Entaskan Kemiskinan dengan Penyerapan Lapangan Kerja
A
A
A
Arah kebijakan untuk meningkatkan daya saing dan menyelaraskan pertumbuhan ekonomi dengan penurunan angka kemiskinan dan pengangguran memiliki peluang cukup besar untuk dipecahkan.
Kegiatan ekonomi pertanian dan perdagangan, serta hotel dan restoran memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Kabupaten Pangandaran. Implikasi ekonomi di balik kinerja ekonomi lapangan usaha tersebut memberikan optimisme bagi perbaikan perekonomian ke depan.
Kecenderungan produksi yang meningkat pada setiap lapangan usaha memberikan indikasi bahwa ke depan akan terjadi penyerapan tenaga kerja pada setiap lapangan usaha, dan konsekuensinya memerlukan ketersediaan modal untuk menopang perkembangan tersebut, baik modal buatan manusia, sumber daya alam, maupun modal sumber daya manusianya sendiri.
Lebih dari itu, kegiatan ekonomi suatu lapangan usaha sangat terkait dengan kegiatan ekonomi lapangan usaha lainnya. Karena itu, secara agregat, peningkatan produksi pada suatu lapangan usaha berpotensi mengerek dan mendorong kegiatan produksi pada lapangan usaha lainnya. Tidak jarang potensi ini bisa memperoleh respons lambat karena terdapat katup-katup yang menghalanginya.
Alhasil, salah satu tugas pemerintah daerah adalah membuka katup tersebut supaya potensi perkembangan ekonomi bisa terealisasi. Arah kebijakan strateginya adalah memperkuat keterkaitan suatu lapangan usaha dengan lapangan usaha lainnya, supaya hasil produksi lapangan usaha lokal dapat menunjang kegiatan ekonomi lapangan usaha lokal lainnya.
Setidaknya, arah kebijakan strategis ini akan memberikan manfaat berupa rendahnya biaya transportasi yang menunjang efisiensi kegiatan ekonomi setiap lapangan usaha. Hanya, biaya transaksi yang rendah juga bisa tertutupi potensinya oleh tingginya biaya transaksi (transaction cost) yang mencakup biaya memperoleh informasi, negosiasi, monitoring, koordinasi, dan penegakan hukum atau regulasi.
Keberadaan biaya transaksi yang tinggi dapat menekan efisiensi produksi dan aspek pemerataan pendapatan. Sektor pertanian dan perdagangan serta hotel dan restoran merupakan dua lapangan usaha yang memiliki kontribusi tertinggi dalam perekonomian Kabupaten Pangandaran. Hampir separuh PDRB Kabupaten Pangandaran bersumber dari kedua sektor tersebut, dan secara berurutan berikutnya diikuti jasa-jasa, pengangkutan dan komunikasi, industri pengolahan, keuangan-persewaan dan jasa perusahaan, bangunan, listrik- gas-air bersih, serta pertambangan dan penggalian.
Laju pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian pada 2015 diperkirakan mengalami pertumbuhan, meskipun sangat kecil terkait dilaksanakan programprogram unggulan pertanian terpadu, peningkatan sarana dan prasarana, serta peningkatan kinerja penyuluh pertanian. Namun demikian, terdapat fenomena yang harus direspons terkait dengan perubahan iklim yang mendorong perubahan cuaca, mengingat aktivitas budi daya pada sektor pertanian sangat dipengaruhi cuaca dan antisipasi kemungkinan adanya kenaikan harga pupuk akibat pengurangan subsidi.
Kondisi pemanasan global, luas lahan pertanian yang semakin sempit akibat banyaknya alih fungsi lahan, fenomena La Nina (kekeringan yang panjang) akan berpotensi menjadi ancaman sektor pertanian. Untuk mewujudkan laju pertumbuhan ekonomi; pertama, kinerja sektor-sektor unggulan yang menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pangandaran harus dapat dipertahankan dan didorong untuk lebih produktif.
Kedua, keterkaitan antarsektor lapangan usaha khususnya sektor pertanian dan industri pengolahan, harus ditingkatkan agar terjadi peningkatan nilai tambah yang cukup besar di daerah Kabupaten Pangandaran. Ketiga, pertumbuhan perdagangan dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tren pertumbuhan naik, di samping tren penurunan laju inflasi yang dapat memicu laju pertumbuhan ekonomi kabupaten harus bisa dipertahankan.
