Filipina Abaikan Ancaman China
A
A
A
MANILA - Angkatan Udara dan pesawat komersial Filipina menyatakan akan tetap terbang di sekitar wilayah yang disengketakan di Laut Cina Selatan. Mereka mengabaikan peringatan yang dikeluarkan China untuk menghindari wilayah yang diklaim milik China.
”Kami tetap akan terbang sesuai rute berdasarkan hukum internasional dari berbagai konvensi,” ujar Presiden Filipina Benigno Aquino ketika ditanya apakah Filipina menerima klaim China atas wilayah Laut China Selatan, dikutip AFP kemarin . Sebelumnya militer China mengusir pesawat pengintai Amerika Serikat (AS) P-8 Poseidon yang terbang diatas pulau-pulau Spratly yang disengketakan di Laut China Selatan.
KementerianLuarNegeri Chinabersikeras menyatakan wilayah itu masuk kedaulatan perairan mereka, begitu juga wilayah udara yangberada diataspulautersebut. Menurut China, pesawat pengintai AS, P-8 Poseidon yang terbang di atas Laut China Selatan melakukan tindakan berisiko. ”Tindakan AS menimbulkan ancaman terhadap keamanan maritim China dan mungkin akan menyebabkan insiden yang tidak diinginkan. Itu sangat tidak bertanggung jawab dan berbahaya,” kata Hong Lei, dikutip AFP.
China mendesak AS untuk tidak mengambil tindakan provokatif. China mengklaim hampir semua Laut China Selatan, termasuk perairan dekat pantai Filipina dan tetangga negara Asia lainnya. Klaim tersebut memicu tindakan agresif negara lain untuk ikut mengklaim wilayah di Laut China Selatan dalam beberapa tahun terakhir.
Klaim China ditandai dengan reklamasi pulau di Spratly yang terletak antara Vietnam dan Filipina. Reklamasi ini mengubah terumbu karang menjadi pulau yang dapat digunakan sebagai landasan dan fasilitas militer. Spratly merupakan daratan terdekat China dan salah satu kepulauan terbesar dan paling strategis di Laut China Selatan.
Aquino secara tegas mengatakan, Filipina tidak akan menyerahkan wilayahnya ke China meski mengakui perbedaan kemampuan militer mereka dengan China. ”Kami masih akan menggunakan hak atas zona ekonomi eksklusif kami. Intinya semua harus jelas. Kami akan mempertahankan hak kami dan memberikan yang terbaik dari kemampuan kami,” katanya.
Ananda nararya
”Kami tetap akan terbang sesuai rute berdasarkan hukum internasional dari berbagai konvensi,” ujar Presiden Filipina Benigno Aquino ketika ditanya apakah Filipina menerima klaim China atas wilayah Laut China Selatan, dikutip AFP kemarin . Sebelumnya militer China mengusir pesawat pengintai Amerika Serikat (AS) P-8 Poseidon yang terbang diatas pulau-pulau Spratly yang disengketakan di Laut China Selatan.
KementerianLuarNegeri Chinabersikeras menyatakan wilayah itu masuk kedaulatan perairan mereka, begitu juga wilayah udara yangberada diataspulautersebut. Menurut China, pesawat pengintai AS, P-8 Poseidon yang terbang di atas Laut China Selatan melakukan tindakan berisiko. ”Tindakan AS menimbulkan ancaman terhadap keamanan maritim China dan mungkin akan menyebabkan insiden yang tidak diinginkan. Itu sangat tidak bertanggung jawab dan berbahaya,” kata Hong Lei, dikutip AFP.
China mendesak AS untuk tidak mengambil tindakan provokatif. China mengklaim hampir semua Laut China Selatan, termasuk perairan dekat pantai Filipina dan tetangga negara Asia lainnya. Klaim tersebut memicu tindakan agresif negara lain untuk ikut mengklaim wilayah di Laut China Selatan dalam beberapa tahun terakhir.
Klaim China ditandai dengan reklamasi pulau di Spratly yang terletak antara Vietnam dan Filipina. Reklamasi ini mengubah terumbu karang menjadi pulau yang dapat digunakan sebagai landasan dan fasilitas militer. Spratly merupakan daratan terdekat China dan salah satu kepulauan terbesar dan paling strategis di Laut China Selatan.
Aquino secara tegas mengatakan, Filipina tidak akan menyerahkan wilayahnya ke China meski mengakui perbedaan kemampuan militer mereka dengan China. ”Kami masih akan menggunakan hak atas zona ekonomi eksklusif kami. Intinya semua harus jelas. Kami akan mempertahankan hak kami dan memberikan yang terbaik dari kemampuan kami,” katanya.
Ananda nararya
(bbg)