Pesilat PSHT Meninggal saat Tarung Bebas
A
A
A
MADIUN - Uji kenaikan sabuk di Perguruan Silat Setia Hati Terate (PSHT) memakan korban. AD, 17, warga Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kartoharjo, KotaMadiun, JawaTimur, tewas saat tarung bebas uji kenaikan sabuk bersama 46 peserta lain.
AD meninggal saat beradu kepiawaian dengan peserta kenaikan sabuk lainnya di Aula Kelurahan Kanigoro, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, kemarin. Korban yang mengikuti ujian kenaikan sabuk dari hijau ke putih itu sempat terkena tendangan di bagian ulu hati sebelum terjatuh dengan kepala membentur lantai.
”Setelah terkena tendang siswa lain tepat mengenai ulu hati, AD sempat mundur pelanpelan, lalu jatuh ke belakang. Jatuh pertama pas punggung, disusul kepalanya membentur lantai dua kali. Dia sempat diberi penanganan darurat, tetapi kami mengalami kesulitan,” papar senior PSHT Elga Bagus Saputra kemarin. Setelah kejadian itu, seluruh kegiatan pun langsung dihentikan.
Meski korban sempat mendapat perawatan, dia akhirnya tewas dalam perjalanan ke RSUPP Jatim dr Soedono, Kota Madiun. Satuan Reskrim Polres Madiun Kota dan Polsekta Kartoharjo sendiri langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Mereka kemudian meminta keterangan sejumlah saksi.
”Kami juga datang ke rumah duka untuk memberitahukan keluarga korban mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan penyidik. Kami juga meminta persetujuan keluarga untuk dilakukan autopsi korban untuk mengetahui dugaan penyebab korban tewas,” paparKasat Reskrim Polres Madiun Kota AKP Tatang Prayitno Panjaitan. AKP Tatang menyatakan masih memeriksa dua saksi, yaitu panitia dan juri dalam pertandingan bebas itu.
”Kami masih memintai keterangan dua orang. Mengenai berapa orang lagi yang akan diperiksa, kami masih menunggu perkembangan,” tandasnya. Sementara itu, rekan-rekan korban baik sesama perguruan silat maupun sekolah terus mendatangi rumah duka. Begitu juga suasana di kamar mayat RSUPP JatimdrSoedono, tampak rekan-rekan sesama pesilat terus berdatangan untuk menunggu proses autopsi untuk selanjutnya jenazah dibawa ke rumah duka.
Dili eyato
AD meninggal saat beradu kepiawaian dengan peserta kenaikan sabuk lainnya di Aula Kelurahan Kanigoro, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, kemarin. Korban yang mengikuti ujian kenaikan sabuk dari hijau ke putih itu sempat terkena tendangan di bagian ulu hati sebelum terjatuh dengan kepala membentur lantai.
”Setelah terkena tendang siswa lain tepat mengenai ulu hati, AD sempat mundur pelanpelan, lalu jatuh ke belakang. Jatuh pertama pas punggung, disusul kepalanya membentur lantai dua kali. Dia sempat diberi penanganan darurat, tetapi kami mengalami kesulitan,” papar senior PSHT Elga Bagus Saputra kemarin. Setelah kejadian itu, seluruh kegiatan pun langsung dihentikan.
Meski korban sempat mendapat perawatan, dia akhirnya tewas dalam perjalanan ke RSUPP Jatim dr Soedono, Kota Madiun. Satuan Reskrim Polres Madiun Kota dan Polsekta Kartoharjo sendiri langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Mereka kemudian meminta keterangan sejumlah saksi.
”Kami juga datang ke rumah duka untuk memberitahukan keluarga korban mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan penyidik. Kami juga meminta persetujuan keluarga untuk dilakukan autopsi korban untuk mengetahui dugaan penyebab korban tewas,” paparKasat Reskrim Polres Madiun Kota AKP Tatang Prayitno Panjaitan. AKP Tatang menyatakan masih memeriksa dua saksi, yaitu panitia dan juri dalam pertandingan bebas itu.
”Kami masih memintai keterangan dua orang. Mengenai berapa orang lagi yang akan diperiksa, kami masih menunggu perkembangan,” tandasnya. Sementara itu, rekan-rekan korban baik sesama perguruan silat maupun sekolah terus mendatangi rumah duka. Begitu juga suasana di kamar mayat RSUPP JatimdrSoedono, tampak rekan-rekan sesama pesilat terus berdatangan untuk menunggu proses autopsi untuk selanjutnya jenazah dibawa ke rumah duka.
Dili eyato
(bbg)