JICT Pioneer Terminal Peti Kemas Indonesia
A
A
A
JAKARTA - PT Jakarta International Container Terminal (JICT) terus berbenah menjadi terminal peti kemas kelas dunia. Sejak tiga tahun lalu, JICT konsisten memberikan efisiensi dan akurasi kepada pelanggan dalam mengambil serta mengirim peti kemas di terminal pilihan melalui program JICT Auto Gate System (JAGS).
”Program ini memudahkan penanganan peti kemas masuk dan keluar dari terminal yang menjadi upaya menyeluruh dalam rangka meningkatkan kapasitas dan layanan terminal,” ujar Presiden Direktur PT JICT Riza Erivan. JAGS menggantikan loket pemeriksaaan di gerbang masuk/keluar memanfaatkan mesin check point otomatis menggunakan radio-frequency identification (RFID) dan e-ticket.
Fasilitas layanan tersebut mengganti kartu ekspor impor yang digunakan sebelumnya. ”Sistem ini secara signifikan akan mengurangi waktu transaksi di gerbang dan waktu tunggu di areal parkir. Sehingga dengan sistem ini, lebih efisien,” ucapnya. Selain itu, JICT juga telah mengoperasikan truk-truk yang hemat bahan bakar dengan teknologi Euro 3 ramah lingkungan dan menjadi standar Uni Eropa untuk hindrokarbon dan emisi karbon monoksida.
Di sisi lain, dalam rangka memberikan efisiensi pembayaran ekspor impor, JICT juga meluncurkan inovasi pelabuhan terbaru berupa layanan pembayaran ekspor impor mandiri atau Gen2 Online Billing Self Service (GBOSS). Inovasi ini diluncurkan pada 18 Mei 2015 di Jakarta. G-BOSS dilengkapi dengan teknologi pembayaran terintegrasi untuk ekspor dan impor yang siap melayani pengguna jasa JICT.
Selama ini JICT melayani 60% transaksi impor dan sisanya ekspor. Kedua transaksi tersebut dilakukan secara manual. Namun sekarang JICT memberikan layanan yang cepat dan fleksibel sesuai kebutuhan pelanggan. Sebelum diluncurkan, JICT melakukan soft launching pada April dan ketertarikan pengguna jasa sangat besar. Saat ini pengguna G-BOSS sudah mencapai 90%.
Artinya saat ini pelanggan sangat memerlukan terobosan layanan transaksi pelabuhan yang memudahkan mereka. JICT senantiasa menjadi pioneerdalam hal ini. JICT melayani 40% pergerakan peti kemas di Indonesia dan telah menjadi tumpuan ekonomi nasional. Penting bagi JICT untuk mendukung pertumbuhan ekonomi melalui pelayanan yang terbaik dan dapat diandalkan.
Inovasi lain yakni penggunaan sistem pembayaran layanan terminal peti kemas yang terintegrasi online atau lebih dikenal dengan JOBPAYS (JICT Online Billing Payment System). Sistem JOBPAYS nantinya sangat memudahkan pelanggan dan membuat pelayanan terminal jauh lebih efisien. Sistem ini mengeliminasi seluruh proses manual sehingga mempercepat pelayanan.
Selain itu para pelanggan JICT tidak perlu lagi membuang waktu karena menghadapi antrean pelabuhan untuk mengurus pembayaran di terminal. Sistem tersebut menggunakan layanan yang terintegrasi dengan beberapa pelanggan dan stakeholders, yakni perbankan, Bea Cukai, Perusahaan Pelayaran dan eksportir/importir.
”Semua ini kami lakukan dalam rangka menyongsong persaingan pelabuhan ke depan. Semua terminal berlomba untuk mengefisiensikan pelayanan. Sehingga infrastruktur juga akan terus kita tingkatkan dari sisi fisik maupun teknologi,” imbuhnya. Selama ini JICT tampil sebagai pioneer efisiensi terminal. JICT tentu siap memberikan level kinerja terbaik untuk pelanggan.
Ke depan, JICT akan mempercepat penyelesaian proyek pembangunan Joint in Gate di Pelabuhan Tanjung Priok. Pembangunan itu nantinya mendukung Jalan Tol Akses Tanjung Priok yang tengah dibangun Kementerian PUPR. JICT menyiapkan dana sebesar USD50 juta untuk membangun 20 pintu masuk peti kemas tujuan internasional dan Terminal Peti Kemas (TPK) Koja yang terhubung langsung dengan jalan tol JakartaOuter Ring Road (JORR) Tanjung Priok.
Di lokasi itu, juga akan dibangun lahan sebagai buffer (cadangan) aktivitas truk pengangkut barang dan peti kemas rute internasional. Setelah Join in Gate dioperasikan, daya tampung JICT ditargetkan dapat mencapai lebih dari 2,8 juta twentyfoot equivalent unit kontainer per tahun. Hal tersebut, dilakukan untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan efisiensi di sektor logistik sehingga mampu memberikan pengaruh terhadap daya saing.
