Sepp Blatter Kembali Pimpin FIFA

Sabtu, 30 Mei 2015 - 09:33 WIB
Sepp Blatter Kembali...
Sepp Blatter Kembali Pimpin FIFA
A A A
ZURICH - Sepp Blatter tak tergoyahkan! Di tengah gelombang desakan mundur akibat skandal korupsi di Federasi Sepakbola Dunia (FIFA), dia kembali terpilih untuk memimpin organisasi tersebut. Kemenangan Blatter tidak lepas dari mundurnya pesaing, Pangeran Ali bin al–Hussein, jelang putaran kedua.

Blatter mengungkapkan kegembiraannya atas kemenangan itu. Berdiri di panggung untuk memberikan pernyataan seusai terpilih, presiden incumbent yang telah menjabat sejak 1998 itu mengajak semua orang berkomitmen menjalankan otoritas tertinggi sepakbola dunia itu.

”Terima kasih, Anda telah menerima saya untuk empat tahun ke depan. Saya akan berada di komando kapal ini, FIFA. Kami akan membawanya kembali dari pantai,” kata Blatter di arena kongres tahunan FIFA, Hotel Baur au Lac, Zurich, Swiss, dini hari tadi WIB. Blatter juga menjanjikan kepemimpinannya kali ini sebagai yang terakhir. ”Jika (empat tahun) selesai, akan saya serahkan FIFA ke pengganti saya. Saya tidak sempurna. Tidak ada yang sempurna. Mari kita pergi FIFA,” katanya.

Pangeran Ali yang juga Wakil Presiden FIFA mengucapkan terima kasih atas segala dukungan kepadanya. Dia menganggap pencalonannya sebagai suatu pelajaran berharga. ”Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian semua. Ini merupakan perjalanan yang indah.” ”Saya ingin terutama terima semua yang cukup berani untuk memilih saya,” katanya dikutip The Guardian.

Kemenangan Blatter sesungguhnya tidak mengejutkan. Sebelum pemilihan, dia diprediki bakal menang mudah karena mengantongi banyak dukungan. Prediksi itu mulai terbukti dalam pemungutan suara yang berlangsung pukul 15.37 waktu setempat. Dari 209 pemilik suara, Blatter mengantongi 133 suara, jauh dari Pangeran Ali yang hanya memeroleh 73 suara. Adapun 3 suara tidak sah.

Meski demikian, keunggulan itu tidak cukup untuk mengantarkannya sebagai Presiden FIFA. Sesuai aturan dibutuhkan 2/3 suara bagi calon untuk menang. Karena itu, pemungutan suara akan berlanjut ke putaran kedua. Namun putaran itu urung terjadi karena Pangeran Ali mundur.

Transparansi

Saat membuka kongres tahunan FIFA, Sepp Blatter kembali menjanjikan transparansi dan meminta anggotanya tetap bersatu menghadapi peristiwa penangkapan anggotanya. Di depan seluruh anggota organisasi itu, Blatter mengatakan, respons atas kejadian tersebut tidak mudah, namun semua orang dapat melaluinya bersama. Dia juga menekankan bahwa kongres harus tetap berjalan. Menurut pria Swiss ini, penangkapan tujuh pejabat FIFA bukan sebagai ”badai”.

”Saya tidak mengatakan penangkapan (tujuh pejabat FIFA) adalah kebetulan. Tapi saya memiliki sedikit tanda tanya,” kata pria 79 tahun ini. Blatter tegas menolak seruan mundur dari Presiden UEFA MichelPlatinidenganalasandirinya tidak dapat memonitor seluruh pejabat FIFA dan pertandingan sepak bolan. Dia juga tidak mau disalahkan. ”Kesalahan itu urusan individu, bukan kesalahan organisasi,” ungkapnya.

Sheikh Ahmad Al-Fahad Al- Sabah dari Kuwait tetap memberikan dukungan bagi Blatter. ”Dia (Blatter) merupakan orang yang tepat untuk jabatan itu. Dia seharusnya dipilih kembali,” kata Al-Sabah. Anggota Komite Eksekutif FIFA itu mengungkapkan lembaga bergengsi itu seharusnya dipimpin orang yang memiliki pengalaman. Presiden Federasi Sepak Bola Nigeria Amaju Pinnick mengungkapkan dukungan serupa.

Dia memprediksikan Blatter akan mendapatkan minimal 50 dari 54 suara dari Afrika. ”Kita tahu teman kita dari Asia, Amerika Latin, sehingga saya yakin itu akan menjadi kemenangan bagi dia (Blatter),” kata Pinnick kepada BBC. Bagaimana dengan Pangeran Ali? petinggi dari Yordania ini mendapatkan dukungan penuh dari Eropa. ”FIFA membutuhkan kepemimpinan yang menerima tanggungjawab atas tindakannya bukan saling menyalahkan,” kata Pangeran Ali dikutip BBC.

