Muhadi Manfaatkan Cangkang Telur sebagai Media

Kamis, 28 Mei 2015 - 11:50 WIB
Muhadi Manfaatkan Cangkang Telur sebagai Media
Muhadi Manfaatkan Cangkang Telur sebagai Media
A A A
BOJONEGORO - Muhadi, pemuda Desa Beged, Kecamatam Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mempunyai keahlian unik. Dia mampu membuat berbagai seni kaligrafi dari cangkang telur.

Dia telah menggeluti kerajinan ini beberapa tahun terakhir dan karyanya bukan hanya diminati warga Bojonegoro, juga telah menembus pasar luar daerah. Muhadi, 26, menyatakan, sebelum menekuni kaligrafi dari cangkang telur pada 2010, dia hanya membuat kaligrafi dengan media kaca maupun kertas dengan media cat minyak seperti kebanyakan pelukis.

Dia kemudian memutuskan mencari media lain yang lebih menantang karena ingin beda dari yang lainnya. ”Awalnya, saya menggunakan cangkang telur sebagai media karena diilhami keinginan memanfaatkan barangbarang tak terpakai yang sering luput dari perhatian masyarakat,” kata Muhadi kemarin.

Menurutnya, selain mudah dicari tanpa biaya, proses pembuatan kaligrafi dari cangkang telur pun hanya membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang lebih dari biasanya. Misalnya, pemotongan tripleks sebagai bidang harus disesuaikan besar kecil bingkai dan kebutuhan area gambar.

”Setelah tripleks dipotong, lalu diberi warna dasar sebagai pembeda cangkang telur. Kebanyakan warna dasar berwarna hitam agar kontras dengan cangkang telurnya,” tutur dia. Setelah proses pengecatan warna dasar pada media tripleks mengering, langkah berikutnya adalah pembuatan sketsa gambar dan garis pinggir yang menjadi pemandu di mana saja cangkang telur akan ditempelkan.

Menurutnya, pada pembuatan sketsa gambar inilah membutuhkan waktu lama karena hasil akhir sangat bergantung pada sketsa awal. ”Pembuatan lukisan bermedia cangkang telur tersebut membutuhkan waktu hingga empat hari. Itu pun lukisan dengan tingkat kesulitan yang paling tinggi,” tegasnya.

Muhadi menambahkan, pesanan yang dikerjakannya beragam mulai lukisan kaligrafi, pemandangan, gambar foto wajah, dan wayang. Warna cangkang juga berbeda-beda. Dia biasanya menggunakan cangkang telur ayam kampung, horn, menthok , dan tidak jarang juga cangkang telur puyuh. Menurut dia, telur ayam kampung dan horn biasanya untuk kulit manusia atau objek umum.

Sementara cangkang menthok dan puyuh lebih dikhususkan gambar pemandangan, hewan, dan bebatuan. ”Soalnya cangkang telur struktur warnanya berbedabeda dan harus disesuaikan,” tutur dia. Menurut dia, pembuatan lukisan cangkang bisa dikerjakan banyak orang. Misalnya, saat penempelan cangkang telur setelah disketsa. Hal ini bahkan terbukti mempercepat proses pengerjaan.

Hasil karya tersebut dijual Muhadi pada kisaran harga Rp75.000 hingga Rp300.000. Awalnya, yang berminat dengan karyanya hanya tetangga dekat. Namun, lukisan-lukisan tersebut kini merambah Blora, Lamongan, Ngawi, Jambi, hingga Bali. ”Pemasarannya dari mulut ke mulut dan lewat media sosial di internet,” imbuh dia.

Menurut dia, sejauh ini karya yang paling berkesan adalah membuat sketsa wajah Kang Yoto. Meski tidak membuat Kang Yoto membeli karya tersebut, dia sudah sangat senang bisa membuat Kang Yoto berminat dan memberikan sketsa tersebut kepadanya.

Muhammad roqib
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8804 seconds (0.1#10.140)