Dana Aspirasi Rp20 M, DPR Dinilai Pakai Politik Gentong Babi
A
A
A
JAKARTA - Rencana DPR buat menggolkan dana aspirasi sebesar Rp20 miliar per anggota dewan terus menuai kecaman dari kalangan masyarakat. Pasalnya, permintaan dana tersebut dinilai tidak masuk akal.
"Dengan permintaan anggaran Rp20 miliar pertahun menurut saya itu permintaan yang lebay," kata Pengamat Politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Idil Akbar ketika dihubungi Sindonews, Minggu (14/6/2015).
Idil mengatakan, dana aspirasi memang dibutuhkan masyarakat daerah, namun tidak dilakukan oleh DPR. Menurutnya, kapasitas mengeksekusi dana untuk daerah cukup dilakukan pemerintah.
"Mereka berwenang menyerap dan menyuarakan aspirasi, bukan mengeksekusi kebijakan," jelasnya.
Dia tak menjamin dana aspirasi bisa disalurkan sebagaimana mestinya jika dilakukan oleh anggota dewan. Bahkan, dia khawatir uang puluhan miliar tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada publik.
"Karena itu saya menduga ini hanyalah satu trik politik gentong babi. Dimana DPR ingin ibarat Sinterklas yang membawa uang banyak dan bisa menyelesaikan segenap masalah dengan sekejap. Dengan begitu mereka bisa membangun citra diri sebagai 'penolong' di dapilnya masing-masing," pungkasnya.
"Dengan permintaan anggaran Rp20 miliar pertahun menurut saya itu permintaan yang lebay," kata Pengamat Politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Idil Akbar ketika dihubungi Sindonews, Minggu (14/6/2015).
Idil mengatakan, dana aspirasi memang dibutuhkan masyarakat daerah, namun tidak dilakukan oleh DPR. Menurutnya, kapasitas mengeksekusi dana untuk daerah cukup dilakukan pemerintah.
"Mereka berwenang menyerap dan menyuarakan aspirasi, bukan mengeksekusi kebijakan," jelasnya.
Dia tak menjamin dana aspirasi bisa disalurkan sebagaimana mestinya jika dilakukan oleh anggota dewan. Bahkan, dia khawatir uang puluhan miliar tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada publik.
"Karena itu saya menduga ini hanyalah satu trik politik gentong babi. Dimana DPR ingin ibarat Sinterklas yang membawa uang banyak dan bisa menyelesaikan segenap masalah dengan sekejap. Dengan begitu mereka bisa membangun citra diri sebagai 'penolong' di dapilnya masing-masing," pungkasnya.
(kri)