Meraih Pahala, Meraup Untung

Minggu, 21 Juni 2015 - 10:16 WIB
Meraih Pahala, Meraup Untung
Meraih Pahala, Meraup Untung
A A A
JAKARTA - Bulan Ramadan identik dengan album religi. Tak hanya penyanyi Islami seperti Opick, Hadad Alwi, dan Sulis yang meluncurkan album itu, mereka yang berada di aliran lain seperti pop dan rock juga turut meramaikan.

Sebut saja band Gigi, Ungu, Wali, dan Setia Band. Penyanyi solo seperti Ita Purnamasari pun turut merilis album jenis ini. Beberapa penyanyi lain memilih mengeluarkan single. Mengapa mereka begitu bersemangat menggarap album religi untuk menyambut Ramadan, tentu karena banyak faktor.

Di antaranya yang tidak bisa dimungkiri adalah keinginan mendapat pahala sekaligus keuntungan. Grup band Gigi termasuk musisi yang concern dan konsisten mensyiarkan lagu-lagu religi dengan gaya mereka yang santai tanpa menghakimi seorang. Gigi terbilang band yang jeli melihat peluang besar pada saat Ramadan untuk merilis album religi. Pada Ramadan ini, band yang sudah malang melintang di industri musik selama 21 tahun ini mengeluarkan album Mohon Ampun.

Lagu-lagu religi Gigi memang mendapat sambutan positif dari masyarakat karena easy listening dan memberikan pesan yang mengena bagi pendengarnya untuk hidup lebih baik. Album Raih Kemenangan misalnya, penjualannya cukup sukses. Meski Armand Maulana (vokal), Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramadhan (bass), dan Gusti Hendy (drum) tidak menyebut angka penjualannya, jadwal manggung mereka ke berbagai daerah sangat padat.

”Kami mendengar banyak banget lagu religi di Indonesia. Terutama sih lagu milik Bimbo. Kayaknya kalau belum dengar lagu-lagu Bimbo, rasanya belum (masuk bulan) puasa. Nah, kita merasa sudah menjadi kewajiban untuk terus memberikan karya-karya baru kepada masyarakat untuk membantu pendengar maupun fans untuk merefleksikan kehidupan mereka di bulan Ramadan agar lebih baik lagi,” ucap Armand Maulana seusai peluncuran album Mohon Ampun di restoran cepat saji di kawasan Kemang, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Band yang terbentuk pada 22 Maret 1994 ini bisa dibilang merupakan pelopor revolusi musik religi di era modern. Pada bulan Ramadan 2004, Gigi untuk pertama kalinya menelurkan album religi perdana bertajuk Raihlah Kemenangan. Dalam album tersebut, Gigi mengaransemen ulang beberapa lagu religi Bimbo di antaranya Tuhan dan Rindu Rasul. Musik religi ala Gigi ini pun mengambil banyak hati masyarakat.

Hingga kemudian gaya GIGI dalam mengemas musik religi yang disesuaikan mengikuti era musik modern ini pun ditiru sejumlah band, sebut saja Ungu, Armada, Seventeen, dan sebagainya. Sejak itu Indonesia diramaikan musik religi acapkali bulan Ramadan tiba hingga kini. Nama penyanyi Opick tentu bukan nama asing ketika bulan Ramadan tiba. Lagu-lagunya memberi warna ketika Ramadan.

Hampir setiap Bulan Suci itu, dia tidak pernah absen menelurkan karya bernapaskan religi. Beragam terobosan dilakukan Opick memasukkan lagu berirama Arab dengan racikan aransemen musik khas Turki serta rampak gendang Minangkabau yang dipadukan dengan lirik-lirik salawat. Opick pun mulai melirik penjualan album dengan suvenir. Ia mendapatkan permintaan dari beberapa perusahaan untuk menjual bersama suvenir.

”Biasanya mereka meminta album 1.000 atau 2.000 keping CD untuk acara yang dibuat perusahaan tersebut. Album saya menjadi suvenir untuk acaraacara, alhamdulillah bisa mendongkrak penjualan album sambil mencari pahala di mana orang yang mendengarkan lagu saya bisa merefleksikan dan merasakan hidup yang lebih baik lagi,” kata Opick.

