Ribuan Imigran Masih Terombang-ambing di Laut
A
A
A
BANGKOK - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan saat ini masih ada lebih dari 2.600 imigran etnis muslim Rohingya, Myanmar dan Bangladesh yang masih terombangambing di atas perahu di sekitar wilayah Teluk Benggala dan Laut Andaman.
Sebelumnya sudah ada ribuan imigran yang mendarat di Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Berdasarkan data Badan PBB untuk Pengungsi(UNHCR) dan Organisasi Migrasi Internasional (IOM), lebih dari tujuh kapal membawa sekitar 2.600 orang masih di laut.
Hari ini seluruh negara anggota Persatuan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan beberapa negara lain di Asia, termasuk perwakilan dari Amerika Serikat (AS), Swiss, dan organisasi internasional akan bertemu di Bangkok untuk membahas krisis migran di Asia Tenggara.
”Pertemuan ini fokus membahas tindakan untuk mengatasi krisis imigran ini,” ujar Panote Preechyanud dari Komisi Informasi Kementerian Luar Negeri Thailand, dilansir Reuters. Pertemuan ini mendesak dilakukan untuk membahas kerja sama komprehensif guna mengatasi melonjaknya jumlah imigran ilegal di Teluk Benggala dalam beberapa tahun terakhir.
UNHCR, IOM, dan Badan PBB untuk Narkoba dan Kejahatan merupakan tiga lembaga internasional yang diundang untuk pertemuan regional tersebut. Ada sepuluh hal yang akan disepakati negara-negara tujuan imigran, termasuk usulan untuk mengatasi masalah kewarganegaraan yang menjadi masalah utama imigran dari etnis muslim Rohingya di Myanmar dan Bangladesh.
”Kita akan mengumpulkan semua negara yang berpengaruh untuk duduk bersamasama. Ini adalah masalah regional yang memerlukan solusi regional,” ujar Vivian Tan, juru bicara UNHCR di Bangkok.
Ananda nararya
Sebelumnya sudah ada ribuan imigran yang mendarat di Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Berdasarkan data Badan PBB untuk Pengungsi(UNHCR) dan Organisasi Migrasi Internasional (IOM), lebih dari tujuh kapal membawa sekitar 2.600 orang masih di laut.
Hari ini seluruh negara anggota Persatuan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan beberapa negara lain di Asia, termasuk perwakilan dari Amerika Serikat (AS), Swiss, dan organisasi internasional akan bertemu di Bangkok untuk membahas krisis migran di Asia Tenggara.
”Pertemuan ini fokus membahas tindakan untuk mengatasi krisis imigran ini,” ujar Panote Preechyanud dari Komisi Informasi Kementerian Luar Negeri Thailand, dilansir Reuters. Pertemuan ini mendesak dilakukan untuk membahas kerja sama komprehensif guna mengatasi melonjaknya jumlah imigran ilegal di Teluk Benggala dalam beberapa tahun terakhir.
UNHCR, IOM, dan Badan PBB untuk Narkoba dan Kejahatan merupakan tiga lembaga internasional yang diundang untuk pertemuan regional tersebut. Ada sepuluh hal yang akan disepakati negara-negara tujuan imigran, termasuk usulan untuk mengatasi masalah kewarganegaraan yang menjadi masalah utama imigran dari etnis muslim Rohingya di Myanmar dan Bangladesh.
”Kita akan mengumpulkan semua negara yang berpengaruh untuk duduk bersamasama. Ini adalah masalah regional yang memerlukan solusi regional,” ujar Vivian Tan, juru bicara UNHCR di Bangkok.
Ananda nararya
(bbg)