Imparsial Sarankan Kepala BIN Diambil dari Internal

Minggu, 21 Juni 2015 - 02:03 WIB
Imparsial Sarankan Kepala BIN Diambil dari Internal
Imparsial Sarankan Kepala BIN Diambil dari Internal
A A A
JAKARTA - Elemen masyarakat yang tergabung dalam Koalisi Peduli Indonesia menolak Sutiyoso sebagai calon Kepala Badan Intelijen Negara (KaBIN). Elemen masyarakat ini terdiri dari alumni Universitas Indonesia (UI) dan universitas lain yang mendatangi kantor Wakil Ketua DPR Fadli Zon.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta agar segera mengajukan nama baru calon kepala BIN.

Ketua Koalisi Peduli Indonesia Ahmad Hadi mengatakan, presiden diminta lebih cermat dalam memilih dan mengajukan nama calon KaBIN. Seorang KaBIN haruslah orang yang tidak berlatar belakang partai politik. Sehingga bisa menjaga kompetensi dan kapabilitas dunia intelijen.

"Nama calon yang lebih baik, bukan menjadi bagian dari parpol. Rekam jejaknya harus bisa dilihat," kata Ahmad di Depok, Sabtu 20 Juni 2015.

Menanggapi hal itu, Fadli Zon mengaku memahami apa tuntutan Koalisi Peduli Indonesia. Namun begitu, dia mengaku tidak bisa berbuat banyak.

Menurutnya keputusan calon kepala BIN merupakan hak penuh Presiden Jokowi. "Kami bisa memahami dan akan diterima dan diteruskan. Pada dasarnya kami menampung aspirasi dari masyarakat. Tapi, ini kembali lagi ke presiden," katanya.

Sementara itu Direktur Program The Indonesian Human Rights Monitor (Imparsial) Al Araf menilai, BIN memiliki fungsi yang sangat strategis dalam konteks keamanan nasional. Karena BIN menjadi garda terdepan dalam upaya mendeteksi dini berbagai potensi ancaman yang akan terjadi.

Dia menyarankan agar Kepala BIN diambil dari orang dari internal lembaga tersebut. "Selama ini, para agen telah berjuang puluhan tahun demi kepentingan keamanan nasional sehingga perlu diberikan promosi dan penghargaan terhadap pengabdian mereka," tuturnya.

Menurutnya, Kepala BIN harus memiliki komitmen dan bebas dari persoalan HAM. Sedangkan mantan Gubernur DKI Jakarta itu diduga terlibat dalam pembakaran kantor PDIP pada 27 Juli 1996. Saat itu Sutiyoso merupakan Pandam Jaya.

"Ini akan menimbulkan bias pengangkatan beliau, prinsip utama dan penting dari intelijen adalah netral secara politik. BIN hanya mengabdi dan hanya untuk kepentingan negara bukan untuk kepentingan penguasa dan ini yang harus dibangun dalam kehidupan demokrasi," pungkasnya.

PILIHAN:

Calon KaBIN Bang Yos Mundur dari Ketua Umum PKPI


Pencalonan Bang Yos Dikritik, BIN Dinilai Harus Steril Kepentingan

Dipimpin Sutiyoso, BIN Bakal Terlibat Politik
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6732 seconds (0.1#10.140)