Seniman China Ciptakan Peta Dunia dari Sarang Lebah

Jum'at, 26 Juni 2015 - 10:33 WIB
Seniman China Ciptakan Peta Dunia dari Sarang Lebah
Seniman China Ciptakan Peta Dunia dari Sarang Lebah
A A A
SENIMAN asal China Ren Ri sukses mengombinasikan kecintaannya menjadi peternak lebah dan sebagai seniman. Dia berhasil menciptakan peta dari sarang lebah secara akurat, lengkap dengan negara dan benua.

Hasil karyanya tersebut dipamerkan di beberapa galeri seni di Taipei, Shanghai, Milan, Beijing, dan Venice. Termasuk pameran yang belum lama ini digelar di galeri seni Pearl Lam Soho bertajuk ”Ren Ri: Yuan Su Projects”. Ren Ri bekerja sangat serius dalam beternak lebah. Dia lebih suka dianggap sebagai peternak lebah daripada seniman profesional. Dia mulai usahanya sebagai peternak lebah pada 2007.

Hanya dalam setahun, dia sudah menguasai cara pembiakannya. Seiring dengan semakin mahirnya dalam beternak lebah, dia mulai berpikir bagaimana caranya agar pergerakan lebah-lebah ini dapat dimanipulasi dengan mengendalikan ratu lebahnya. Dia mulai menciptakan pola lilin lebah untuk membentuk peta dunia. Untuk mewujudkan peta dunia, Ren menempatkan lembaran peta dunia ke dalam sarang lebah.

Kemudian, dia memanipulasi ratu lebah untuk bergerak ke arah dan sudut yang diinginkan. Dengan cara ini, lebah akan membangun sarang pada titik yang ditentukan. ”Kelompok lebah terus membuat cetakan yang akan memengaruhi bentuk potongan yang ada, melalui proses penambahan dan pengurangan,” ucap Ren dilansir OddityCentral.

Saat peta dunia sudah jadi, Ren menciptakan peta negaranegara lain. Dia menyebutnya seri Yuan Su I: The Origin of Geometry. ”Judul dari karya ini lebih dapat dipahami dengan memisahnya ke dalam dua bagian,” ucap Ren. ”Alam, asalusul kehidupan disebut ”Yuan”, sementara bagian yang dibuat manusia disebut ”Su” .

Proses pengerjaan bersama lebah mengajarinya beberapa hal, misalnya proses konstruksi manusia mengarah ke atas, sementara proses yang dibuat lebah kebalikannya. ”Bagi lebah, cara mereka membangun adalah menurun, mereka tidak melawan gravitasi. Saya menganggap pemahaman ini sangat menarik,” tutur Ren.

Arvin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6638 seconds (0.1#10.140)