Popularitas Enrique Pena Nieto Merosot
A
A
A
MEXICO CITY - Pemilihan Umum (Pemilu) Meksiko yang digelar pada Minggu (7/6) dianggap sebagai bentuk penentuan pendapat masyarakat terhadap pemimpin mereka, Presiden Enrique Pena Nieto.
Hasil awal kemarin menunjukkan bahwa Partai Revolusioner Institusional (PRI) yang berkuasa, beserta koalisinya Partai Hijau dan Partai Aliansi Baru, memenangkan 38,94% suara. Perkiraan awal yang dikeluarkan otoritas pemilihan Meksiko, INE, menunjukkan bahwa PRI dan koalisinya memenangkan antara 246 dan 263 dari 500 total kursi di majelis rendah.
Sementara Partai Aksi Nasional (PAN) meraih 20,76% suara. Meski masih unggul, PRI dan koalisinya diperkirakan kehilangan banyak kursi. Pena Nieto yang diharapkan dapat mengangkat ekonomi dan memberantas kekerasan serta skandal korupsi di akhir kampanyenya meminta para pemilih untuk bersabar.
”Hari ini kami bekerja untuk menjamin bahwa reformasi sepenuhnya terwujud. Reformasi menerjemahkan apa yang kita cari yakni kesejahteraan dan kesempatan untuk lebih baik lagi di Meksiko,” ucapnya, dikutip AFP.
Namun, yang terjadi saat pemilu berlangsung ialah banyak pencurian, pembunuhan, dan pembakaran puluhan kotak suara di sejumlah negara bagian yakni Guerrero, Oaxaca, dan Chiapas. Menurut data kepolisian Meksiko, ada 1.374 pembunuhan di Meksiko pada April sebelum digelar pemilu. Ini menjadi jumlah kasus tertinggi dalam hampir setahun terakhir. ”Ada orang-orang yang mencoba untuk memengaruhi pemilu,” kata Pena Nieto dalam pidatonya.
Meski banyak terjadi gangguan saat pemilu, dia yakin demokrasi merupakan jalan terbaik untuk Meksiko. Terbukti jutaan warga datang ke tempat pemungutan suara untuk memilih. Pena Nieto dan PRI mulai kehilangan popularitas pada September setelah penculikan dan pembunuhan 43 mahasiswa di negara bagian Guerrero selatan.
Pemerintah federal percaya mereka diculik polisi lokal dan dibunuh oleh geng obat lokal. Kritikus mengatakan, kredibilitas pemerintah Pena Nieto turun ketika tuduhan muncul dari konflik kepentingan dalam penawaran real estat yang melibatkan keluarga dan keuangan pemerintah. Terpilihnya Enrique Pena Nieto menjadi presiden pada 2012 menandakan kembalinya PRI berkuasa setelah absen 12 tahun.
PRI berkuasa di Meksiko selama 71 tahun sampai akhirnya dikalahkan PAN pada 2000. Pena Nieto dua kali muncul di majalah Forbes dalam daftar orang paling berkuasa pada 2013 di peringkat ke-37. Pada 2014 dia kembali berada di posisi ke-60.
Ananda nararya
Hasil awal kemarin menunjukkan bahwa Partai Revolusioner Institusional (PRI) yang berkuasa, beserta koalisinya Partai Hijau dan Partai Aliansi Baru, memenangkan 38,94% suara. Perkiraan awal yang dikeluarkan otoritas pemilihan Meksiko, INE, menunjukkan bahwa PRI dan koalisinya memenangkan antara 246 dan 263 dari 500 total kursi di majelis rendah.
Sementara Partai Aksi Nasional (PAN) meraih 20,76% suara. Meski masih unggul, PRI dan koalisinya diperkirakan kehilangan banyak kursi. Pena Nieto yang diharapkan dapat mengangkat ekonomi dan memberantas kekerasan serta skandal korupsi di akhir kampanyenya meminta para pemilih untuk bersabar.
”Hari ini kami bekerja untuk menjamin bahwa reformasi sepenuhnya terwujud. Reformasi menerjemahkan apa yang kita cari yakni kesejahteraan dan kesempatan untuk lebih baik lagi di Meksiko,” ucapnya, dikutip AFP.
Namun, yang terjadi saat pemilu berlangsung ialah banyak pencurian, pembunuhan, dan pembakaran puluhan kotak suara di sejumlah negara bagian yakni Guerrero, Oaxaca, dan Chiapas. Menurut data kepolisian Meksiko, ada 1.374 pembunuhan di Meksiko pada April sebelum digelar pemilu. Ini menjadi jumlah kasus tertinggi dalam hampir setahun terakhir. ”Ada orang-orang yang mencoba untuk memengaruhi pemilu,” kata Pena Nieto dalam pidatonya.
Meski banyak terjadi gangguan saat pemilu, dia yakin demokrasi merupakan jalan terbaik untuk Meksiko. Terbukti jutaan warga datang ke tempat pemungutan suara untuk memilih. Pena Nieto dan PRI mulai kehilangan popularitas pada September setelah penculikan dan pembunuhan 43 mahasiswa di negara bagian Guerrero selatan.
Pemerintah federal percaya mereka diculik polisi lokal dan dibunuh oleh geng obat lokal. Kritikus mengatakan, kredibilitas pemerintah Pena Nieto turun ketika tuduhan muncul dari konflik kepentingan dalam penawaran real estat yang melibatkan keluarga dan keuangan pemerintah. Terpilihnya Enrique Pena Nieto menjadi presiden pada 2012 menandakan kembalinya PRI berkuasa setelah absen 12 tahun.
PRI berkuasa di Meksiko selama 71 tahun sampai akhirnya dikalahkan PAN pada 2000. Pena Nieto dua kali muncul di majalah Forbes dalam daftar orang paling berkuasa pada 2013 di peringkat ke-37. Pada 2014 dia kembali berada di posisi ke-60.
Ananda nararya
(ftr)