Calon Panglima TNI, Gatot Dianggap Paham Proxi War
A
A
A
JAKARTA - Pengajuan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai calon Panglima TNI oleh pemerintah kepada DPR, dinilai langkah tepat. Alasannya, Gatot dianggap mampu memimpin institusi militer dengan segala tantangannya.
Mantan anggota Komisi I DPR Susaningtyas Kertapati menilai, Gatot mampu mewujudkan kebijakan pemerintah terkait Poros Maritim Dunia. Menurutnya, bicara poros maritim bukan berarti tidak bicara matra yang lainnya, diperlukan paradigma utuh dalam melihatnya.
Artinya, kata wanita yang biasa disapa Nuning ini, Panglima TNI harus memiliki visi misi membangun Trimatra terpadu baik Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU) di mana mereka harus melepaskan semangat ego sektoralnya.
"Saya pikir Pak Gatot dengan pengalamannya di lapangan dan memahami proxy war yang kini sangat mengkhawatirkan, saya rasa memang cocok dengan situasi kekinian negara kita," ujar Nuning, Rabu (10/6/2015).
Gatot Nurmantyo lahir di Tegal, Jawa Tengah pada 13 Maret 1960. Selama berkarir di dunia militer, lulusan Akademi Militer (Akmil) 1982 ini pernah menduduki sejumlah jabatan strategis TNI AD di antaranya, pernah menjabat sebagai Danrindam Jaya, Danrem 061/Suryakencana pada 2006-2007, Kasdivif 2/Kostrad periode 2007-2008 dan Dirlat Kodiklatad pada 2008-2009.
Gatot juga menjabat sebagai Gubernur Akmil periode 2009-2010, Pangdam V/Brawijaya periode 2010-2011, Komandan Kodiklat TNI AD pada periode 2011-2013, Pangkostrad 2013-2014, dan terakhir sebagai KSAD sejak 2014 hingga sekarang.
Baca: DPR Minta Jokowi Serahkan Nama Calon Panglima TNI.
Mantan anggota Komisi I DPR Susaningtyas Kertapati menilai, Gatot mampu mewujudkan kebijakan pemerintah terkait Poros Maritim Dunia. Menurutnya, bicara poros maritim bukan berarti tidak bicara matra yang lainnya, diperlukan paradigma utuh dalam melihatnya.
Artinya, kata wanita yang biasa disapa Nuning ini, Panglima TNI harus memiliki visi misi membangun Trimatra terpadu baik Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU) di mana mereka harus melepaskan semangat ego sektoralnya.
"Saya pikir Pak Gatot dengan pengalamannya di lapangan dan memahami proxy war yang kini sangat mengkhawatirkan, saya rasa memang cocok dengan situasi kekinian negara kita," ujar Nuning, Rabu (10/6/2015).
Gatot Nurmantyo lahir di Tegal, Jawa Tengah pada 13 Maret 1960. Selama berkarir di dunia militer, lulusan Akademi Militer (Akmil) 1982 ini pernah menduduki sejumlah jabatan strategis TNI AD di antaranya, pernah menjabat sebagai Danrindam Jaya, Danrem 061/Suryakencana pada 2006-2007, Kasdivif 2/Kostrad periode 2007-2008 dan Dirlat Kodiklatad pada 2008-2009.
Gatot juga menjabat sebagai Gubernur Akmil periode 2009-2010, Pangdam V/Brawijaya periode 2010-2011, Komandan Kodiklat TNI AD pada periode 2011-2013, Pangkostrad 2013-2014, dan terakhir sebagai KSAD sejak 2014 hingga sekarang.
Baca: DPR Minta Jokowi Serahkan Nama Calon Panglima TNI.
(kur)