Mahasiswa Dituntut Jeli Memilih Tayangan Televisi
A
A
A
JAKARTA - MNC Media melalui iNews TV menggelar media literasi di Kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jakarta Timur, kemarin.
Kegiatan ini salah satunya bertujuan untuk memperkenalkan lebih dekat program-program tayangan televisi yang positif. Legal, Corsec, and Network Director iNews TV Wijaya Kusuma Subroto mengatakan, media selalu bergerak ke dua arah yakni membangun atau merusak, baik atau buruk, serta positif maupun negatif. Karena itu, agar tayangan-tayangan itu tetap di jalur yang benar, media televisi diawasi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Wijaya juga menyebut bahwa pengawasan orang tua terhadap anak harus terus ditingkatkan agar anak tidak terpengaruh dan meniru perilaku buruk dalam tayangan televisi. ”Sebab, dampaknya bisa baik, bisa juga buruk, tergantung kita menyikapinya. Makanya, ada Komisi Penyiaran Indonesia yang mengawasi dan memberikan pengarahan,” kata Wijaya di Kampus UNJ Jakarta kemarin. Menurut Wijaya, ada beberapa hal yang harus diwaspadai dari program televisi yakni pemberitaan yang mengandung sara, saru/seks, sadis, sihir/ supranatural, dan sedih/susah.
Lima unsur itu memang menjual, namun sebenarnya racun bagi para penonton. Redaktur KORAN SINDO Pangeran Ahmad Nurdin menambahkan, dengan banyaknya program acara televisi, penonton harus dapat memilahmilah program tayangan yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan.
”Saat ini dibutuhkan kejelian mengenal kerja media massa cetak maupun digital. Apalagi, sekarang banyak pilihan. Karena itu, penonton harus lebih selektif. Saat ini ada iNews TV yang bisa menjadi pilihan terbaik untuk dinikmati penonton,” katanya.
Sementara Rektor UNJ Djaali mengatakan, kegiatan literasi media ini bisa menambah keilmuan para mahasiswa. Apalagi, materi seperti itu tidak bisa didapatkan mahasiswa di perkuliahan.
Alfian faisal
Kegiatan ini salah satunya bertujuan untuk memperkenalkan lebih dekat program-program tayangan televisi yang positif. Legal, Corsec, and Network Director iNews TV Wijaya Kusuma Subroto mengatakan, media selalu bergerak ke dua arah yakni membangun atau merusak, baik atau buruk, serta positif maupun negatif. Karena itu, agar tayangan-tayangan itu tetap di jalur yang benar, media televisi diawasi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Wijaya juga menyebut bahwa pengawasan orang tua terhadap anak harus terus ditingkatkan agar anak tidak terpengaruh dan meniru perilaku buruk dalam tayangan televisi. ”Sebab, dampaknya bisa baik, bisa juga buruk, tergantung kita menyikapinya. Makanya, ada Komisi Penyiaran Indonesia yang mengawasi dan memberikan pengarahan,” kata Wijaya di Kampus UNJ Jakarta kemarin. Menurut Wijaya, ada beberapa hal yang harus diwaspadai dari program televisi yakni pemberitaan yang mengandung sara, saru/seks, sadis, sihir/ supranatural, dan sedih/susah.
Lima unsur itu memang menjual, namun sebenarnya racun bagi para penonton. Redaktur KORAN SINDO Pangeran Ahmad Nurdin menambahkan, dengan banyaknya program acara televisi, penonton harus dapat memilahmilah program tayangan yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan.
”Saat ini dibutuhkan kejelian mengenal kerja media massa cetak maupun digital. Apalagi, sekarang banyak pilihan. Karena itu, penonton harus lebih selektif. Saat ini ada iNews TV yang bisa menjadi pilihan terbaik untuk dinikmati penonton,” katanya.
Sementara Rektor UNJ Djaali mengatakan, kegiatan literasi media ini bisa menambah keilmuan para mahasiswa. Apalagi, materi seperti itu tidak bisa didapatkan mahasiswa di perkuliahan.
Alfian faisal
(ars)