DKI Dukung Perluasan Gambir

Senin, 22 Juni 2015 - 09:35 WIB
DKI Dukung Perluasan...
DKI Dukung Perluasan Gambir
A A A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta berencana membantu kelancaran perjalanan kereta rel listrik (KRL) Commuter Line. Mulai dari integrasi moda transportasi massal hingga perluasan Stasiun Gambir, Jakarta Pusat.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak menampik hingga saat ini dalam menjalankan armadanya, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) masih menghadapi segudang masalah. Mulai dari banyaknya perlintasan liar, belum stabilnya jarak antarkereta dan waktu tempuh, hingga masih banyak stasiun yang belum terintegrasi dengan moda transportasi lain salah satunya Transjakarta.

”Saya sudah bilang ke KCJ, kalau anda mau setiap 2,5 menit kereta lewat, lakukan aja . Orang macet cuekin aja . Yang penting anda penuhi saja standar itu. Bagaimanapun juga KRL merupakan esensi yang tepat dari kota,” kata Ahok seusai launching Gerbong KRL Tematik dalam memperingati HUT Jakarta Ke-488 di Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat, kemarin. Mantan Bupati Belitung Timur itu menyampaikan, demi menjadikan perjalanan kereta menjadi lancar, dia ingin di Ibu Kota tidak ada lagi perlintasan liar maupun sebidang.

Dia berkomitmen membantu KCJ menghapus perlintasan liar dengan meninggikan jalan kereta maupun membuat underpass maupun flyover. Cara semacam itu dinilai sangat efektif demi menghindari gangguan perjalanan KRL. ”Jadi begini. Kalau ada kereta menabrak orang atau mobil, yang salah bukan kereta, tapi orang itu. Perlintasan liar tidak bisa kita hindari saat ini, maka kita cenderung akan mulai naikan rel kereta ke atas,” tandasnya.

Tak hanya itu, Ahok juga ingin ke depan proyek penambahan jalan tidak lagi terfokus untuk kendaraan bermotor. Dia ingin dalam APBD akan datang, Pemprov DKI Jakarta menambah rasio jalan berbasis rel. Ahok yakin selain harganya murah, kehadiran rel pun dapat membantu DKI dalam menguraikan macet pada masa mendatang. Dia berharap ke depan KRL semakin digemari sembari menunggu pembangunan mass rapid transit (MRT) rampung. ”MRT fokus di pinggir, kayak barat-timur dan selatan-utara. Tengah-tengahnya ya KRL,” jelasnya.

Ahok menjelaskan, demi menjadikan KRL menjadi transportasi yang favorit, PT KCJ butuh integrasi dengan stasiun pusat. Di sisi lain Stasiun Gambir sebagai salah satu stasiun yang melayani jalur KA jarak jauh belum terintegrasi KRL. Sempit lahan di Stasiun Gambir menjadi kendala untuk menggabungkan moda transportasi itu. Melihat kondisi demikian, Ahok ingin Stasiun Gambir dapat menjadi stasiun pemberhentian KRL. Kurangnya lahan bisa diantisipasi dengan cukup mengambil lahan di kawasan Monas.

”Saya miris ngeliatnya , sesama kereta api saja tidak bisa terintegrasi hanya karena kurang lahan. Untuk itu, saya sudah bilang ke KAI silakan Anda pakai lahan Monas. Kita rancang supaya KRL bisa stop di Gambir. Nantikan pelebaran itu bisa dipakai PKL Monas untuk dagang,” tambahnya. Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Edi Sukmoro mengakui perlintasan liar menjadi fokus hampir di seluruh wilayah daerah operasional di Indonesia.

Sebagai solusi, PT KAI gencar melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah. Khusus di Jakarta, Edi menyambut baik tawaran Ahok. Edi ingin ke depan alur kereta api di Jakarta tidak lagi diganggu perlintasan sebidang. ”Rencananya sangat baik. Pak Gubernur ingin angkutan transportasi bersifat internal akan terintegrasi dengan angkutan yang sifatnya ke atas (elevated ) sehingga tidak lagi mengganggu perlintasan sebidang atau perlintasan liar. Artinya nanti semua jalur kereta bisa elevated,” ungkapnya.

Mengenai jalur, Edi mengatakan, ke depan tak menutup kemungkinan jalur elevated ini bisa dilakukan pada jalur lama maupun baru. Soal integrasi, Edi menegaskan sesuai dengan instruksi Presiden Jokowi, ke depan stasiun KA akan memiliki area yang khusus dibangun rusun. Cara semacam ini sangat baik bagi masyarakat pada masa akan datang. ”Mereka tidak lagi memerlukan moda tambahan atau sambungan untuk ke stasiun,” ujarnya.

Senior Manager Corporate Communication PT KAI Daop 1 Jakarta Bambang S Prayitno mengatakan, dari total 533 perlintasan yang ada, hanya 158 perlintasan yang dijaga dan 48 telah dibuatkan underpass maupun flyover. Sisanya, 35 dijaga oleh pihak luar, 106 tidak dijaga, dan 186 dinyatakan sebagai perlintasan liar. Banyaknya perlintasan liar, menurut Bambang, disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap regulasi. Dia tidak menampik perlintasan liar rawan kecelakaan.

”Dampak fatal bisa terjadi kehilangan nyawa bagi pengemudi maupun penumpang yang dibawanya. Kami juga mengalami kerugian bila terjadi,” sebutnya. Peluncuran kereta tematik bertujuan menambah wawasan pengguna KRL tentang sejarah DKI. Di dalam gerbong terdapat foto-foto transportasi dari era 1990-2015 seperti becak, bemo, metromini, helicak, bus Transjakarta, oplet, bajaj, dan sebagainya serta gedunggedung bersejarah. Sudah tiga kali PT KCJ meluncurkan kereta tematik.

Sebelumnya KCJ mendesain salah satu gerbongnya dengan tema Ramadan dan film kartun Minion. ”Saat ini sudah ada tiga dari sekitar 500 gerbong yang kami dekor untuk membuat penumpang menjadi tertarik,” tandas Manajer Komunikasi PT KCJ Eva Chairunissa.

Yan yusuf
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0865 seconds (0.1#10.140)