Ichsan amin
”Program ini memudahkan penanganan peti kemas masuk dan keluar dari terminal yang menjadi upaya menyeluruh dalam rangka meningkatkan kapasitas dan layanan terminal,” ujar Presiden Direktur PT JICT Riza Erivan. JAGS menggantikan loket pemeriksaaan di gerbang masuk/keluar memanfaatkan mesin check point otomatis menggunakan radio-frequency identification (RFID) dan e-ticket.
Fasilitas layanan tersebut mengganti kartu ekspor impor yang digunakan sebelumnya. ”Sistem ini secara signifikan akan mengurangi waktu transaksi di gerbang dan waktu tunggu di areal parkir. Sehingga dengan sistem ini, lebih efisien,” ucapnya. Selain itu, JICT juga telah mengoperasikan truk-truk yang hemat bahan bakar dengan teknologi Euro 3 ramah lingkungan dan menjadi standar Uni Eropa untuk hindrokarbon dan emisi karbon monoksida.
Di sisi lain, dalam rangka memberikan efisiensi pembayaran ekspor impor, JICT juga meluncurkan inovasi pelabuhan terbaru berupa layanan pembayaran ekspor impor mandiri atau Gen2 Online Billing Self Service (GBOSS). Inovasi ini diluncurkan pada 18 Mei 2015 di Jakarta. G-BOSS dilengkapi dengan teknologi pembayaran terintegrasi untuk ekspor dan impor yang siap melayani pengguna jasa JICT.
Selama ini JICT melayani 60% transaksi impor dan sisanya ekspor. Kedua transaksi tersebut dilakukan secara manual. Namun sekarang JICT memberikan layanan yang cepat dan fleksibel sesuai kebutuhan pelanggan. Sebelum diluncurkan, JICT melakukan soft launching pada April dan ketertarikan pengguna jasa sangat besar. Saat ini pengguna G-BOSS sudah mencapai 90%.
Artinya saat ini pelanggan sangat memerlukan terobosan layanan transaksi pelabuhan yang memudahkan mereka. JICT senantiasa menjadi pioneerdalam hal ini. JICT melayani 40% pergerakan peti kemas di Indonesia dan telah menjadi tumpuan ekonomi nasional. Penting bagi JICT untuk mendukung pertumbuhan ekonomi melalui pelayanan yang terbaik dan dapat diandalkan.
Inovasi lain yakni penggunaan sistem pembayaran layanan terminal peti kemas yang terintegrasi online atau lebih dikenal dengan JOBPAYS (JICT Online Billing Payment System). Sistem JOBPAYS nantinya sangat memudahkan pelanggan dan membuat pelayanan terminal jauh lebih efisien. Sistem ini mengeliminasi seluruh proses manual sehingga mempercepat pelayanan.
Selain itu para pelanggan JICT tidak perlu lagi membuang waktu karena menghadapi antrean pelabuhan untuk mengurus pembayaran di terminal. Sistem tersebut menggunakan layanan yang terintegrasi dengan beberapa pelanggan dan stakeholders, yakni perbankan, Bea Cukai, Perusahaan Pelayaran dan eksportir/importir.
”Semua ini kami lakukan dalam rangka menyongsong persaingan pelabuhan ke depan. Semua terminal berlomba untuk mengefisiensikan pelayanan. Sehingga infrastruktur juga akan terus kita tingkatkan dari sisi fisik maupun teknologi,” imbuhnya. Selama ini JICT tampil sebagai pioneer efisiensi terminal. JICT tentu siap memberikan level kinerja terbaik untuk pelanggan.
Ke depan, JICT akan mempercepat penyelesaian proyek pembangunan Joint in Gate di Pelabuhan Tanjung Priok. Pembangunan itu nantinya mendukung Jalan Tol Akses Tanjung Priok yang tengah dibangun Kementerian PUPR. JICT menyiapkan dana sebesar USD50 juta untuk membangun 20 pintu masuk peti kemas tujuan internasional dan Terminal Peti Kemas (TPK) Koja yang terhubung langsung dengan jalan tol JakartaOuter Ring Road (JORR) Tanjung Priok.
Di lokasi itu, juga akan dibangun lahan sebagai buffer (cadangan) aktivitas truk pengangkut barang dan peti kemas rute internasional. Setelah Join in Gate dioperasikan, daya tampung JICT ditargetkan dapat mencapai lebih dari 2,8 juta twentyfoot equivalent unit kontainer per tahun. Hal tersebut, dilakukan untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan efisiensi di sektor logistik sehingga mampu memberikan pengaruh terhadap daya saing.
Ichsan amin
(bbg)