Tikus di AntariksaMemiliki Kulit Lebih Tipis

Minggu, 07 Juni 2015 - 10:49 WIB
Tikus di AntariksaMemiliki Kulit Lebih Tipis
Tikus di AntariksaMemiliki Kulit Lebih Tipis
A A A
Para peneliti membawa sejumlah tikus ke antariksa. Tikus itu diberi makan dan minus secara otomatis dan diawasi oleh para astronot di Stasiun Antariksa Internasional (ISS). Tiga tikus dapat bertahan hidup dalam perjalanan naik ke ISS dan kembali ke bumi.

Tikus lainnya mati akibat masalah kesehatan dan lainnya. Setelah tikus-tikus itu mendarat kembali ke Bumi, organ dan jaringan tubuh mereka dikumpulkan para peneliti yang terlibat dalam 20 studi berbeda. Dr Nusgens dan koleganya meneliti tiga sampel kulit tikus yang mereka bandingkan dengan sampel dari tiga tikus yang dibawa ke antariksa dan dibawa kembali ke Bumi, untuk periode yang sama.

Lapisan kulit terluar tikus antariksa itu lebih tipis dibandingkan tikus yang dipelihara di bumi. Tikus antariksa juga mengalami perubahan kantung rambut. ”Rambut tumbuh dan kemudian berhenti tumbuh, mereka beristirahat dan kemudian mereka rontok, ini siklusnya. Siklus rambut pada tikus antariksa mengalami gangguan,” papar Dr Nusgens.

Secara khusus, rambut mereka dalam tahapsiklusberlawanan, dimanamereka seharusnya aktif tumbuh dan bukannya berhenti tumbuh. ”Tapi, kami tidak tahu bagaimana dan mengapa, kami tidak memiliki data eksperimen lagi untuk menjelaskan masalah ini,” ujar Dr Nusgens. Lebih lanjut, observasi ini kurang dapat diterapkan pada astronot manusia karena kulit manusia hanya memiliki rambut di sedikit bagian.

Serupa dengan itu, ada beberapa perubahan pada lapisan otot yang terletak langsung di bawah kulit, yang tidak ada pada manusia. ”Temuan utama ialah kulit tikus yang tinggal tiga bulan di ISS menjadi lebih tipis dibandingkan tikus yang ada di Bumi,” ujar Dr Nusgens.

Dr David Green merupakan dosen senior di fisiologi antariksa di King’s CollegeLondon. Diamenyebut, eksperimen ini sangat penting karena durasinya. Belum pernah ada sebelumnya hewan lain yang tinggal lama di kondisi nol-gravitasi. ”Sembilan puluh satu hari bagi seekor tikus sama seperti tujuh tahun bagi manusia,” ujar Dr Green.

Syarifudin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7585 seconds (0.1#10.140)