Haddad Alwi Assegaff, penyanyi kelahiran Solo, 13 Maret 1966 yang dikenal dengan nama Haddad Alwi ini juga dikenal pandai meracik dan konsisten dalam menelurkan album religi yang disajikan kepada publik bahkan album fisiknya terjual hingga 2 juta kopi dalam waktu sebulan pada era tahun 2000-an awal.

”Dulu ketika saya mengajak Sulis di album Cinta Rasul, saya menyajikan racikan musik yang sezaman saat album itu dirilis ke pasar. Rumusan simpelnya dalam menggarap musik seperti saat melahirkan album Cinta Rasul 1 yang laku hingga 2 juta copy pada 2000 ini tetap dipakai saat dirinya merilis album Kidung Cinta untuk Ayah Bunda,” kata pria berdarah Arab ini.

Secara prinsip Hadad Alwi juga tidak terlalu mempersoalkan apakah sebuah album religi harus senantiasa bergandengan dengan momen Ramadan. Namun, pertarungan di pasar juga tidak mudah. Hampir semua musisi, baik band maupun penyanyi solo, juga berlomba-lombauntukmerilis single danalbum religi mereka pada Ramadan. Pasangan suami-istri Dwiki Dharmawan dan Ita Purnamasari pun ikut memanfaatkan momen Ramadan tahun ini dengan mengeluarkan album religi.

Menurut Ita, momen Ramadan merupakan saat yang tepat untuk menuangkan perjalanan spiritualnya lewat lantunan suara indahnya dan tembangtembang religi. Tahun ini Ita memberi judul albumnya Spiritual Journey. Di dalamnya menyajikan cover lagu-lagu religi lawas yang cukup dekat di telinga masyarakat. Penyanyi yang memiliki tahi lalat di pipi kirinya ini sudah tiga kali membuat album religi dan memasukkan satu lagu yang dipopulerkan grup nasyid Snada berjudul Taubat.

Tetapi, lagu dengan konsep akapela ini diaransemen ulang Dwiki Dharmawan dengan aransemen full musik. ”Saat pertama kali recording lagu Taubat, hati saya begitu tersentuh. Saya enggak tahu, tiba-tiba mata berkaca- kaca. Pas denger lagu itu langsung ingin bertaubat. Liriknya memang sangat menyentuh hati,” ucap Ita. Rummy Aziez A & R Sangkar Mas label sekaligus distributor album yang dijual di gerai KFC Indonesia mengakui sudah menjadi tradisi bagi artis-artis terkenal merilis album religi.

”Kalau menjelang bulan puasa, sebulan setengah itu magnet lagu bertema religi jadi prioritas. Selama itu pula album religi dijual,” kata dia. Menurut Rummy, potensi lagu bertema religi masih cukup besar. Para label rekaman juga mengambil momen itu untuk mengeluarkan album-album religi yang baru.”Penjualan album minimal 200.000 kopi saja sudah cukup bagus. Apalagi, saat ini toko kaset atau CD sudah semakin berkurang.

Mereka bahkan mulai menjual album di rumah makan cepat saji dan minimarket, katanya. Pemerhati musik, Bens Leo, mengakui album religi menjadi tren saat Ramadan tiba. Dalam pandangannya, Gigi merupakan pelopor band masuk ke pasar musik religi, diikuti Ungu. Sukses dua grup musik ini menjadi inspirasi bagi musisi dan penyanyi muda lain.

Terlebih, potensi sukses album religi ini, kata Bens, memang besar karena ratusan juta mayoritas penduduk merupakan muslim. Selain karena besarnya market, Bens mengaku ada niat lain dari para musisi ketika memilih menelurkan album religi. ”Banyak di antara mereka yang menyiapkan album religinya dengan benar-benar dan sepenuh hati. Contohnya saja grup Gigi, Ungu, dan Wali. Semua lagu di album religi kedua mereka ini ditulis sendiri oleh personelnya. Isinya merupakan hasil pergumulan religi pribadi mereka sendiri,” ujar Bens Leo.

Thomasmanggalla
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5276 seconds (0.1#10.140)