Jalan Tikus Solusi Menembus Macet
A
A
A
JAKARTA - Macet identik dengan Jakarta. Dari tahun ke tahun, waktu kemacetan semakin lama dan semakin menyebar.
Hampir tidak ada jalan lengang setiap hari. Semua dipenuhi kendaraan bermotor. Persoalan kemacetan yang seakan tidak ada solusi tersebut ini pun tidak luput dibicarakan di New Cities Summit 2012 yang digelar di Raffles Hotel, Jakarta Pusat. Melalui Jakarta Urban Challenge, persoalan di Ibu Kota coba dicarikan solusinya.
Dalam perlombaan itu, aplikasi telepon genggam bernama Squee berhak mendapatkan hadiah sebesar USD10.000. Mereka dianggap mampu membuat aplikasi yang menjadi solusi Jakarta saat ini karena mampu menggabungkan pejalan kaki dan pengendara sepeda motor untuk bepergian bersama dalam waktu singkat. Terpenting mampu menjangkau seluruh pelosok Jakarta.
”Kami mampu menghadirkan aplikasi bagi pengguna sepeda motor untuk melewati jalan tikus, yang mana pada awalnya terlihat tidak berkaitan. Jalan tikus mampu membuat perjalanan sepeda motor menjadi singkat sehingga meningkatkan aksesibilitas, kebebasan bergerak, dan menciptakan nilai sosial yang ada,” kata Arlene Nathania, pendiri aplikasi Squee, kemarin.
Juara dua juga diraih Jalan Aman (Safe Passage) yang berhak mendapatkan hadiah USD6.000 karena dianggap mampu memberikan jawaban kenyamanan transportasi bagi wanita. Di aplikasi ini, seseorang dapat melaporkan penyerangan dan mengakses mengenai transportasi yang aman.
Di tempat ketiga, pemenang diraih Cyclist Urban System dan berhak mendapatkan uang USD4.000. Mereka mampu menciptakan pusat pengendara sepeda untuk memarkirkan sepeda mereka, berganti pakaian, bahkan memperbaiki sepedanya. Aplikasi ini dianggap dapat membantu menyediakan informasi dan rute yang sangat jarang dilakukan pada kota seperti Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan acara ini telah memberikan banyak masukan dalam lingkungan birokrat, termasuk inovasi yang dihadirkan para pembicara. Ahok bahkan berencana melakukan diskusi dengan tiga pemenang Jakarta Urban Challenge. Dia mengaku saat ini fokus mengurai kemacetan lalu lintas. ”Saya harap pada 2020 macet Jakarta telah berkurang,” ucapnya.
Untuk mencapai itu, dia telah melakukan beberapa program mulai dari pembangunan mass rapid transit (MRT), penambahan koridor busway, hingga mengintegrasi semua transportasi massal di Ibu Kota. ”Saya harap ini mampu membantu Jakarta terhadap macet,” tutupnya.
Chairman New Cities Foundation John Rossant berharap acara ini dapat memberikan perubahan bagi Jakarta untuk waktu mendatang. Dia mengajak pemerintah setempat mengevaluasi isi diskusi yang dihadirkan selama tiga hari ini. Menurutnya, permasalahan di Jakarta tak jauh beda dengan di kota-kota besar dunia.
”Hal serupa juga kami lakukan waktu mengadakan acara ini seperti di Paris (2012), Sao Paolo (2013), dan Dallas (2014). Tiga kota ini telah berubah setelah diadakannya acara ini,” ujarnya.
Yan yusuf
Hampir tidak ada jalan lengang setiap hari. Semua dipenuhi kendaraan bermotor. Persoalan kemacetan yang seakan tidak ada solusi tersebut ini pun tidak luput dibicarakan di New Cities Summit 2012 yang digelar di Raffles Hotel, Jakarta Pusat. Melalui Jakarta Urban Challenge, persoalan di Ibu Kota coba dicarikan solusinya.
Dalam perlombaan itu, aplikasi telepon genggam bernama Squee berhak mendapatkan hadiah sebesar USD10.000. Mereka dianggap mampu membuat aplikasi yang menjadi solusi Jakarta saat ini karena mampu menggabungkan pejalan kaki dan pengendara sepeda motor untuk bepergian bersama dalam waktu singkat. Terpenting mampu menjangkau seluruh pelosok Jakarta.
”Kami mampu menghadirkan aplikasi bagi pengguna sepeda motor untuk melewati jalan tikus, yang mana pada awalnya terlihat tidak berkaitan. Jalan tikus mampu membuat perjalanan sepeda motor menjadi singkat sehingga meningkatkan aksesibilitas, kebebasan bergerak, dan menciptakan nilai sosial yang ada,” kata Arlene Nathania, pendiri aplikasi Squee, kemarin.
Juara dua juga diraih Jalan Aman (Safe Passage) yang berhak mendapatkan hadiah USD6.000 karena dianggap mampu memberikan jawaban kenyamanan transportasi bagi wanita. Di aplikasi ini, seseorang dapat melaporkan penyerangan dan mengakses mengenai transportasi yang aman.
Di tempat ketiga, pemenang diraih Cyclist Urban System dan berhak mendapatkan uang USD4.000. Mereka mampu menciptakan pusat pengendara sepeda untuk memarkirkan sepeda mereka, berganti pakaian, bahkan memperbaiki sepedanya. Aplikasi ini dianggap dapat membantu menyediakan informasi dan rute yang sangat jarang dilakukan pada kota seperti Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan acara ini telah memberikan banyak masukan dalam lingkungan birokrat, termasuk inovasi yang dihadirkan para pembicara. Ahok bahkan berencana melakukan diskusi dengan tiga pemenang Jakarta Urban Challenge. Dia mengaku saat ini fokus mengurai kemacetan lalu lintas. ”Saya harap pada 2020 macet Jakarta telah berkurang,” ucapnya.
Untuk mencapai itu, dia telah melakukan beberapa program mulai dari pembangunan mass rapid transit (MRT), penambahan koridor busway, hingga mengintegrasi semua transportasi massal di Ibu Kota. ”Saya harap ini mampu membantu Jakarta terhadap macet,” tutupnya.
Chairman New Cities Foundation John Rossant berharap acara ini dapat memberikan perubahan bagi Jakarta untuk waktu mendatang. Dia mengajak pemerintah setempat mengevaluasi isi diskusi yang dihadirkan selama tiga hari ini. Menurutnya, permasalahan di Jakarta tak jauh beda dengan di kota-kota besar dunia.
”Hal serupa juga kami lakukan waktu mengadakan acara ini seperti di Paris (2012), Sao Paolo (2013), dan Dallas (2014). Tiga kota ini telah berubah setelah diadakannya acara ini,” ujarnya.
Yan yusuf
(bhr)