PHK Massal Jadi Ancaman Nyata

Senin, 15 Juni 2015 - 07:57 WIB
PHK Massal Jadi Ancaman Nyata
PHK Massal Jadi Ancaman Nyata
A A A
JAKARTA - Pemerintah harus segera melakukan langkahlangkah konkret untuk menyelamatkan perekonomian nasional. Bila tidak, ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) massal tak terhindarkan.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia(Apindo) Hariyadi B Sukamdani mengatakan, dunia usaha sangat khawatir atas perkembangan perekonomian nasional saat ini. Jika tak diantisipasi, PHK besar-besaran bisa terjadi secara nasional.

”Saya mengkhawatirkan secara pribadi rupiah yang terus-menerus melemah terhadap dolar. Apalagi daya beli atau konsumsi masyarakat kita juga sedang turun. Ini sangat berdampak buruk di dalam negeri,” ujar Hariyadi kepada KORAN SINDO di Jakarta kemarin. Lesunya perekonomian belakangan ini telah berdampak terhadap kinerja dunia usaha. Sejumlah sektor usaha seperti tekstil, alas kaki, perhotelan, semen, pertambangan, serta jasa minyak bumi dan gas dikabarkan telah melakukan PHK atau merumahkan pekerjanya.

Hariyadi menjelaskan, kondisi yang terjadi saat ini sebenarnya sudah lama diprediksi. Pembangunan infrastruktur seharusnya sudah dilakukan sejak satu dekade lalu. ”Bukan malah baru mengerjakan sekarang. Apalagi saat ini penyerapan belanja pemerintah masih sangat rendah. Karena itu pemerintah harus secepat mungkin melakukan pencairan dengan mengatasi hambatan-hambatan di birokrasi,” ujarnya.

Dia berharap dengan penyerapan anggaran yang berjalan lebih baik serta belanja konsumsi yang meningkat menjelang bulan puasa, ekonomi didalamnegeri sedikitterselamatkan. Meskidemikian, fenomena peningkatan belanja konsumsi oleh masyarakat tersebut, menurutnya, hanya bersifat sementara. ”Pergerakan rupiah yang harus diwaspadai, jangan semakin melemah,” ujarnya.

Vice President Director PT Toyota Astra Motor (TAM) Suparno Djasmin menyebutkan, pelaku industri automotif menghadapi situasi perekonomian yang kurang mendukung yang terasa sejak akhir tahun 2014. Setiap agen pemegang merek (APM) telah berupaya keras agar dampaknya tidak terlalu dalam terhadap prospek industri. Berbagai insentif melalui sejumlah strategi dilakukan agar produk tetap bisa terserap oleh pasar. ”TAM sendiri lebih memilih strategi peningkatan efisiensi dengan tetap meningkatkan pelayanan dan product value.”

”Di mana meskipun pasar turun, TAM tetap meluncurkan produk-produk baru untuk memberikan nilai tambah lebih kepada pelanggan,” ujarnya. Di tengah penurunan penjualan yang dialami oleh hampir semua brand, Toyota tetap mampu menorehkan kinerja yang cukup menggembirakan dengan membukukan total penjualan wholesales sebesar 30.053 unit dengan pangsa pasar 36,8% pada April 2015.

”Selain melakukan penyegaran dan penambahan product line-up, kami juga terus melakukan continous improvement terhadap layanan purnajual yang senantiasa menjadi salah satu fokus utama kami,” sebutnya. Marketing Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra mengaku melewati lima bulan di tahun 2015 dengan cukup baik meskipun pangsa pasar automotif domestik di tahun 2015 sedang bergejolak. Daihatsu berhasil meraih wholesales 74.658 unit dan retail sales 70.169 unit.

Pencapaian penjualan ini termasuk cukup baik mengingat kondisi pasar secara nasional sedang turun, tetapi Daihatsu berhasil menaikkan retail sales sebanyak 2,3% dibandingkan bulan lalu. ”Kami optimistis di tengah tahun ini kondisi perekonomian membaik dan penjualan Daihatsu akan tumbuh sesuai keinginan pasar seiring dengan peningkatan pelayanan kualitas penjualan dan purna jual,” ujar Amelia. Ekonom Indef Enny Sri Hartati mengatakan, untuk mengatasi perlambatan ekonomi, pemerintah harus melakukan tindakan cepat dan tepat.

Harusada tindakan jangka pendek untuk memperbaiki perekonomian. Enny mengambil contoh ekonomi India yang menurutnya mirip dengan keadaan Indonesia. Di tengah tekanan inflasi, India mampu membuat kebijakan jangka pendek untuk melakukan stabilisasi harga. ”India itu mirip dengan kita, ekspornya juga sama-sama 27%, tetapi mereka berhasil mengondisikan harga konsumsinya terlebih dahulu sehingga menjadi lebih cepat stabil ekonominya,” ujar Enny.

Dia menyebut kunci pertumbuhan ekonomi adalah harga pangan dan energi. Jika dua komponen tersebut stabil, daya beli konsumen akan tumbuh dengan baik pula. ”Sekarang pemerintah kita gencar dengan operasi pasar untuk stabilkan hal-hal itu, tetapi strateginya kurang tepat,” katanya. Menurutnya, harga yang harus dikoreksi bukanlah pasar induk seperti yang saat ini menjadi fokus pemerintah. Namun lebih ke arah distributor serta penjual ritel. Selain persoalan konsumsi, komponen lain pertumbuhan ekonomi adalah sektor investasi.

Kemudahan perizinan dan percepatan penyerapan anggaran menjadi pertimbangan calon investor untuk melakukan penanaman modal. ”Investor bisa percaya dengan pemerintah kalau mereka sudah lihat sejumlah proyek yang dianggarkan dalam APBN itu berjalan aktif,” ucapnya. Insentif kepada para pelaku investasi juga menjadi sinyal yang baik untuk meningkatkan kredibilitas pemerintah. Begitu pula upaya menyusun kebijakan yang harus dilakukan secara komprehensif agar sesama kementerian terkait tidak tumpang tindih.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan upaya yang perlu dilakukan demi mengatasi penurunan atau kelesuan tingkat perekonomian yang sedang terjadi adalah dengan menggerakkan perekonomian nasional yang memiliki potensi kekuatan melebihi berbagai negara lainnya. Saat ini, menurutnya, tidak mudah untuk mendorong ekspor karena penurunan ekspor juga dialami negara-negara lain.

Wapres mengingatkan, perekonomian nasional adalah hal yang penting karena Indonesia memiliki sekitar 250 juta orang yang merupakan sumber daya yang esensial yang bisa menggerakkan perekonomian nasional. Wapres membandingkan keunggulan Indonesia tersebut dengan sejumlah negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia yang potensi ekonomi dalam negerinya lebih kecil daripada Indonesia.

”Itu modal utama kita,” katanya. Untuk itu, menurut dia, yang pertama dibutuhkan adalah tata kelola anggaran yang baik guna membangun infrastruktur. Pembangunan infrastruktur akan menarik investasi dan membuka lapangan kerja sehingga perekonomian nasional bisa benar-benar diberdayakan secara optimal.

Ichsan amin/ rabia edra almira/ anton c/ant
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5982 seconds (0.1#10.140)