Partai Berkuasa Turki Terancam Tumbang

Selasa, 09 Juni 2015 - 10:34 WIB
Partai Berkuasa Turki Terancam Tumbang
Partai Berkuasa Turki Terancam Tumbang
A A A
ISTANBUL - Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa di Turki menghadapi kesulitan dalam membentuk pemerintahan. Partai itu kehilangan mayoritas mutlak di parlemen.

Setelah berkuasa selama 13 tahun tanpa koalisi, AKP terpaksa harus membentuk pemerintahan multipartai. AKP hanya memperoleh 41% atau mengalami penurunan hampir separuh suara dibandingkan Pemilu 2011. AKP sepertinya memenangkan 258 kursi atau kurang 18 kursi untuk menjadi pemenang mayoritas.

Hasil mengecewakan tersebut juga merusak rencana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk memperkuat kekuasaannya. Presiden Erdogan, yang pertama kali menjadi perdana menteri (PM) pada 2003, berusaha mendapatkan mayoritas dua pertiga suara parlemen untuk mengubah Turki sebagai negara republik yang dipimpin presiden.

Dia ingin mengakhiri sistem parlementer yang menjadi identitas pemerintahan Turki. PM Turki Ahmet Davutoglu yang juga pemimpin AKP menerima hasil pemilu. ”Keputusan rakyat adalah keputusan akhir. Itu di atas segalanya dan kita akan bertindak sesuai dengan itu,” katanya saat bersiap-siap terbang dari kota asalnya, Konya, ke ibu kota Ankara. Dia tetap menyambut hasil pemilu parlemen. ”Pemenang pemilu tetap AKP. Itu tidak diragukan lagi,” imbuhnya.

Sementara itu, AKP kemarin siap membentuk pemerintahan koalisi setelah kehilangan mayoritas suara di parlemen. Deputi PM Turki Numan Kurtulmus percaya PM Turki Davutoglu bisa membentuk pemerintahan dengan waktu yang tersedia. ”Pemerintahan koalisi tanpa AKP sangat tidak mungkin terbentuk,” ujar Kurtulmus, dikutip Reuters .

Jika sukses membentuk mengajak partai lain duduk satu meja, itu pemerintahan koalisi pertama yang dijalani AKP. Tak bisa dipungkiri, pemilu parlemen kali ini memang memberikan hasil yang luar biasa dan dipandang mewakili perubahan besar politik Turki.

Itu terbukti dengan Partai Demokrasi Rakyat (HDP) yang didukung warga etnik Kurdi itu memperoleh 13% suara. Itu berarti untuk pertama kalinya HDP dipastikan meraih 79 kursi parlemen. ”Kita HDP, kita siap ke parlemen,” demikian teriakan pendukung HDP saat merayakan peristiwa bersejarah tersebut.

Kesuksesan HDP merupakan keberhasilan Selahattin Demirtas yang pemimpin partai yang sering menyerang kebijakan Erdogan. Kemampuan retorika Demirtas menjadikan dia kerap disebut sebagai ”Obama-nya Orang Kurdi”. ”Sebagai orang yang ditindas Turki, kita menginginkan keadilan, perdamaian, dan kebebasan. Kita berhasil mendapatkan kemenangan,” tuturnya.

Dia menegaskan HDP sudah menjadi partai Turki. Demirtas juga menyatakan enggan berkoalisi dengan AKP. Daripada berkoalisi dengan AKP, menurut dia, lebih baik HDP menjadi oposisi yang jujur dan kuat. ”Diskusi sistem presidensial dan kediktatoran resmi berakhir di Turki dengan hasil pemilu ini,” tuturnya.

Sebagian warga etnik Kurdi menyambut kemungkinan tidak berlanjutkan pemerintahan AKP. Mereka merayakannya di jalanan. ”Kita tidak lagi percaya dengan AKP,” kata Huseyin Durmaz, 47, warga etnik Kurdi. Sedangkan Partai Rakyat Republik (CHP) menduduki peringkat kedua dengan 25% suara atau seperti sebelumnya dengan 132 kursi.

Pada posisi ketiga ditempati Partai Pergerakan Nasional (MHP) dengan 16,5% dengan 81 kursi. Ketua MHP Devlet Bahceli tidak menyatakan ketertarikan berkoalisi dengan AKP. ”Yang pasti, hasil pemilu merepresentasikan awal dari kehancuran AKP,” ujar Bahceli.

Sementara itu, hasil perolehan AKP yang mengecewakan itu sesuai dengan prediksi jajak pendapat. Sebelumnya AKP diramal akan mendapatkan suara dengan kisaran 40% hingga 45%. ”AKP tidak kalah pemilu. Tapi, Erdogan kehilangan harapan untuk mengubah Turki menjadi sistem presidensial,” ujar pakar politik Turki, Ahmet Insel.

Ambisi Presiden Erdogan yang menjabat sebagai presiden Turki pada Agustus tahun lalu ingin agar AKP dapat meraih dua pertiga suara pupus. Ambisi AKP dengan mendapatkan 367 kursi atau dua pertiga anggota parlemen untuk mengubah konstitusi tertulis. Target minimal yang didapatkan AKP adalah 330 kursi atau tiga perlima anggota parlemen untuk menyerukan referendum amandemen konstitusi.

Erdogan menjadi orang yang bertanggung jawab atas kehilangan suara mayoritas AKP di parlemen. ”Erdogan adalah orang kalah yang mengusung dua ide besar: peralihan sistem presidensial dan pemerintahan partai tunggal,” tutur Sinan Ulgen, pimpinan Pusat Ekonomi dan Kajian Kebijakan Luar Negeri, di Istanbul, dikutip Reuters. Kini Erdogan tak mendapatkan keduanya.

Dukungan terhadap AKP memang menunjukkan pelemahan dari tahun ke tahun. Walaupun AKP memenangkan pemilu pada 2002, 2007, dan 2011, pemilu kali ini bisa menjadi awal kehancuran partai tersebut.

Andika hendra m
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9094 seconds (0.1#10.140)
pixels