Bangunan Liar Tetap Dibongkar

Kamis, 28 Mei 2015 - 11:44 WIB
Bangunan Liar Tetap Dibongkar
Bangunan Liar Tetap Dibongkar
A A A
JAKARTA - Hunian liar di bantaran kali terus ditertibkan. Kebijakan ini dilakukan sebagai salah satu langkah mengatasi kemacetan dan banjir. Di samping kali yang telah dinormalisasi, nantinya akan dibangun jalan inspeksi.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, meski kediamannya didatangi ratusan warga pemilik hunian liar bantaran Kali Ciliwung yang terbentang sepanjang 2,8 km, dari Jembatan Merah menuju Pasar Ikan, Jakarta Utara, Selasa (26/5) malam, dia tetap akan membongkar bangunan-bangunan liar tersebut. Bagi Ahok, kondisi kali yang hanya menyisakan lebar sekitar 1-2 meter itu menyumbat aliran air menuju pasar ikan dan Waduk Pluit.

Akibatnya, apabila hujan datang kawasan Istana dan sekitarnya akan terendam banjir. ”Demo lagi ya risikolah. Saya tetap akan tegas, mau demo saya, nyerang rumah saya pun tetap saya akan bongkar supaya Jakarta tidak banjir dan macet. Kalau enggak ada rumah lapor ke kita, kita ada rusun, bisa titipin. Kalau enggak mau ke rusun ya risiko kamu, orang kamu enggak punya rumah kok,” kata Ahok di Balai Kota kemarin.

Ahok menjelaskan, tidak ada pilihan lain baginya selain menggusur bangunan liar di bantaran kali. Penggusuran akan mempermudah normalisasi sungai dan menambah rasio jalan. Mantan Bupati Belitung Timur itu pun membayangkan apabila berhasil memindahkan ratusan bangunan tersebut ke rusun, rasio jalan sepanjang 2,8 kilometer dengan lebar 5-6 meter sisi kiri kanan jalan kali akan terwujud.

Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta M Sanusi mendukung program normalisasi kali dan penertiban bangunan yang tidak sesuaiIMB. Namun, diameminta Ahok mempersiapkan relokasi pengganti sebelum menggusur warga. Hingga saat ini pembangunan rusun yang direncanakan tahun ini belum juga dimulai. Sementara itu, sejumlah warga bantaran Kali Ciliwung Pinangsia mengaku sudah bertemu Ahok.

Gugun, yang menjadi salah satu perwakilan warga, mengatakan Ahok telah mengetahui duduk masalah yang telah mereka sampaikan. Sebenarnya, warga Pinangsia hanya meminta keadilan atas adanya perbedaan penggusuran antara bantaran Kali Pinangsia dan bantaran Kali Ancol.

Padahal, kata dia, apabila ditarik garis lurus, penggusuran harusnya sama-sama 5 meter. ”Bantaran Kali Ancol di Jakarta Utara hanya digusur 5 meter. Tapi kenapa warga Pinangsia digusur 10 meter dari bantaran kali? Kami sebenarnya siap membongkar sendiri kalau tidak ada perbedaan,” ujarnya.

Bima setiyadi/yan yusuf
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3602 seconds (0.1#10.140)