Ramadan, Kemacetan Lebih Parah

Senin, 15 Juni 2015 - 08:14 WIB
Ramadan, Kemacetan Lebih...
Ramadan, Kemacetan Lebih Parah
A A A
JAKARTA - Pola kemacetan saat Ramadan berubah dari hari biasa mulai dari waktu hingga lokasinya. Polda Metro Jaya mencatat ada empat pergeseran selama Ramadan. Kemacetan diperkirakan juga lebih parah.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol M Iqbal mengatakan, dari catatan dan pengamatan yang dilakukan, pihaknya menemukan ada pergeseran waktu kemacetan serta lokasi yang terjadi selama Ramadan.

Misalnya terkait waktu. Hal tersebut dipicu ada pergeseran waktu masuk dan pulang kerja yang lebih cepat satu jam dari hari biasa. Saat Ramadan kemacetan diprediksi terjadi pada jam menjelang buka puasa sekitar pukul 15.30- 19.00 WIB. ”Kami harap pukul 19.30 WIB jalanan sudah mulai lancar,” katanya kemarin. Dia melanjutkan, pada pekan pertama puasa kemacetan diperkirakan akan parah jelang buka puasa.

Saat itu biasanya terjadi karena sebagian besar orang ingin berbuka dengan keluarga di rumah. Pekan kedua jalanan akan dipadati masyarakat menuju restoran atau tempat makan untuk buka puasa bersama. Pekan ketiga kemacetan terjadi di pusat-pusat perbelanjaan karena mendekati Lebaran. ”Sedangkan minggu terakhir kepadatan berada di terminal dan stasiun,” terangnya. Dia melihat pola ini sama setiap tahun.

Dengan demikian, pihaknya sudah melakukan sejumlah antisipasi untuk meredam kemacetan misalnya menambah personel di lapangan dan menempatkannya di titiktitik kemacetan. ”Kami juga mengimbau pusat perbelanjaan untuk tidak membiarkan parkir liar beroperasi. Imbauan khusus diberikan kepada pengendara untuk bisa lebih tertib dan teratur dalam berkendara,” ungkapnya. Pekan pertama titik kemacetan masih berada di wilayah yang sama dengan hari biasanya yakni lokasi perkantoran.

Namun, pergeseran terjadi pada pekan kedua. Kemacetan akan terjadi di sentra ekonomi dan lokasi restoran. ”Kami perkirakan sekitar Kemang, Blok M, dan lokasi kuliner lainnya akan macet,” sebutnya. Simpul kemacetan diperkirakan juga terjadi di dekat beberapa masjid yang menjadi pusat aktivitas masyarakat pada bulan puasa. Warga akan menjalankan salat tarawih.

”Seperti Masjid Istiqlal, Masjid Cut Mutia, Masjid Sunda Kelapa, dan beberapa masjid lainnya ini akan disiapkan personel untuk mengatur lalu lintas,” tegasnya. Iqbal mengakui, selama Ramadan kemacetan akan semakin parah mengingat banyaknya masyarakat yang memilih menggunakan kendaraan pribadi dengan alasan pulang larut malam.

Dia memprediksi, kepadatan jalan Jakarta akan bertambah sekitar 25% dari hari biasanya. Dia mengimbau masyarakat untuk bisa menyiasati waktu kepulangan sehingga tidak terjebak dalam kemacetan yang cukup parah. Lokasi yang akan menjadi macet berkepanjangan adalah jalan penghubung. ”Seperti akses menuju Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi akan bertambah padat pada malam hari,” jelasnya.

Terkait kemacetan, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Risyapudin menyoroti rendahnya kedisiplinan para pengendara. Mereka cenderung tidak sabar, tergesagesa, dan tidak patuh terhadap peraturan. Kemacetan semakin parah di Ibu Kota yang memicu masyarakat tidak disiplin dalam berkendara tidak boleh dijadikan alasan membolehkan tindakan tersebut.

”Apa yang dialami masyarakat sebenarnya sama saja dengan yang dirasakan anggota polisi lalu lintas di lapangan. Anggota juga jenuh kepadatan lalu lintas tak pernah bisa diatasi dan terjadi terus-menerus,” tegasnya. Kesulitan lainnya memecah kemacetan adalah tidak sebandingnya panjang jalan dengan jumlah kendaraan. Belum lagi kini banyak pembangunan sehingga mengganggu lalu lintas dan membuat macet kian parah.

Risyapudin pun mengaku bingung bagaimana cara memulai menyelesaikan kemacetan Jakarta. ”Banyaknya pembangunan juga membuat beberapa lokasi menjadi simpul kemacetan. Kita hanya bisa menempatkan petugas untuk mengatur di lokasi,” tukasnya. Ketua Forum Warga Jakarta (Fakta) Azas Tigor Nainggolan menuturkan, selama Ramadan aktivitas masyarakat bertambah malam.

Di sisi lain tidak banyak angkutan umum yang beroperasi hingga tengah malam. Dia mencatat paling cepat masyarakat menyudahi malam Ramadan sekitar pukul 21.00 WIB. Namun, tidak sedikit yang hingga larut malam sekitar pukul 00.00 WIB. Pemprov DKI Jakarta harus memikirkan hal tersebut. ”Kalau bisa ada penambahan armada dan jam operasional pada Ramadan,” tegasnya.

Menurutnya, pengentasan masalah kemacetan yang paling utama adalah peningkatan kualitas angkutan massal. Dengan demikian, masyarakat memiliki pilihan untuk menggunakan angkutan umum. ”Kalau pemerintah berani mengambil kebijakan yang tidak populer itu, kami pastikan kemacetan akan berkurang,” tegasnya.

Helmi syarif
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0713 seconds (0.1#10.140)