DKI Menyerah Tertibkan Terminal Bayangan

Kamis, 04 Juni 2015 - 10:00 WIB
DKI Menyerah Tertibkan...
DKI Menyerah Tertibkan Terminal Bayangan
A A A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta menyerah membenahi terminal bayangan pada musim mudik Lebaran. Bus antar kota antar provinsi (AKAP) sulit diatur untuk masuk dalam terminal.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, pihaknya memastikan pada musim mudik Lebaran akan terjadi kemacetan di titik-titik jalan tertentu akibat bus AKAP terparkir di luar terminal. Hal itu memang sudah terjadi sejak dahulu di Jakarta. ”Pasti macet. Diatur juga mereka enggak mau. Ya seperti biasa saja. Muter-muter seperti biasa saja, parkir di jalan-jalan lagi,” kata Ahok di Balai Kota kemarin.

Dari informasi di lapangan, para awak bus enggan masuk ke dalam terminal akibat kondisi terminal tidak cukup untuk menampung bus AKAP. Selain itu, kondisi terminal juga tidak nyaman bagi para calon penumpang. Para calon penumpang lebih memilih memesan tiket bus di pinggir jalan yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Ahok mengakui kondisi terminal saat ini belum seperti yang diidamkan masyarakat. Namun, dia terpaksa menghentikan kegiatan revitalisasi lantaran proyek serupa yang dijalankan tahun lalu tidak sesuai rencana salah satunya Terminal Rawamangun. Di terminal yang baru direvitalisasi tersebut, bus AKAP malah tidak bisa masuk.

”Rancang desain ngaco semua, bus susah masuk, makanya kita stop. Biar saja macet di jalan,” katanya. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal DKI Jakarta Muslim MM mengakui pihaknya masih memberikan kesempatan kepada operator bus AKAP ngetem di terminal bayangan sambil menunggu peresmian Terminal Pulogebang. Sebenarnya terminal di Jakarta cukup untuk menampung bus AKAP.

Menurutnya, terminal bayangan muncul karena terminal resmi sulit diakses para calon penumpang. Akibatnya, mereka memilih membeli tiket di dekat lokasi rumahnya. Kendati demikian, pihaknya tidak akan membiarkan bus AKAP ngetem di terminal bayangan ilegal, apalagi menimbulkan kepadatan arus lalu lintas.

”Kami sudah mengimbau operator bus melalui agen-agen penjualan tiket mulai hari ini (kemarin). Apabila masih berada di luar terminal dan mengganggu arus lalu lintas, kami akan berikan tindakan sampai penghentian operasional,” ucapnya. Pengamat transportasi Danang Parikesit mengaku kecewa dengan sikap Pemprov DKI Jakarta yang lepas tangan menangani bus AKAP yang ngetem di luar terminal dan membuat kepadatan arus lalu lintas.

Meski izin usaha bus AKAP berada di tangan pemerintah pusat, Pemprov DKI Jakarta memiliki regulasi untuk mengatur mereka saat beroperasi di wilayah Ibu Kota. ”Jadi seharusnya pemprov memaksa mereka masuk terminal dengan memanfaatkan kewenangannya untuk tidak memberi izin trayek melintas di Jakarta. Pak Ahok jangan lepas tangan.

Kalau pimpinannya saja lepas tangan, gimana anak buahnya?” tuturnya. Danang juga mengakui kondisi sejumlah terminal belum laik seperti apa yang diharapkan. Selain tidak terkoneksi dengan moda transportasi lainnya, kondisi terminal belum memiliki fasilitas pendukung yang membuat nyaman para pengguna bus.

Akibatnya, lanjut Danang, penumpang lebih antusias menggunakan bus AKAP di pinggir jalan. Dia pun meminta pemprov mengedepankan konektivitas, fasilitas layanan komersial, ruang tunggu penumpang, dan sebagainya dalam merevitalisasi terminal.

Bima setiyadi
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6180 seconds (0.1#10.140)