Tetap Mempertahankan Kinerja yang Baik
A
A
A
PENDAPATAN PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dalam tiga bulan pertama tahun ini berhasil naik 2,63% atau mencapai Rp6,34 triliun, dibanding dengan pendapatan di kuartal I/2014 sebesar Rp6,18 triliun.
Meski pendapatan meningkat, laba perseroan justru mengalami penurunan akibat tingginya beban perseroan di kuartal I/2015. Beban pokok pendapatan hingga Maret 2015 meningkat 8,54% menjadi Rp3,78 triliun dibanding periode serupa tahun sebelumnya, sehingga menyebabkan laba bruto turun 5,02% menjadi Rp2,56 triliun.
Selain itu, beban usaha di kuartal I/2015 meningkat 6,69% jadi Rp1,08 triliun, membuat laba sebelum pajak makin tergerus menjadi Rp1,50 triliun dari periode serupa tahun lalu sebesar Rp1,70 triliun. Adapun untuk laba bersih periode berjalan di kuartal pertama tahun ini tercatat sebesar Rp1,19 triliun, turun 8,9% dari periode serupa tahun lalu yang mencapai Rp1,31 triliun.
Terkait aset sepanjang kuartal I/2015 tercatat mencapai Rp35,96 triliun atau meningkat 4,82% dari total aset sebelumnya Rp34,31 triliun pada akhir tahun lalu. Direktur Utama Semen Indonesia Suparni menjelaskan, penjualan pada tiga bulan pertama tahun ini memang kurang baik, meski ada sedikit pertumbuhan pada kuartal II/2015. Di kuartal ketiga juga diperkirakan masih akan cenderung flat mengingat adanya momen Hari Raya Idul Fitri dan liburan sekolah.
”Untuk kuartal I tahun ini penjualan kurang baik, bahkan minus jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Diprediksi, penjualan baru mulai akan naik usai Lebaran, tepatnya di kuartal IV, karena ada beberapa program infrastruktur pemerintah juga sudah mulai digarap,” kata Suparni kepada sejumlah media belum lama ini.
Pada periode Januari hingga Maret 2015 volume penjalan semen perseroan mengalami penurunan tipis sebesar 0,3%. Jika kuartal I/2015 Semen Indonesia bisa menjual volume semen sebesar 6,18 juta ton, maka di periode yang sama tahun ini hanya mampu angka 6,16 juta ton.
Corporate Secretary Semen Indonesia Agung Wiharto menambahkan, perseroan tahun ini memangkas proyeksi pertumbuhan menjadi hanya 0-1% dari target sebelumnya 4%. Langkah tersebut akibat melambatnya perekonomian nasional sehingga menekan kinerja perusahaan-perusahaan semen yang ada di bawah holding Semen Indonesia.
Dia menambahkan, perubahan target pertumbuhan penjualan dilakukan karena permintaan semen pada semester pertama melambat. Bahkan, penjualan industri semen secara nasional mengalami penurunan hingga 4%. Meski demikian, Agung optimistis pada semester II/2015 penjualan semen akan lebih baik dengan dimulainya pembangunan infrastruktur dari pemerintah yang masih belum bisa terealisasi di semester I 2015.
Dia berharap kinerja penjualan di semester/II akan menutupi kekurangan di semester/I. Dalam riset analis dari First Asia Capital, David Sutyanto, menjelaskan, harga saham Semen Indonesia berpeluang ditransaksikan dengan price earning ratio (PER) PE 16 kali setahun ke depan.
Karena itu, harga sahamnya berpeluang mencapai target harga di Rp20.656 atau punya ruang penguatan 57%.
Heru febrianto
Meski pendapatan meningkat, laba perseroan justru mengalami penurunan akibat tingginya beban perseroan di kuartal I/2015. Beban pokok pendapatan hingga Maret 2015 meningkat 8,54% menjadi Rp3,78 triliun dibanding periode serupa tahun sebelumnya, sehingga menyebabkan laba bruto turun 5,02% menjadi Rp2,56 triliun.
Selain itu, beban usaha di kuartal I/2015 meningkat 6,69% jadi Rp1,08 triliun, membuat laba sebelum pajak makin tergerus menjadi Rp1,50 triliun dari periode serupa tahun lalu sebesar Rp1,70 triliun. Adapun untuk laba bersih periode berjalan di kuartal pertama tahun ini tercatat sebesar Rp1,19 triliun, turun 8,9% dari periode serupa tahun lalu yang mencapai Rp1,31 triliun.
Terkait aset sepanjang kuartal I/2015 tercatat mencapai Rp35,96 triliun atau meningkat 4,82% dari total aset sebelumnya Rp34,31 triliun pada akhir tahun lalu. Direktur Utama Semen Indonesia Suparni menjelaskan, penjualan pada tiga bulan pertama tahun ini memang kurang baik, meski ada sedikit pertumbuhan pada kuartal II/2015. Di kuartal ketiga juga diperkirakan masih akan cenderung flat mengingat adanya momen Hari Raya Idul Fitri dan liburan sekolah.
”Untuk kuartal I tahun ini penjualan kurang baik, bahkan minus jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Diprediksi, penjualan baru mulai akan naik usai Lebaran, tepatnya di kuartal IV, karena ada beberapa program infrastruktur pemerintah juga sudah mulai digarap,” kata Suparni kepada sejumlah media belum lama ini.
Pada periode Januari hingga Maret 2015 volume penjalan semen perseroan mengalami penurunan tipis sebesar 0,3%. Jika kuartal I/2015 Semen Indonesia bisa menjual volume semen sebesar 6,18 juta ton, maka di periode yang sama tahun ini hanya mampu angka 6,16 juta ton.
Corporate Secretary Semen Indonesia Agung Wiharto menambahkan, perseroan tahun ini memangkas proyeksi pertumbuhan menjadi hanya 0-1% dari target sebelumnya 4%. Langkah tersebut akibat melambatnya perekonomian nasional sehingga menekan kinerja perusahaan-perusahaan semen yang ada di bawah holding Semen Indonesia.
Dia menambahkan, perubahan target pertumbuhan penjualan dilakukan karena permintaan semen pada semester pertama melambat. Bahkan, penjualan industri semen secara nasional mengalami penurunan hingga 4%. Meski demikian, Agung optimistis pada semester II/2015 penjualan semen akan lebih baik dengan dimulainya pembangunan infrastruktur dari pemerintah yang masih belum bisa terealisasi di semester I 2015.
Dia berharap kinerja penjualan di semester/II akan menutupi kekurangan di semester/I. Dalam riset analis dari First Asia Capital, David Sutyanto, menjelaskan, harga saham Semen Indonesia berpeluang ditransaksikan dengan price earning ratio (PER) PE 16 kali setahun ke depan.
Karena itu, harga sahamnya berpeluang mencapai target harga di Rp20.656 atau punya ruang penguatan 57%.
Heru febrianto
(ars)