Rasa Komedi-Tragedi di Kebun Ceri

Senin, 25 Mei 2015 - 10:40 WIB
Rasa Komedi-Tragedi di Kebun Ceri
Rasa Komedi-Tragedi di Kebun Ceri
A A A
JAKARTA - Pementasan Kebun Ceri oleh Teater KataK yang digelar di Gedung Kesenian Jakarta, 23-24 Mei, ini mendapat respons luar biasa.

Pementasan ini diadaptasi dari naskah The Cherry Orchard karya Anton Checkov. Sang sutradara Venantius Vladimir Ivan mencoba keluar dari gaya bermain Teater KataK dengan menyajikan gaya realis yang kental. Cerita Kebun Ceri ini merupakan kisah tragedi dari Lyubov Andreyevna, bangsawan yang hidup serbamewah. Namun dia mengalami kenyataan buruk yang menyebabkan kekayaannya menghilang.

Unsur komedi dan tragedi dalam cerita ini disajikan dalam tingkah laku Lyubov yang tetap berfoya- foya meski telah jatuh miskin. Meskipun naskah ini dibuat hampir seratus tahun lalu, sutradara serta para pemain dari Teater KataK mementaskannya dengan pilihan kata yang disesuaikan. Dialog ataupun gimik pun mengikuti perkembangan fenomena di masyarakat. ”Pusing pala barbie”, ”selow aja”, dan beberapa kalimat sejenisnya menjadi celetukan yang cukup menghibur di selasela dialog panjang.

Pada salah satu adegan dalam pementasan ini, Ephikodov, sang pelayan, memecah dinding keempat (fourth wall ) yang membatasi dunia penonton dan dunia pertunjukan dengan para aktor dalam dunia teater. Ephikodov keluar dari atas panggung melintasi penonton atau celetukan Lopahin ”masa main teater dalam teater” merupakan konsep yang tidak ingin melihat penonton tenggelam dalam alur cerita pertunjukkan teater.

Properti yang digunakan pun cukup detail. Begitu pula dengan musik serta teknik pencahayaan. Dalam pertunjukan ini juga terlibat dua penyanyi dari Star Harvest Academy (SHA), yaitu Ertiandi Dwi Cahyadi (Teddy) serta Anastasia Amelia, yang mengisi vokal dalam pertunjukan tersebut. Teddy yang merupakan murid Vocal Intermediate sudah belajar 1 tahun di SHA.

Dia juga pernah mengikuti kelas Holiday Program di SHA pada Juni-Juli 2014. Amelia juga murid Vocal Intermediate yang telah menjalani pendidikan vokal lebih dari 9 bulan. Bagi Teddy ataupun Amelia, pengalaman ini merupakan yang pertama mengisi vokal pada pentas teater. Meski demikian perbedaan bernyanyi solo dan berkelompok dalam grup teater tidak menjadi kesulitan berarti bagi keduanya.

”Pastinya beda karena jika di pentas biasa kita nyanyi solo dan pure nyanyi ala kita. Ini kita hanya bernyanyi mengiringi teater. Jadi kita tidak terlalu diperhatikan oleh penonton, tapi kita memperindah penampilan dari teater,” ujar Teddy. Amelia menjelaskan, dia sangat menikmati proses latihan. Hal ini disebabkan ketertarikannya pada lagu-lagu teater. ”Bagus, jadi seperti bener-bener mewakili pertunjukannya,” ujar dia.

Dia menambahkan, ilmu yang didapat di SHA membuatnya tidak mendapat kesulitan saat menjadi pengisi vokal teater. ”Kita diajak untuk bisa berkolaborasi. Tidak hanya vokal aja, ada teater juga,” imbuh Amelia.

Fatturachman
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4982 seconds (0.1#10.140)