Koopssusgab Hadirkan Efek Gentar

Rabu, 10 Juni 2015 - 08:44 WIB
Koopssusgab Hadirkan Efek Gentar
Koopssusgab Hadirkan Efek Gentar
A A A
JAKARTA - Pembentukan Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) TNI oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko, dinilai sejumlah kalangan memiliki efek gentar.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan, pembentukan Koopssusgab memiliki kekuatan yang sangat dahsyat mengingat, ketiga pasukan elit di tiap matra digabungkan menjadi satu. ”Ini memberikan efek deterrence yang luar biasa bagi musuh,” ujarnya seusai menyaksikan latihan penanggulangan teror di Hotel Borobudur dan dirjen Kekayaan Negara di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, kemarin.

Mantan KSAL ini berharap kemampuan pasukan khusus tersebut bisa dikembangkan seiring dengan peningkatan peralatan dan alat utama sistem persenjataan (alutsista). ”Kita lihat bagaimana pasukan khusus, kalau digabungkan jadi satu kesatuan operasi yang sifatnya gabungan akan dahsyat. Kita melihat kemampuan operasi pasukan khusus baik secara individu atau matra sudah tidak diragukan lagi dan sejarah masa lalu, di mana kita bisa berhasil masuk ke jantung pertahanan lawan,” katanya.

Peperangan modern saat ini, kata Tedjo, adalah peperangan gabungan dengan kemampuan individu atau matra. Menurut Tedjo, TNI bisa melakukan tugas-tugas operasi yang bersifat asimetrik yang bertujuan melumpuhkan pertahanan lawan dan masuk ke jantung pertahanan lawan. ”Mudahmudahan ini bisa dikembangkan terus dan tentunya dukungan dari Komisi I untuk ditingkatkan kemampuan peralatannya,” ujarnya.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko menjelaskan, Sat Koopssusgab ini terdiri dari 90 personel dari tiga matra yang digabungkan. Mereka merupakan stanby force dengan status operasi. Artinya, pemberlakuan terhadap mereka sesuai dengan standar indeks operasi. ”Mereka ada uang makan, uang saku, uang obat, dan sebagainya. Mereka betul-betul posisinya status operasi, setiap saat dalam hitungan detik bisa digerakkan. Kegiatan sehari-hari mereka adalah latihan dan belajar sambil menyusun doktrin,” ujarnya.

Panglima mencontohkan, bila di Bali mendapat ancaman terorisme, Sat Koopssusgab sudah bisa menjalani operasi secara otomatis, karena sudah melakukan mapping, latihan, dan sebagainya. Diakui Panglima, saat ini ancaman teroris bisa datang dari Al-Qaeda, ISIS, dan berbagai paham radikal yang ada di Indonesia. ”Sepanjang itu menyangkut kedaulatan negara, menyinggung kedaulatan negara, kita sikat nggak ada cerita,” tegasnya.

Mantan KSAD ini menjelaskan, dalam enam bulan pertama Sat Koopssusgab dipimpin oleh danjen Kopassus, kemudian enam bulan berikutnya oleh danjen Marinir dan dankomar, dan berikutnya oleh dan Paskhas. ”90 personel ini adalah orang yang betul-betul dipersiapkan dengan baik dan siap digunakan. Bukan lagi dari awal atau bukan lagi kemampuan standar. Sementara mereka yang nggak terpilih akan dibina di kesatuannya masing-masing,” ujarnya.

Panglima berharap Sat Koopssusgab ini memberikan efek deterrence, serta rasa aman dan nyaman bagi masyarakat. ”Jadi rakyat nggak usah takut, TNI siap, Polri siap. Sudah bekerja saja dengan baik, kita akan mengamankan semuanya. Kita akan korbankan segalanya untuk kepentingan rakyat,” ucapnya.

Anggota Komisi I DPR RI Supiadin Aries Saputra memberikan apresiasi yang setinggitingginya atas langkah Panglima TNI menyiapkan Satuan Komando Operasi Khusus Gabungan. Menurut dia, apa yang dilakukan Panglima TNI merupakan bentuk kesiapsiagaan TNI untuk menghadapi setiap perkembangan ancaman terorisme. ”Sat Koopssusgab TNI memberikan efek deterrence, sekaligus strategi penangkalan terhadap upaya-upaya terorisme yang ingin mengancam kedaulatan Indonesia,” ujarnya.

Menurut Supiadin, Komisi I DPR akan terus mendukung upaya-upaya TNI dalam rangka peningkatan kemampuan dan profesionalisme TNI dalam menjamin keamanan negara dari ancaman dan gangguan dalam bentuk apapun. Sementara itu, sebelum diresmikan, 90 personel Sat Koopssusgab TNI melakukan latihan pembebasan sandera di Hotel Borobudur dan Gedung Dirjen Kekayaan Negara.

Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan Sat-81 Gultor Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL dan Satbravo 90 Korphaskas mampu melaksanakan tugas penanggulangan teror.

Sucipto
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7819 seconds (0.1#10.140)