Jokowi Incar Tim Ekonomi

Selasa, 30 Juni 2015 - 08:08 WIB
Jokowi Incar Tim Ekonomi
Jokowi Incar Tim Ekonomi
A A A
JAKARTA - Reshuffle Kabinet Kerja pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampaknya hanya masalah waktu. Sebab, kemarin, Presiden sudah menyampaikan keinginannya untuk melakukan perombakan. Sasarannya adalah menteri di bidang ekonomi.

Keinginan Jokowi melakukan reshuffle tim ekonomi disampaikan kepada sejumlah ekonom yangdiundangkeIstanaMerdeka kemarin.

Hal yang sama juga disampaikan Jokowi saat mengundang mantan Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Syafii Maarif. Kepada mereka, Jokowi menyadari bahwa kinerja menteri di bidang tersebut tidak sesuai harapannya. “Kalau saat ini ada orang yang cocok, akanlangsungsaya lantik,” kata ekonom dari Universitas GadjahMada Tony Prasetyantono menirukan ucapan Jokowi.

Selain Tony, ekonom yang turut hadir pada kesempatan tersebut antara lain ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti, ekonom Perbanas Raden Pardede, Komisaris Utama PT Telkom Hendri Saparini, dan politikus PIDP Arief Budimanta. Tony memandang wajar jika Jokowi memperlihatkan sikap seperti itu. Sebab kinerja sektor ekonomi bisa dengan mudah dilihat karena menggunakan indikator yang terukur.

Fakta yang ada, beberapa indikator seperti kurs rupiah, inflasi hingga pertumbuhan ekonomi saat ini memang di luar harapan publik. Lantas siapa menteri yang bakal di-reshuffle? Menurut Tony, Jokowi tidak secara langsung menyebut menteri siapa yang berkinerja buruk. Namun secara umum Jokowi mengakui, meski tim ekonomi saat ini diisi oleh sosok-sosok yang mumpuni, di antara mereka tidak ada sosok yang bisa mengendalikan.

Selain mampu mengontrol, lanjut Tony, Jokowi juga membutuhkan menteri ekonomi yang bisa dipercaya pasar. “Saya sempat tanyakan, apakah Bu Sri Mulyani cocok, beliau hanya tersenyum,” kata Tony. Syafii Maarif membenarkan Jokowi menyampaikan isyarat akan merombak kabinet. Dia pun melihat reshuffle kabinet merupakan keharusan. Apalagi selama delapan bulan berjalan, kinerja kabinet Jokowi dianggap tak memberikan banyak perubahan.

Salah satu sektor yang disoroti adalah ekonomi. Beberapa komoditas unggulan domestik seperti karet, kelapa sawit hingga pertambangan mengalami penurunan. “Itu yang menyebabkan ekonomi kita melemah dan memicu pengangguran luar biasa,” sebutnya. Dia berpesan kepada Jokowi agar mencari menteri yang memikirkan masa depan bangsa. Pemilihan menteri yang tepat bisa mengurangi beban Presiden. Salah satu menteri yang menurut dia sudah bekerja dengan baik adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Mensesneg Pratikno membantah pertemuan Jokowi dengan sejumlah ekonom untuk membicarakan reshuffle. Menurut dia, Presiden hanya meminta masukan ihwal pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Jangan dihubunghubungkan pertemuan itu dengan reshuffle,” ujarnya. Pengamat politik dari Polcomm Institute Heri Budianto menyatakan dalam reshuffle kabinet Presiden harus cermat dan teliti mengevaluasi para menterinya sesuai dengan capaian kinerjanya. “Kita tidak bisa dikotomikan parpol dan nonparpol yang gagal, maka konteks tersebut jangan dilihat tapi profesionalitasnya sesuai dengan kinerja atau tidak,” ucapnya.

Kabinet Memanas

Di tengah isu reshuffle yang kian menggelinding, suasana di lingkup internal kabinet terlihat memanas. Ini terkait dengan munculnya saling curiga di antara para menteri. Indikasi ini menguat karena pernyataan Mendagri Tjahjo Kumolo yang mengaku siap pasang badan bagi siapa saja yang menghina Presiden Jokowi. Sikap Tjahjo tersebut merespons dugaan adanya sejumlah menteri dan tokoh yang menyampaikan pendapat secara tidak layak.

“Sebagai Mendagri, tadi pagi saya sampaikan kepada Presiden bahwa siapa saja yang menghina Presiden, menghina lambang negara, maka Mendagri siap membela. Siapa pun itu,” ucap Tjahjo di Jakarta kemarin. Dia mengaku mendapati sejumlah menteri dan tokoh politik yang menyampaikan pendapatnya di hadapan publik tentang kritik terhadap Presiden Jokowi. Tjahjo memperingatkan supaya pendapat dan kritik tersebut disampaikan langsung kepada Presiden, bukan kepada media massa, terlebih menggunakan katakata tidak sopan.

Sebelumnya, Mendagri mengungkapkan ada beberapa menteri yang mengecilkan Presiden Jokowi. Tjahjo mengaku mengantongi nama siapa saja menteri yang bertentangan dengan Jokowi, tetapi dia enggan menyebutkan lebih lanjut nama-nama tersebut. “(Ada) orang yang suka mengecilkan Presiden-nya dari belakang layar, tidak berterima kasih sudah diberi jabatan sebagai pembantu raja (Presiden),” kata Tjahjo dalam pesannya yang diterima di Jakarta, Minggu malam.

Menteri BUMN Rini M Soemarno membantah transkripsi yang beredar di media sosial yang menyebutkan dirinya mengucapkan kata-kata yang dapat dianggap menghina Jokowi. “Sepatutnya dalam bulan suci Ramadhan ini kita semua tidak semestinya memfitnah orang,” kata Rini dalam siaran pers yang dikirimkan Kepala Bidang Komunikasi Publik Kementerian BUMN Teddy Poernama kepada sejumlah media di Jakarta kemarin. Sebelumnya beredar transkrip yang isinya mengerdilkan kapasitas Presiden Jokowi.

Berikut isi transkrip tersebut: ”Kalau memang saya harus dicopot, silakan! Yang penting presiden bisa tunjukan apa kesalahan saya dan jelaskan bahwa atas kesalahan itu, saya pantas dicopot! Belum tentu juga Presiden ngerti, apa tugas saya. Wong Presiden juga nggak ngerti apa-apa!.

Kiswondari/ mula akmal/ant
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1382 seconds (0.1#10.140)