Keempat, berkaitan dengan terbentuknya Kabupaten Pangandaran, harus ditopang sebagai kawasan pusat pertumbuhan baru di Provinsi Jawa Barat. Keberadaan Kabupaten Pangandaran yang berdasarkan kebijakan nasional ditetapkan sebagai pusat kawasan nasional (provinsi) dan kebijakan Provinsi Jawa Barat yang menetapkan Pangandaran sebagai Growth Centre, akan didukung dengan percepatan penyediaan dan pemantapan infrastruktur agar bisa mendorong pertumbuhan ekonomi lokal masyarakat dan daerah sekitarnya.
Prediksi pertumbuhan ekonomi makro Kabupaten Pangandaran yang mencapai lebih dari 5% bukan merupakan hal yang mustahil apabila potensi-potensi yang dimiliki kabupaten ini dapat dioptimalkan dan disertai dengan tata kelola ekonomi yang baik, untuk mempercepat pembangunan serta pengurangan pengangguran dan kemiskinan. Pencapaian ke arah prediksi ekonomi makro yang optimistis, tentunya menjadi tantangan ke depan yang harus disikapi oleh pemerintah daerah dengan cara melakukan terobosan-terobosan/inovasi-inovasi dalam perencanaan pembangunan daerah.
Misalnya dengan cara pendekatan pembangunan industri wilayah untuk mencapai daya saing daerah melalui pencapaian skala ekonomis. Bila dilihat dari kontribusinya, perekonomian Kabupaten Pangandaran masih ditopang sektor pertanian dan perdagangan serta hotel dan restoran (PHR). Prospek perekonomian Kabupaten Pangandaran tahun 2015 diharapkan akan terjadi perbaikan.
Semakin menguatnya volume APBD Kabupaten Pangandaran tentu akan mendorong peningkatan kualitas infrastruktur. Dan itu akan mendukung peningkatan produktivitas, respons masyarakat terhadap upaya penciptaan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, penerapan kompetisi di kalangan para pelaku usaha, khususnya yang berkaitan dengan rekanan pemerintahan, hingga mendorong peningkatan efisiensi dan kompetisi kualitas pekerjaan.
Upaya pemerintah daerah untuk terus meningkatkan percepatan pengembangan agrobisnis melalui pengembangan komoditas unggulan dan pengembangan kepariwisataan melalui penataan objek wisata yang mendapat dukungan dari pemerintah pusat dan provinsi.
DAUD ACHMAD
Penjabat Bupati Pangandaran
Kegiatan ekonomi pertanian dan perdagangan, serta hotel dan restoran memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Kabupaten Pangandaran. Implikasi ekonomi di balik kinerja ekonomi lapangan usaha tersebut memberikan optimisme bagi perbaikan perekonomian ke depan.
Kecenderungan produksi yang meningkat pada setiap lapangan usaha memberikan indikasi bahwa ke depan akan terjadi penyerapan tenaga kerja pada setiap lapangan usaha, dan konsekuensinya memerlukan ketersediaan modal untuk menopang perkembangan tersebut, baik modal buatan manusia, sumber daya alam, maupun modal sumber daya manusianya sendiri.
Lebih dari itu, kegiatan ekonomi suatu lapangan usaha sangat terkait dengan kegiatan ekonomi lapangan usaha lainnya. Karena itu, secara agregat, peningkatan produksi pada suatu lapangan usaha berpotensi mengerek dan mendorong kegiatan produksi pada lapangan usaha lainnya. Tidak jarang potensi ini bisa memperoleh respons lambat karena terdapat katup-katup yang menghalanginya.
Alhasil, salah satu tugas pemerintah daerah adalah membuka katup tersebut supaya potensi perkembangan ekonomi bisa terealisasi. Arah kebijakan strateginya adalah memperkuat keterkaitan suatu lapangan usaha dengan lapangan usaha lainnya, supaya hasil produksi lapangan usaha lokal dapat menunjang kegiatan ekonomi lapangan usaha lokal lainnya.
Setidaknya, arah kebijakan strategis ini akan memberikan manfaat berupa rendahnya biaya transportasi yang menunjang efisiensi kegiatan ekonomi setiap lapangan usaha. Hanya, biaya transaksi yang rendah juga bisa tertutupi potensinya oleh tingginya biaya transaksi (transaction cost) yang mencakup biaya memperoleh informasi, negosiasi, monitoring, koordinasi, dan penegakan hukum atau regulasi.
