Belanja Online Tetap Menggiurkan

Minggu, 07 Juni 2015 - 10:33 WIB
Belanja Online Tetap...
Belanja Online Tetap Menggiurkan
A A A
JAKARTA - Ekonomi Indonesia memang lesu pada kuartal pertama 2015 ini, namun belanja online tetap tumbuh pesat. Kini, saat menjelang Ramadan dan Lebaran, pelaku bisnis belanja online semakin optimistis.

Sifatnya yang praktis, instan, dan efisien, membuat belanja online semakin menggiurkan. Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia juga membuat belanja online semakin menjanjikan. Pada 2014, pengguna internet di Indonesia, menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), mencapai angka 88,1 juta orang. Bahkan pada 2015 pemerintah memprediksi pengguna internet di Indonesia mencapai 150 juta orang.

Pasar yang besar dan teknologi internet yang terus berkembang membuat banyak pihak meyakini belanja online akan semakin gurih, baik bagi pelaku bisnis ataupun konsumen. Brand & Marketing Institute (BMI) Research dalam outlook 2015 menyebutkan pada 2014 pengguna belanja online mencapai 27% dari pengguna internet. Lalu pada 2015 ini diprediksi pasar belanja online di Indonesia akan tumbuh hingga 57%.

“Meski ekonomi tengah lesu, kebutuhan orang terus meningkat. Selain efisien, bisnis online juga menawarkan harga yang lebih murah dibanding bisnis offline ,” kata Ketua Asosiasi ecommerce Indonesia atau Indonesia E-commerce Association (idEA), Daniel Tumiwa kepada KORAN SINDO. Daniel mengatakan, pertumbuhan bisnis online dalam tiga tahun terakhir bahkan mencapai 300-400%.

Daniel pun yakin bisnis online akan terus tumbuh di masa depan, baik dalam classified ads, daily deals, marketplace, maupun online retail. Di masa depan, Daniel melihat bisnis online tidak serta-merta bisa meminggirkan bisnis-bisnis offline yang berada di pusat perbelanjaan. Tapi, beberapa jenis usaha tertentu, seperti pakaian, toko elektronik, telepon genggam, dan pulsa, akan mengecil.

“Bisnis (offline) seperti restoran, bioskop, furnitur itu tidak akan mati,” tambahnya. Meski begitu, Direktur Eksekutif Olx.co.id itu menyayangkan minimnya dukungan yang diberikan pemerintah kepada pelaku bisnis online. Salah satu yang sedang dinanti-nanti adalah rencana pemerintah menerbitkan aturan bisnis online. “Ini sangat strategis, apakah aturan ini akan menghidupkan atau mematikan,” ujarnya.

Salah satu isu yang dia amati dari aturan ini adalah masalah pajak bisnis online. Menurut dia, pengenaan pajak terhadap bisnis online dapat mematikan pelakunya, terutama perusahaan rintisan (start-up ). Pengamat telekomunikasi, Heru Sutadi, menjelaskan, karena sifatnya yang instan dan praktis membuat belanja online digemari masyarakat Indonesia.

“Ini sangat efisien waktu bagi para pekerja yang sibuk seharian. Namun, ada kekurangan juga dari belanja online ini, jika tidak teliti memilih toko belanja online bisa kena tipu. Kadang-kadang belanja online juga barangnya tidak sesuai pesanan,” kata Heru kepada KORAN SINDO di Jakarta kemarin. Untuk menghindari terjadinya penipuan dalam belanja online, Heru mengusulkan agar sistem e-commerce harus ditata ulang.

Ini agar menghindari terjadinya penipuan terhadap konsumen dan menghindari terjadinya perdagangan tidak sah seperti perdagangan narkoba, perdagangan manusia, dan lainnya. “Perlu adanya pencantuman kartu kredit dalam setiap transaksi jual-beli supaya identitas penjual dan pembeli bisa diketahui,” katanya. Konsultan busana, Amelia Masniari, menjelaskan, belanja online akan booming dalam kurun tiga tahun mendatang. Saat ini belanja online sudah menjadi tren di kota-kota besar.

“Sebabnya karena lebih praktis. Orang sudah mulai malas ke mal untuk belanja, apalagi di Jakarta lalu lintas macet parah sekarang,” tuturnya. Amelia, yang akrab disapa Miss Jinjing ini, mengungkapkan, selain praktis pembeli juga bisa menghemat waktu, biaya, dan memiliki banyak pilihan. Apalagi sekarang bisa bayar saat barang sudah sampai di tangan.

Namun, Amelia memberi catatan bagi mereka yang gemar berbelanja online. “Sebaiknya tidak membeli barang yang harus dicoba, misalnya sepatu. Karena terkadang sama nomornya, tapi ukurannya beda di kaki,” sebutnya. Tak hanya itu, Amelia mengingatkan kepada penyuka belanja online untuk memilih situs belanja yang kredibel. Dalam memilih barang pembeli juga disarankan untuk lebih teliti.

