Puasa Asah Kepekaan Sosial

Senin, 22 Juni 2015 - 09:37 WIB
Puasa Asah Kepekaan Sosial
Puasa Asah Kepekaan Sosial
A A A
JAKARTA - Selain berdimensi ilahiyah, beribadah pada Ramadan juga efektif untuk menumbuhkan kepekaan sosial seseorang. Dengan ibadah secara berimbang ini, umat juga akan mendapatkan makna ketakwaan.

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) Nur Syam menilai, Ramadan mengajarkan seseorang untuk membangun tradisi, relasi dan kebajikan dalam kehidupan seharihari. Hal ini beralasan karena setiap ibadah yang diperintahkan Allah adalah hakikatnya untuk meningkatkan hubungan vertikal dan horizontal dengan secara seimbang.

Mantan rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini juga mengatakan, beribadah puasa harus dapat menyadarkan diri untuk peka terhadap lingkungan sekitar. Konkretnya, berpuasa dapat mengajarkan umat untuk saling membantu orang yang sedang kesulitan. ”Membuat orang lain untuk bergembira atas kehadiran kita. Bila itu terpenuhi maka pencapaian puasa kita akan sangat luar biasa,” ungkapnya di Jakarta kemarin.

Menurutnya, hubungan vertikal umat dengan Tuhannya merupakan bentuk upaya pencapaian utama seseorang dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan. Di sisi lain, sebagai umat manusia orang yang berpuasa juga diperintahkan membangun serta menjaga hubungan antarsesama dengan baik. Islam bukanlah agama yang memerintahkan untuk hanya beribadah kepada Allah tanpa memikirkan kehidupan dunia.

”Begitu pun sebaliknya tidak juga hanya mengejar kehidupan dunia saja. Tetapi setiap ibadah itu harus seimbang antara dunia dan akhirat,” terangnya. Dirjen Bimas Islam Kemenag Machasin mengatakan bahwa ibadah puasa Ramadan yang diwajibkan kepada umat manusia ini bertujuan untuk menjadikan manusia yang bertakwa seutuhnya. Yang perlu dipegangi orang dalam berpuasa adalah menghindari diri dari perbuatan yang mencela dan menjauhi orangorang yang bertikai.

”Menjaga dan mengontrol diri dari segala yangdapatmembatalkanpuasa, sesuai tuntunan Rasulullah, untuk dapat menghindari diri dari perkataan yang kotor,” ujarnya. Dari pesan yang pernah disampaikan oleh Imam Al- Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin, Machasin mengatakan bahwa ada tiga tingkatan orangorang yang berpuasa. Pertama, puasa orang umum atau biasa, yakni orang yang puasanya sekadar menjaga perut dan pelampiasan syahwatnya.

Kedua, puasa orang yang khusus atau pilihan, yaitu orang yang selain berpuasa makan, minum, dan syahwat, juga menjaga pendengaran, penglihatan, lidah, tangan dan kaki, serta seluruh anggota badan dari perbuatan dosa. Ketiga, puasaorangyangkhusus dari orang yang khusus, yaitu puasa hati dari semua pikiran, di mana perasaan yang ada dalam hati, dari kemauan-kemauan yang rendah, serta menjaga diri dari sifat keduniawian.

”Kita melakukan itu semua untuk mendapatkan rida Allah. Jika kita ingin melakukan puasa, berpuasalah seperti kategori puasa orang yang ketiga, sebagai pengabdian kita kepada Allah,” harapnya.

Alfian faisal
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6270 seconds (0.1#10.140)