Kebutuhan Hunian Sementara Mendesak

Selasa, 23 Juni 2015 - 09:29 WIB
Kebutuhan Hunian Sementara...
Kebutuhan Hunian Sementara Mendesak
A A A
MEDAN - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) mendesak pemerintah pusat membangun hunian tetap sementara bagi warga korban erupsi Gunung Sinabung, yang wilayah rawannya semakin meluas hingga radius 7 kilometer.

”Dengan fakta tersebut, konsekuensinya adalah semua warga yang ada di radius tersebut mesti dipindahkan ke tempat aman. Artinya, perlu dibangun segera hunian tetap sementara untuk warga di sana. Warga tidak bisa dibiarkan berlama- lama di pengungsian. Kami harap itu bisa dijawab dengan cepat BNPB besok (hari ini),” kata Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut Hasban Ritonga kemarin.

Pemprov juga mendesak agar hunian relokasi di Desa Siosar yang ditargetkan 375 unit rumah segera diselesaikan. Hasban berharap Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bisa memberikan solusi atas permasalahan yang masih terjadi terkait pengungsi dan relokasi. Jelasnya, pemprov tetap berharap model penanganan bencana Sinabung harus ditingkatkan dengan pola bencana nasional.

”Kami harap pertemuan besok (hari ini) bisa menjawab semua kebutuhan masyarakat Karo yang terkena musibah,” katanya. Memang dijadwalkan hari ini Kepala BNPB Syamsul Maarif memimpin rapat koordinasi khusus (rakorsus) membahas bencana erupsi Gunung Sinabung di Gubernuran, Jalan Sudirman, Medan. Rakorsus itu menindaklanjuti kondisi gunung api yang kembali erupsi satu Minggu terakhir.

”Intinya, bagaimana supaya ada langkah percepatan menangani para pengungsi karena erupsi berlangsung terus. Pemkab Karo dan semua pemangku kepentingan akan ikut dalam rakor itu,” kata Hasban. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Saleh Idoan Siregar menambahkan, Kepala BNPB Syamsul Maarif sudah mengunjungi lokasi bencana Sinabung, kemarin sore, untuk melihat langsung situasi terakhir.

”Kunjungan lapangan mungkin untuk jadi bahan rakorsus. Apalagi Sinabung sampaitadipagi (kemarin) masih terus erupsi,” ujarnya. Sampai saat ini pemprov sudah menyalurkan bantuan ke Sinabung sesuai sektor yang diperlukan, seperti sektor kesehatan, sektor sosial, dan sektor infrastruktur. ”Jadi anggarannya tidak terfokus disatuinstansi untuk ke Sinabung. Yang jelas bantuan tetap ada,” katanya.

Sejak Gunung Sinabung di Kabupaten Karo menyandang level IV (status Awas), puluhan ribu jiwa dari empat kecamatan yang bermukim di lingkar Sinabung terpaksa diungsikan ke titik lebih aman. Hal itu guna menghindarkan ancaman korban jiwa, karena meningkatnya aktivitas vulkanologi gunung api teraktif di Sumatera itu.

Adapun para pengungsi merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di desa-desa radius 7 kilo meter (km) sektor selatan- tenggara gunung, seperti DesaGuru Kinayan diKecamatan Payung, Desa Pintu Mbesi, Desa Berastepu, dan Desa Tiga Pancur di Kecamatan Simpang Empat. Hingga saat ini pengungsi korban erupsi dan awan panas guguran Gunung Sinabung berjumlah 10.184 jiwa atau 3.030 KK yang ditempatkan di 10 titik kamp penampungan terpisah.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), Armen Putra mengatakan, terjadi sedikit inflasi (penggembungan) pada Gunung Sinabung. ”Dengan kondisi seperti sekarang dapat memicu terjadi rentetan awan panas guguran seperti yang terjadi pada Minggu (21/6),” ujarnya.

Sementara kemarin sore, terjadi empat kali kejadian awan panas guguran ke sektor selatan-tenggara dan tenggaratimur dengan jarak luncur 1-3 kilometer.

Fakhrur rozi/ riza pinem
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7285 seconds (0.1#10.140)