Pembunuh Akseyna Dicurigai Orang Dekat
A
A
A
DEPOK - Pelaku pembunuhan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Akseyna Ahad Dori (Ace) dicurigai orang dekat.
Dugaan pelakunya orang di sekitar Ace karena korban memiliki ruang lingkup pergaulan yang tidak luas. Hal itu bisa dilihat dari lokasi yang biasa didatangi korban. ”Harus ada saksi mahkota pada kasus ini. Saksi perlu dipancing untuk ngomong siapa pelakunya,” ujar kriminolog UI Adrianus Meliala kemarin.
Menurut dia, dalam penyelidikan kasus kematian Akseyna, polisi cenderung menggunakan pemeriksaan secara text book, padahal penyidik bisa cepat mengungkapnya. Soal dugaan pelaku, Adrianus menganggap pelakunya bisa dibilang pintar sebab dia mampu membuat dua arah penyidikan yang keduanya kemudian dapat menjadi lemah. ”Kalau dilakukan by design, tentunya ini profesional, tapi bisa saja pelakunya ini tidak sengaja,” katanya.
Meski pengusutan kasus kematian Ace berjalan lambat, dia mempercayakan sepenuhnya penyidikan kepolisian. Opini yang berkembang dapat memunculkan banyak persepsi di masyarakat. ”Kalau ingin (ada) kebenaran sejati, sebaiknya jangan beropini dan percayakan pada polisi,” ujar Adrianus.
Menurut dia, opini tersebut bisa saja menyudutkan atau merugikan pihak tertentu. Dia memahami perasaan keluarga korban yang tentunya menginginkan kasus ini segera terungkap. ”Memang saat ini semua orang memantau dan melihat pergerakan terhadap penyelidikan kasus Akseyna,” katanya.
Rektor UI Muhammad Anis mendesak polisi cepat mengungkap kasus kematian mahasiswanya karena kasus ini menjadi perhatian banyak pihak dan bagi sivitas akademika UI juga menjadi duka mendalam. Kendati merasa kasusnya berjalan lambat, pihak UI tidak bisa melakukan intervensi kepolisian.
Sebelumnya Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti mengatakan, Ace diduga tewas dibunuh. Ada dua bukti kuat Ace tak sadarkan diri saat tenggelam di danau UI. Pertama, bagian ujung belakang sepatu Ace rusak akibat korban diseret. Kedua, ada lukaluka di bibir, telinga, dan kepala.
Dia menduga luka-luka itu akibat penganiayaan. Untuk mengungkap kasus pembunuhan ini, dibentuk Satuan Petugas (Satgas) Khusus yang terdiri atas Reskrim Polres Depok dan Reskrimum Polda Metro Jaya.
R ratna purnama
Dugaan pelakunya orang di sekitar Ace karena korban memiliki ruang lingkup pergaulan yang tidak luas. Hal itu bisa dilihat dari lokasi yang biasa didatangi korban. ”Harus ada saksi mahkota pada kasus ini. Saksi perlu dipancing untuk ngomong siapa pelakunya,” ujar kriminolog UI Adrianus Meliala kemarin.
Menurut dia, dalam penyelidikan kasus kematian Akseyna, polisi cenderung menggunakan pemeriksaan secara text book, padahal penyidik bisa cepat mengungkapnya. Soal dugaan pelaku, Adrianus menganggap pelakunya bisa dibilang pintar sebab dia mampu membuat dua arah penyidikan yang keduanya kemudian dapat menjadi lemah. ”Kalau dilakukan by design, tentunya ini profesional, tapi bisa saja pelakunya ini tidak sengaja,” katanya.
Meski pengusutan kasus kematian Ace berjalan lambat, dia mempercayakan sepenuhnya penyidikan kepolisian. Opini yang berkembang dapat memunculkan banyak persepsi di masyarakat. ”Kalau ingin (ada) kebenaran sejati, sebaiknya jangan beropini dan percayakan pada polisi,” ujar Adrianus.
Menurut dia, opini tersebut bisa saja menyudutkan atau merugikan pihak tertentu. Dia memahami perasaan keluarga korban yang tentunya menginginkan kasus ini segera terungkap. ”Memang saat ini semua orang memantau dan melihat pergerakan terhadap penyelidikan kasus Akseyna,” katanya.
Rektor UI Muhammad Anis mendesak polisi cepat mengungkap kasus kematian mahasiswanya karena kasus ini menjadi perhatian banyak pihak dan bagi sivitas akademika UI juga menjadi duka mendalam. Kendati merasa kasusnya berjalan lambat, pihak UI tidak bisa melakukan intervensi kepolisian.
Sebelumnya Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti mengatakan, Ace diduga tewas dibunuh. Ada dua bukti kuat Ace tak sadarkan diri saat tenggelam di danau UI. Pertama, bagian ujung belakang sepatu Ace rusak akibat korban diseret. Kedua, ada lukaluka di bibir, telinga, dan kepala.
Dia menduga luka-luka itu akibat penganiayaan. Untuk mengungkap kasus pembunuhan ini, dibentuk Satuan Petugas (Satgas) Khusus yang terdiri atas Reskrim Polres Depok dan Reskrimum Polda Metro Jaya.
R ratna purnama
(ftr)