Cak-Ning Surabaya Harus Siap Hadapi MEA
A
A
A
SURABAYA - Daniel Teddy Budianto dan Ayu Alfina Lestari akhirnya terpilih menjadi Cak dan Ning Surabaya 2015. Mereka mengalahkan 14 finalis lain pada grand final di Surabaya Town Square (Sutos), Senin (1/6) malam.
Kemenangan ini membuka jalan bagi Daniel dan Ayu mempromosikan budaya dan wisata Kota Pahlawan. Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji meminta pasangan Daniel dan Ayu harus bersiap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). ”Untuk Cak dan Ning, tanggung jawabnya saya kira lebih besar. Mereka juga harus siap menghadapi MEA, yang mulai berlaku akhir Desember mendatang,” ujar Armuji.
Selain Teddy perwakilan dari Kecamatan Lakasantri dan Ayu Kecamatan Sambikerep, ada empat finalis lain yang terpilih dengan kategori yang berbeda, di antaranya kategori favorit, persahabatan, dan berbakat. Para finalis ini masing-masing mendapatkan penghargaan dan uang senilai Rp1,5 juta hingga Rp2juta. Malam grand final sendiri berlangsung meriah. Banyak masyarakat yang sengaja datang memberikan dukungan kepada para finalisnya yang maju dalam ajang bergengsi tahunan ini.
Hadir pula Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana, Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji, serta beberapa anggota dewan lainnya. Menurut Armuji, Cak dan Ning merupakan ikon Surabaya dalam menghadapi kedatangan para tenaga kerja asing yang masuk Indonesia, terutama ke Surabaya.
Cak dan Ning juga harus melek informasi dan teknologi. Karena sebagai corong Kota Surabaya, mereka dituntut memiliki kelebihan dibanding yang lainnya. ”Ini kesempatan Cak dan Ning untuk unjuk gigi kepada orang asing guna memamerkan Surabaya ke luar negeri,” ungkapnya. Kepala Bidang (Kabid) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya Ida Widayati mengatakan, pemilihan Cak dan Ning ini masih menjadi rangkaian agenda Pemkot Surabaya dalam memperingati Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-722.
Soal ketidakhadiran sejumlah pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), dia mengakutidakmengetahuipasti. Namun, dia mengungkapkan bahwa undangan acara sudah dilayangkan ke seluruh SKPD. Sebelumnya, beredar kabar grand final dan mengusung tema The Rise of Sawunggaling Cak dan Ning itu diundur pekan depan.
Mundurnya jadwal ini diduga karena Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya mengirim undangan ke satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan tamu lainnya tertanggal 7 Juni bukan 1 Juni. Kabar grand final yang mundur ini membuat Paguyuban Cak dan Ning yang tergabung dalam Panitia Pemilihan kecewa. Pasalnya, proses pendaftaran yang sudah digelar sejak 22 Mei lalu bisa berdampak terhadap psikologi para kontestan.
Lukman hakim
Kemenangan ini membuka jalan bagi Daniel dan Ayu mempromosikan budaya dan wisata Kota Pahlawan. Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji meminta pasangan Daniel dan Ayu harus bersiap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). ”Untuk Cak dan Ning, tanggung jawabnya saya kira lebih besar. Mereka juga harus siap menghadapi MEA, yang mulai berlaku akhir Desember mendatang,” ujar Armuji.
Selain Teddy perwakilan dari Kecamatan Lakasantri dan Ayu Kecamatan Sambikerep, ada empat finalis lain yang terpilih dengan kategori yang berbeda, di antaranya kategori favorit, persahabatan, dan berbakat. Para finalis ini masing-masing mendapatkan penghargaan dan uang senilai Rp1,5 juta hingga Rp2juta. Malam grand final sendiri berlangsung meriah. Banyak masyarakat yang sengaja datang memberikan dukungan kepada para finalisnya yang maju dalam ajang bergengsi tahunan ini.
Hadir pula Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana, Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji, serta beberapa anggota dewan lainnya. Menurut Armuji, Cak dan Ning merupakan ikon Surabaya dalam menghadapi kedatangan para tenaga kerja asing yang masuk Indonesia, terutama ke Surabaya.
Cak dan Ning juga harus melek informasi dan teknologi. Karena sebagai corong Kota Surabaya, mereka dituntut memiliki kelebihan dibanding yang lainnya. ”Ini kesempatan Cak dan Ning untuk unjuk gigi kepada orang asing guna memamerkan Surabaya ke luar negeri,” ungkapnya. Kepala Bidang (Kabid) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya Ida Widayati mengatakan, pemilihan Cak dan Ning ini masih menjadi rangkaian agenda Pemkot Surabaya dalam memperingati Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-722.
Soal ketidakhadiran sejumlah pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), dia mengakutidakmengetahuipasti. Namun, dia mengungkapkan bahwa undangan acara sudah dilayangkan ke seluruh SKPD. Sebelumnya, beredar kabar grand final dan mengusung tema The Rise of Sawunggaling Cak dan Ning itu diundur pekan depan.
Mundurnya jadwal ini diduga karena Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya mengirim undangan ke satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan tamu lainnya tertanggal 7 Juni bukan 1 Juni. Kabar grand final yang mundur ini membuat Paguyuban Cak dan Ning yang tergabung dalam Panitia Pemilihan kecewa. Pasalnya, proses pendaftaran yang sudah digelar sejak 22 Mei lalu bisa berdampak terhadap psikologi para kontestan.
Lukman hakim
(bbg)