya.
Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo mengungkapkan, ini merupakan komitmen dan hasil kerja keras seluruh karyawan, khususnya awak kabin dalam memberikan layanan terbaik kepada para pengguna jasa. Atas keberhasilan Garuda dalam menerapkan program Quick Wins sebagai bagian dari strategi jangka pendek perusahaan dan berbagai langkah efisiensi, pada periode kuartal I/2015 Garuda berhasil membukukan keuntungan bersih USD12,4 juta.
Perolehan ini meningkat 107,5% dibanding tahun lalu, saat Garuda mengalami kerugian sebesar USD166,2 juta. Pada periode yang sama Garuda berhasil meraih pendapatan USD927,3 juta, meningkat 13,4% dibanding kuartal I/2014 yang USD817,4 juta. Melalui pengembangan jaringan yang dilakukan secara berkelanjutan, perusahaan berhasil mengangkut 7,6 juta penumpang, meningkat 18,3% dibanding periode tahun lalu 6,42 juta penumpang.
Untuk periode tiga bulan pertama 2015 frekuensi penerbangan Garuda baik domestik maupun internasional mengalami peningkatan mencapai 59.317 penerbangan, atau tumbuh 10,6% dibanding tahun lalu pada periode yang sama 53.627 penerbangan. Sementara itu, tingkat isian penumpang (seat load factor /SLF) pada kuartal I/2015 ini meningkat sebesar 6,8% dari periode yang sama tahun lalu, atau dari 68,4% menjadi 75,2%, dengan utilisasi pesawat sebesar 9:15 jam.
Tingkat ketepatan penerbangan (on time performance /OTP) juga mengalami pertumbuhan sebesar 3,3% menjadi 89,1% dibanding tahun lalu 85,9%. Di samping itu, Garuda Indonesia juga berhasil meningkatkan market share di pasar domestik maupun internasional.
Pangsa pasar di tingkat domestik Garuda pada periode kuartal I/ 2015 ini mencapai 45%, meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 37%. Pangsa pasar di level internasional mengalami peningkatan menjadi 34% dibanding tahun lalu sebesar 21%. Analis BNI Securities, Thennesia Debora, menilai ekspansi Garuda Indonesia tergolong agresif, meskipun maskapai ini baru membukukan laba kuartal I/2015.
Namun, menurutnya dengan skema sale and lease back dirasa tidak akan menambah beban utang. ”Melalui kedua skema tersebut tidak akan menambah beban utang perseroan, tapi beban operasional tetap meningkat karena ada beban sewa,” kata Thennesia dalam risetnya. Dia juga melihat ekspansi yang dilakukan Garuda ini bisa memacu kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Penambahan armada menjadi salah satu jalan keluar untuk mengejar pendapatan tinggi. Bila ini terlaksana, Thennesia memprediksi maskapai ini bisa mencetak
Seiring program transformasi yang berkelanjutan, khususnya program pengembangan armada, perseroan saat ini melayani penerbangan ke lebih dari 40 tujuan domestik dan 36 tujuan internasional. Maskapai kebanggaan merah putih ini membawa lebih dari 25 juta penumpang setiap tahunnya.
Hingga Januari 2015 perusahaan penerbangan pelat merah ini mengoperasikan 134 pesawat yang terdiri atas 2 pesawat Boeing 747-400, 11 pesawat Airbus A330-300, 11 pesawat Airbus A330- 200, 5 pesawat Boeing 737 Classic (seri 300/500), 76 pesawat Boeing 737-800NG, 15 pesawat CRJ1000 NextGen, 8 pesawat ATR72-600, 6 pesawat Boeing 777-300ER, dan 30 pesawat Citilink yang terdiri atas 24 pesawat Airbus A320-200, 5 pesawat Boeing 737-300 serta 1 pesawat Boeing 737-400.
Perseroan saat ini melayani penerbangan ke-64 destinasi pilihan yang terdiri atas 44 kota di area domestik dan 20 kota di area internasional. Selain melayani penerbangan di rute-rute tujuan yang dioperasikan, Garuda juga melaksanakan perjanjian code share dengan 14 maskapai internasional. Berkat komitmen manajemen dan karyawan untuk terus memberikan hal terbaik, kinerja Garuda Indonesia secara bertahap terus diakui di tingkat internasional.