Keberadaan biaya transaksi yang tinggi dapat menekan efisiensi produksi dan aspek pemerataan pendapatan. Sektor pertanian dan perdagangan serta hotel dan restoran merupakan dua lapangan usaha yang memiliki kontribusi tertinggi dalam perekonomian Kabupaten Pangandaran. Hampir separuh PDRB Kabupaten Pangandaran bersumber dari kedua sektor tersebut, dan secara berurutan berikutnya diikuti jasa-jasa, pengangkutan dan komunikasi, industri pengolahan, keuangan-persewaan dan jasa perusahaan, bangunan, listrik- gas-air bersih, serta pertambangan dan penggalian.
Laju pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian pada 2015 diperkirakan mengalami pertumbuhan, meskipun sangat kecil terkait dilaksanakan programprogram unggulan pertanian terpadu, peningkatan sarana dan prasarana, serta peningkatan kinerja penyuluh pertanian. Namun demikian, terdapat fenomena yang harus direspons terkait dengan perubahan iklim yang mendorong perubahan cuaca, mengingat aktivitas budi daya pada sektor pertanian sangat dipengaruhi cuaca dan antisipasi kemungkinan adanya kenaikan harga pupuk akibat pengurangan subsidi.
Kondisi pemanasan global, luas lahan pertanian yang semakin sempit akibat banyaknya alih fungsi lahan, fenomena La Nina (kekeringan yang panjang) akan berpotensi menjadi ancaman sektor pertanian. Untuk mewujudkan laju pertumbuhan ekonomi; pertama, kinerja sektor-sektor unggulan yang menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pangandaran harus dapat dipertahankan dan didorong untuk lebih produktif.
Kedua, keterkaitan antarsektor lapangan usaha khususnya sektor pertanian dan industri pengolahan, harus ditingkatkan agar terjadi peningkatan nilai tambah yang cukup besar di daerah Kabupaten Pangandaran. Ketiga, pertumbuhan perdagangan dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tren pertumbuhan naik, di samping tren penurunan laju inflasi yang dapat memicu laju pertumbuhan ekonomi kabupaten harus bisa dipertahankan.
Keempat, berkaitan dengan terbentuknya Kabupaten Pangandaran, harus ditopang sebagai kawasan pusat pertumbuhan baru di Provinsi Jawa Barat. Keberadaan Kabupaten Pangandaran yang berdasarkan kebijakan nasional ditetapkan sebagai pusat kawasan nasional (provinsi) dan kebijakan Provinsi Jawa Barat yang menetapkan Pangandaran sebagai Growth Centre, akan didukung dengan percepatan penyediaan dan pemantapan infrastruktur agar bisa mendorong pertumbuhan ekonomi lokal masyarakat dan daerah sekitarnya.
Prediksi pertumbuhan ekonomi makro Kabupaten Pangandaran yang mencapai lebih dari 5% bukan merupakan hal yang mustahil apabila potensi-potensi yang dimiliki kabupaten ini dapat dioptimalkan dan disertai dengan tata kelola ekonomi yang baik, untuk mempercepat pembangunan serta pengurangan pengangguran dan kemiskinan. Pencapaian ke arah prediksi ekonomi makro yang optimistis, tentunya menjadi tantangan ke depan yang harus disikapi oleh pemerintah daerah dengan cara melakukan terobosan-terobosan/inovasi-inovasi dalam perencanaan pembangunan daerah.
Misalnya dengan cara pendekatan pembangunan industri wilayah untuk mencapai daya saing daerah melalui pencapaian skala ekonomis. Bila dilihat dari kontribusinya, perekonomian Kabupaten Pangandaran masih ditopang sektor pertanian dan perdagangan serta hotel dan restoran (PHR). Prospek perekonomian Kabupaten Pangandaran tahun 2015 diharapkan akan terjadi perbaikan.
Semakin menguatnya volume APBD Kabupaten Pangandaran tentu akan mendorong peningkatan kualitas infrastruktur. Dan itu akan mendukung peningkatan produktivitas, respons masyarakat terhadap upaya penciptaan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, penerapan kompetisi di kalangan para pelaku usaha, khususnya yang berkaitan dengan rekanan pemerintahan, hingga mendorong peningkatan efisiensi dan kompetisi kualitas pekerjaan.
Upaya pemerintah daerah untuk terus meningkatkan percepatan pengembangan agrobisnis melalui pengembangan komoditas unggulan dan pengembangan kepariwisataan melalui penataan objek wisata yang mendapat dukungan dari pemerintah pusat dan provinsi.
DAUD ACHMAD
Penjabat Bupati Pangandaran
(bbg)