Bercak Darah di Rumah Margriet Terungkap

Jum'at, 26 Juni 2015 - 10:13 WIB
Bercak Darah di Rumah...
Bercak Darah di Rumah Margriet Terungkap
A A A
DENPASAR - Bercak darah yang ditemukan di rumah ibu angkat Engeline, Margriet Christina Megawe, mulai terungkap. Berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium Forensik (Labfor) Polri, itu darah manusia berjenis kelamin perempuan.

Meski begitu, Kapolda Bali Irjen Pol Ronny F Sompie enggan mengungkap lebih jauh hasil tes Labfor tentang bercak darah yang dimaksud berasal dari kamar Margriet atau bukan. Dia hanya menyebutkan bercak darah itu berasal dari rumah Margriet di Jalan Sedap Malam Nomor 26, Denpasar, Bali.

”Yang jelas, berdasar keterangan ahli, bercak darah tersebut adalah darah manusia dengan kode perempuan,” kata dia di Polresta Denpasar kemarin. Kapolda juga belum mau menyebutkan apakah bercak darah itu milik Engeline, Margriet, Agustinus Tai Hamadai yang telah menjadi tersangka, atau milik dua anak Margriet Yvonne Caroline Megawe dan Christina Telly Megawe.

Namun, setidaknya hasil pemeriksaan Labfor Polri itu mementahkan pernyataan Margriet yang menyebut bahwa bercak darah yang ditemukan di kamarnya itu kemungkinan berasal dari darah kucing karena salah satu kucing milik keluarga itu luka di bagian telinga. Sebelum itu, tim Indonesia Automatic Fingerprint System (Inafis) Mabes Polri menemukan bercak darah di kamar Margriet.

Pemeriksaan pun dilakukan untuk memastikan apakah bercak darah itu milik Engeline atau bukan. Dalam perkembangannya, polisi juga menemukan bercak darah di sejumlah ruangan lain di rumah tersebut. Karena itu, polisi kemudian mengambil sampel darah Margriet, Agustinus, dan sejumlah saksi lainnya. Terakhir, tim Inafis mengambil sampel darah Yvonne tadi malam.

Pengungkapan bercak darah itumenjadipentingsetelahmuncul pengakuan Agustinus, tersangka pembunuhan Engeline. Menurut dia, Engeline dibunuh pada 16 Mei 2015 sekitar pukul 09.30 Wita di kamar Margriet. Dalam pengakuannya, Agus mendengar teriakan Engeline dari kamar Margriet. Sementara dia saat itu ada di kamarnya. Tak lama kemudian, dia pun dipanggil Margriet.

”Saat masuk ke kamar Margriet, Agus melihat Engeline sudah dalam keadaan sekarat dengan posisi telentang dengan kepala berdarah,” ujar Haposan Sihombing, pengacara Agus. Ronny mengatakan, bercak darah itu akan menjadi alat bukti untuk mendukung keterangan Agus. Pasalnya, status kepemilikan bercak darah itu akan membantu polisi menetapkan tersangka baru. ”Setiap orang yang kami curigai akan kami ambil darah dan sidik jarinya untuk dicocokkan dengan apa yang di tempat kejadian perkara (TKP),” katanya.

Agustinus Jumpa Keluarga

Sementara Agustinus, tersangka pembunuhan Engeline, telah dipertemukan dengan kakak dan ibu kandungnya, Hiwa Hamandoro dan Kadongkang Madik, pada Selasa (23/6). Dari pertemuan itu, terungkap bahwa Agustinus mengaku diancam akan dibunuh Margriet jika membocorkan rahasia (kematian Engeline) tersebut.

”Dia juga bercerita kepada saya kalau dia ditekan. Untuk tutup mulut, dia dijanjikan uang Rp200 juta,” jelas sang kakak, Hiwa, di Denpasar kemarin. Hiwa menjelaskan, Agustinus kemudian disuruh pulang ke Sumba, Nusa Tenggara Timur, dan tidak boleh kembali lagi ke Bali. ”Dia belum dibayar, tapi sudah diusir majikannya,” paparnya. Hiwa juga mengutip katakata Agustinus bahwa dia tidak membunuh Engeline.

Dia hanya disuruh menguburkan korban. ”Agus mengatakan kepada kami, pembunuh Engeline adalah Margriet, dan dia hanya disuruh menguburkan korban,” jelasnya. Kepada ibunda dan kakaknya, Agustinus juga mengaku disuruh Margriet membuat lubang di belakang kandang ayam. Lubang itu dibuat dua pekan sebelum Engeline dibunuh.”Lubang itu disebut majikannya akan digunakan untuk membuang kotoran ayam. Dia tidak tahu kalau lubang itu digunakan untuk mengubur korban,” tegasnya.

Miftahulchusna/ okezone
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1097 seconds (0.1#10.140)