Pada tahun 2012 dalam pameran kerdirgantaraan, Farnborough Airshow 2012 di London, Inggris, Garuda terpilih sebagai The World’s Best Regional Airline. Selanjutnya, pada pameran kedirgantaraan Paris Air Show 2013 yang dilaksanakan Juni 2013, Garuda Indonesia meraih predikat The World’s Best Economy Class dari Skytrax, dan pada tahun 2014 lalu Garuda Indonesia juga meraih predikat Maskapai Bintang Lima dari Skytrax.
Saat ini Garuda Indonesia masih menduduki posisi ketujuh dalam The World’s Best Airlines. Sejak bergabung menjadi salah satu anggota aliansi global SkyTeam pada Maret 2014, Garuda Indonesia bersama 19 anggota SkyTeam yang lain melayani penerbangan ke 1,052 kota tujuan di 177 negara, dengan total penerbangan mencapai 16,323 penerbangan setiap hari. Di samping itu, para pengguna jasa Garuda Indonesia juga dapat memanfaatkan 629 lounges anggota SkyTeam di seluruh dunia.
Penghargaan yang teranyar, awak kabin Garuda Indonesia kembali berhasil meraih penghargaan The World’s Best Cabin Crew 2015 dari Skytrax, lembaga pemeringkat penerbangan independen yang berkedudukan di London. Penghargaan ini merupakan penghargaan kedua kalinya yang diterima Garuda setelah sebelumnya, pada 2014 lalu, berhasil meraih penghargaan yang sama, dan berhasil mengalahkan beberapa maskapai besar dunia lainnya.
Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo mengungkapkan, ini merupakan komitmen dan hasil kerja keras seluruh karyawan, khususnya awak kabin dalam memberikan layanan terbaik kepada para pengguna jasa. Atas keberhasilan Garuda dalam menerapkan program Quick Wins sebagai bagian dari strategi jangka pendek perusahaan dan berbagai langkah efisiensi, pada periode kuartal I/2015 Garuda berhasil membukukan keuntungan bersih USD12,4 juta.
Perolehan ini meningkat 107,5% dibanding tahun lalu, saat Garuda mengalami kerugian sebesar USD166,2 juta. Pada periode yang sama Garuda berhasil meraih pendapatan USD927,3 juta, meningkat 13,4% dibanding kuartal I/2014 yang USD817,4 juta. Melalui pengembangan jaringan yang dilakukan secara berkelanjutan, perusahaan berhasil mengangkut 7,6 juta penumpang, meningkat 18,3% dibanding periode tahun lalu 6,42 juta penumpang.
Untuk periode tiga bulan pertama 2015 frekuensi penerbangan Garuda baik domestik maupun internasional mengalami peningkatan mencapai 59.317 penerbangan, atau tumbuh 10,6% dibanding tahun lalu pada periode yang sama 53.627 penerbangan. Sementara itu, tingkat isian penumpang (seat load factor /SLF) pada kuartal I/2015 ini meningkat sebesar 6,8% dari periode yang sama tahun lalu, atau dari 68,4% menjadi 75,2%, dengan utilisasi pesawat sebesar 9:15 jam.
Tingkat ketepatan penerbangan (on time performance /OTP) juga mengalami pertumbuhan sebesar 3,3% menjadi 89,1% dibanding tahun lalu 85,9%. Di samping itu, Garuda Indonesia juga berhasil meningkatkan market share di pasar domestik maupun internasional.
Pangsa pasar di tingkat domestik Garuda pada periode kuartal I/ 2015 ini mencapai 45%, meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 37%. Pangsa pasar di level internasional mengalami peningkatan menjadi 34% dibanding tahun lalu sebesar 21%. Analis BNI Securities, Thennesia Debora, menilai ekspansi Garuda Indonesia tergolong agresif, meskipun maskapai ini baru membukukan laba kuartal I/2015.
Namun, menurutnya dengan skema sale and lease back dirasa tidak akan menambah beban utang. ”Melalui kedua skema tersebut tidak akan menambah beban utang perseroan, tapi beban operasional tetap meningkat karena ada beban sewa,” kata Thennesia dalam risetnya. Dia juga melihat ekspansi yang dilakukan Garuda ini bisa memacu kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Penambahan armada menjadi salah satu jalan keluar untuk mengejar pendapatan tinggi. Bila ini terlaksana, Thennesia memprediksi maskapai ini bisa mencetak
(ars)