Dia berjanji memulihkan kepercayaan ratusan juta penggemar sepak bola di seluruh dunia. Sedangkan Platini yakin mayoritas 53 federasi Eropa tidak akan memilih Blatter dan mengalihkan dukungan ke Pangeran Ali. ”Jika Blatter terpilih kembali, negara-negara Eropa akan bertindak sendiri,” kata Platini. Dia mengungkapkan, banyak orang yang tidak ingin bertahan dengan FIFA. Senada dengan Platini, Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron mengungkapkan Presiden FIFA Blatter seharusnya mengundurkan diri terkait investigasi terhadap bawahannya.

”Semakin cepat ini (pengunduran diri Blatter), ini akan semakin baik,” ungkap Cameron. Dia menambahkan, sangat tidak mungkin Blatter memimpin FIFA ke depan. Kepedulian terhadap FIFA juga meluncur dari Kanselir Jerman Angela Merkel. Namun, dia enggan berkomentar tetang Blatter. Dia meminta FIFA mengutamakan transparansi dan pemberantasan korupsi.

”FIFA juga harus membersihkan segala bentuk bisnis kotor secepatnya,” pinta Merkel. Pelaksanaan kongres kemarin sempat diwarnai ancaman bom dari telepon gelap yang ditujukan di gedung tempat digelarnya kongres tersebut. Menurut Kepolisian Kota Zurich, tidak ada orang yang dievakuasi dari kongres.

Penyidikan Meluas
Skandal korupsi yang membelit sejumlah pejabat tinggi Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) terus diselidiki. Tidak hanya oleh Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI), namun juga berbagai negara. Komisi Anti-Korupsi Inggris (serious fraud office/SFO) kemarin memeriksa seluruh informasi terkait skandal memalukan tersebut.

”SFO aktif melanjutkan pemeriksaan materi dan siap membantu investigasi kejahatan internasional yang sedang berjalan,” bunyi pernyataan SFO di London kemarin. Namun, mereka mengaku belum meluncurkan penyidikan formal dalam kasus tersebut. Di Brasil, kepolisian mulai melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan keterlibatan warga negaranya dalam kasus skandal korupsi FIFA. Menteri Kehakiman Brasil Eduardo Cardozo mengatakan pihak berwenang sedang melihat kemungkinan kaitan kasus korupsi FIFA dengan berbagai kasus penggelapan pajak dan pencucian uang yang melibatkan warga negara Brasil.

”Sepakbola diuntungkan dari penyelidikan kasus korupsi yang melibatkan sejumlah pejabat FIFA,” kata Presiden Dilma Rousseff dikutip BBC. Adapun otoritas hukum Kosta Rika telah membuka penyelidikan atas tuduhan AS mengenai dugaan keterlibatan Ketua Asosiasi Sepakbola Kosta Rika Eduardo Li di korupsi FIFA. Di Argentina, seorang hakim telah mengeluarkan surat perintah pemeriksaan terhadap tiga pengusaha setempat seperti diinginkan AS.

Kepolisian Swiss atas permintaan FBI pada Rabu (27/5) dinihari waktu setempat menangkap 7 petinggi FIFA dan 9 orang lain di Hotel Baur au Lac, Zurich, atau tuduhan korupsi, penyuapan, dan pencucian uang yang telah berlangsung selama hampir 20 tahun. Nilai kejahatan itu diperkirakan lebih USD150 juta.

Tujuh petinggi itu termasuk di antaranya Wakil Presiden FIFA Jeffrey Webb dan mantan Wakil Presiden Jack Warner. Operasi penggerebekan itu berlangsung lancar. Menurut penuturan Sam Borden dan Michael Schmidt, dua jurnalis yang menyaksikan penangkapan itu, polisi bekerja tenang dan profesional. Borden dan Schmidt berperan besar melaporkan peristiwa ini lewat Twitter.

”Hanya kebetulan berada di tempat dan waktu yang pas,” kata Borden menjelaskan mengapa dirinya berada di tempat penggerebekan. Namun sesungguhnya dua wartawan ini telah berada di lobi hotel sejak pukul 04.00 dini hari. Dua jam kemudian, muncul polisi Swiss yang berseragam sipil dan meminta resepsionis untuk membangunkan petinggi FIFA yang akan ditangkap.

”Semua berjalan lancar, polisi bekerja tenang. Tak ada borgol, tak ada dobrak pintu,” imbuh Borden. Menurutnya, penangkapan itu tak seperti sering tersaji di AS.”Bahkan kalau saya tidur di kamar sebelah, juga tak akan terbangun,” tambah Schmidt. Selama penangkapan itu, Borden dan Schmidt terus berkicau. Tak sampai hitungan menit, hotel mewah yang sudah berumur 171 tahun itu pun dibanjiri wartawan. Telepon conciergeHotel Baur au Lac, berdering bertubi tubi. Borden sebenarnya ditugaskan meliput Paris Open.

Namun bossnya di AS, khususnya New York Times, memintanya untuk ke Zurich. Ketika wartawan lain sibuk menulis jalannya kongres, Borden dan Schmidt lebih mementingkan fokus penangkapan petinggi FIFA. Info dari New York, katanya, tidaklah sedetail itu. Mereka berdualah yang menelisik sendiri penangkapan menghebohkan tersebut.

Andika hendra m
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6738 seconds (0.1#10.140)