Sering, misalnya baju yang dibeli warnanya tidak seindah yang dipajang di toko online. Amelia juga meminta pembeli berhati-hati dalam melakukan sistem pembayaran dengan cara sinkronisasi token atau PIN, karena ini bisa menimbulkan penipuan. Sistem cash on delivery (COD) masih merupakan cara yang paling unggul dalam belanja online. Tingginya potensi belanja online membuat pelaku bisnis ini menyiapkan beberapa strategi.

MNC Shop, yang memasuki tahun ketiga, pun bertekad semakin mengincar konsumen e-commerce. MNC Shop akan berkonsentrasi dengan ecommerce dan meningkatkan distribusi, baik dari sisi pengiriman dan penayangan di televisi. “Target MNC Shop mendatang akan didorong ke ecommerce dan distribusi dari segi pengiriman dan penayangan,” ujar Chief Executive Officer (CEO) MNC Shop Reino Barack belum lama ini.

Dari segi e-commerce, meskipun menggunakan televisi sebagai media utama penayangannya, MNC Shop juga tidak menutup kemungkinan bahwa e-commerce dapat mengalahkan televisi. “MNC Shop merupakan home shopping berbasis televisi, tapi tidak tertutup kemungkinan e-commerce tersebut akan melampaui televisi dalam waktu lima tahun, 10 tahun, bahkan 15 tahun.

Tapi, menurut saya, semua itu merupakan hal yang harus digarap, bukan dilupakan,” tambah Reino. VP Marketing & Business Development Berrybenka Lily Suriani mengatakan, pada kuartal I/2015 transaksi belanja online di Berrybenka tumbuh 300% dibanding kuartal I/2014. Meski begitu, jika dibanding kuartal sebelumnya (kuartal IV/2014), memang sedikit menurun.

“Itu juga dikarenakan akhir tahun memang merupakan high season untuk ritel,” ujarnya. Menurut Lily, pertumbuhan penjualan sebesar rata-rata 300% itu terus terjaga sejak 2012, saat Berrybenka meluncurkan Berrybenka.com pertama kali. “Untuk tahun ini (2015) juga kami harapkan lebih tinggi lagi,” sebutnya.

Lily mengungkapkan adanya kenaikan transaksi bulanan pada saat Lebaran sebanyak 2-3 kali lipat, terutama produk busana dan kecantikan. “Apalagi kami punya sister domain, yaitu Hijabenka, yang fokus pada koleksi busana muslim. Jadi sudah pasti akan tinggi sekali transaksi penjualannya,” ujarnya.

Lily menambahkan, perkembangan e-commerce di Indonesia cukup pesat dan peluangnya masih terbuka lebar karena masih banyak masyarakat atau konsumen yang belum paham kelebihan dan kemudahan dari belanja online. Saat ini penyedia e-commerce terus meningkatkan inovasi dalam layanan yang kian memanjakan konsumen.

Misalnya fasilitas pengiriman bebas biaya alias gratis dan metode pembayaran di tempat penyerahan barang atau cash on delivery (COD). Direktur Keuangan Zalora Indonesia Fransiscus Budi Pranata mengungkapkan data serupa, yaitu tumbuh 300%. Seiring masuknya bulan Ramadan dan Lebaran, Budi optimistis penjualan akan terus meningkat.

Pengalaman sebelum ini transaksi bulanan saat ada Lebaran meningkat 300% dibanding bulan-bulan biasa. Untuk menggairahkan minat belanja online jelang Lebaran, pada 25 Juni mendatang Zalora bersama enam e-commerce lain akan menggelar “online shopping day“. “Online shopping day ini bertujuan membuat kebiasaan atau meningkatkan awareness konsumen untuk berbelanja online karena lebih mudah, murah, nyaman, dan cepat,” katanya.

CMO Lazada Indonesia Sebastian Sieber menambahkan, untuk meningkatkan layanan sejak tahun lalu Lazada sudah mengembangkan unit logistik bernama Lazada Express. Tujuannya agar pengiriman barang dapat dilakukan lebih cepat dan reliable ke konsumen mulai di perkotaan hingga pinggiran kota (rural area).

“Kami ingin pelanggan lebih nyaman mendapatkan semua barang yang dibutuhkan. Karena itu, dalam jangka pendek kami akan melakukan ekspansi produk, di samping ekspansi logistik. Selain itu juga mengedukasi lebih banyak konsumen tentang keuntungan belanja online,” papar pria asal Austria itu saat dihubungi KORAN SINDO.

Sebastian mengungkapkan, saat ini tersedia sekitar 1,6 juta produk di Lazada dengan 15.000 merek lokal dan internasional. Ia memperkirakan pada Juli mendatang akan terjadi peningkatan transaksi yang signifikan seiring datangnya Lebaran.

Rahmat fiansyah/ hasyim ashari/anton c/ inda susanti/okezone
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8090 seconds (0.1#10.140)