3 Solusi agar Islah Golkar Berhasil
A
A
A
JAKARTA - Islah khusus Partai Golkar yang dimediasi Wakil Presiden Jusuf Kalla atau biasa disapa JK diprediksi menuai kegagalan. Indikasinya tidak ada kesamaan niat dalam islah khusus tersebut baik dari kubu Aburizal Bakrie atau biasa disapa Ical maupun Agung Laksono.
Pengamat politik dari Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Idil Akbar mengatakan ada tiga poin yang harus diakomodasi jika islah tersebut ingin berhasil. Dia menyebutkan, poin pertama tidak boleh ada dualisme kepemimpinan dalam partai berlambang pohon beringin itu.
"Konteks yang pertama ini, masing-masing kubu harus mematuhi keputusan PTUN yang mengembalikan kepengurusan yang sah hasil Musyawarah Nasional (Munas) Riau," ujar Idil melalui pesan singkat kepada Sindonews, Minggu (7/6/2015).
Dia menambahkan, poin kedua kubu Ical maupun Agung tidak boleh melakukan manuver politik yang dapat merusak islah.
"Seperti yang dilakukan kubu Agung Laksono kemarin menyelenggarakan Musda di Bali itu dipandang dapat merusak islah yang sudah disepakati," jelasnya.
Poin terakhir kata dia adalah harus ada kejelasan pembagian tugas dan kerja masing-masing kubu agar ada kesepahaman dari kedua kubu, sehingga dapat meminimalisir terjadinya konfik lanjutan.
"Artinya, kesepakatan islah kemarin harus di-breakdown lagi secara detail dan teknis sehingga tidak ada yang namanya interpretasi kesepakatan yang liar," tandasnya.
Baca: Tindakan Agung Laksono Cederai Islah Golkar.
Pengamat politik dari Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Idil Akbar mengatakan ada tiga poin yang harus diakomodasi jika islah tersebut ingin berhasil. Dia menyebutkan, poin pertama tidak boleh ada dualisme kepemimpinan dalam partai berlambang pohon beringin itu.
"Konteks yang pertama ini, masing-masing kubu harus mematuhi keputusan PTUN yang mengembalikan kepengurusan yang sah hasil Musyawarah Nasional (Munas) Riau," ujar Idil melalui pesan singkat kepada Sindonews, Minggu (7/6/2015).
Dia menambahkan, poin kedua kubu Ical maupun Agung tidak boleh melakukan manuver politik yang dapat merusak islah.
"Seperti yang dilakukan kubu Agung Laksono kemarin menyelenggarakan Musda di Bali itu dipandang dapat merusak islah yang sudah disepakati," jelasnya.
Poin terakhir kata dia adalah harus ada kejelasan pembagian tugas dan kerja masing-masing kubu agar ada kesepahaman dari kedua kubu, sehingga dapat meminimalisir terjadinya konfik lanjutan.
"Artinya, kesepakatan islah kemarin harus di-breakdown lagi secara detail dan teknis sehingga tidak ada yang namanya interpretasi kesepakatan yang liar," tandasnya.
Baca: Tindakan Agung Laksono Cederai Islah Golkar.
(kur)