Jokowi Bikin Indonesia Berwajah Buram
A
A
A
JAKARTA - Kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai membuat Indonesia berwajah muram. Pasalnya dua bidang penting publik yakni ekonomi dan hukum dihadapkan pada masalah yang serba sulit.
"Rupiah melebihi Rp13.000 itu menakutkan. Kemudian penerimaan pajak di periode yang sama dengan periode SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) lebih tinggi dibanding sekarang. Koordinasi itu buruk sekali. Bisa juga ini dinilai perlambatan ekonomi. Otomatis pajak juga menurun," kata Ketua Departemen Riset PARA Syndicate Toto Sugiarto dalam diskusi bertajuk Zona Ketidakstabilan Jokowi: Kocok Ulang Kabinet di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (24/5/2015).
Toto menambahkan, hal ini diperparah dengan semakin meningkatnya harga kebutuhan pokok. Kemudian, ditambah lagi kemunculan beras plastik ditengah masyarakat. "Itu suatu kelengahan yang luar biasa, itu potret pemerintahan yang tidak kerja. Di China pemerintahnya digantung kalau ada beras plastik itu, karena mengkhawatirkan," ungkap Toto.
Adapun perkara hukum, Toto mencontohkan pertikaian antara KPK dengan Polri, kriminalisasi KPK, konflik diinternal partai juga dinilai merugikan dan berpotensi menimbulkan kerusuhan. "Itu wajah yang muram," ujarnya.
Menurut Toto, bom waktu ini bukan hanya ada dipundak Jokowi, tetapi juga pada setiap individu guna terciptanya Indonesia yang lebih sejahtera. "Itu jadi tanggung jawab kita semua, tanggung jawab untuk menyelamatkan. Sehingga wajah (Indonesia) bisa berseri kembali, rakyat kecil bisa sejahtera," tutupnya.
"Rupiah melebihi Rp13.000 itu menakutkan. Kemudian penerimaan pajak di periode yang sama dengan periode SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) lebih tinggi dibanding sekarang. Koordinasi itu buruk sekali. Bisa juga ini dinilai perlambatan ekonomi. Otomatis pajak juga menurun," kata Ketua Departemen Riset PARA Syndicate Toto Sugiarto dalam diskusi bertajuk Zona Ketidakstabilan Jokowi: Kocok Ulang Kabinet di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (24/5/2015).
Toto menambahkan, hal ini diperparah dengan semakin meningkatnya harga kebutuhan pokok. Kemudian, ditambah lagi kemunculan beras plastik ditengah masyarakat. "Itu suatu kelengahan yang luar biasa, itu potret pemerintahan yang tidak kerja. Di China pemerintahnya digantung kalau ada beras plastik itu, karena mengkhawatirkan," ungkap Toto.
Adapun perkara hukum, Toto mencontohkan pertikaian antara KPK dengan Polri, kriminalisasi KPK, konflik diinternal partai juga dinilai merugikan dan berpotensi menimbulkan kerusuhan. "Itu wajah yang muram," ujarnya.
Menurut Toto, bom waktu ini bukan hanya ada dipundak Jokowi, tetapi juga pada setiap individu guna terciptanya Indonesia yang lebih sejahtera. "Itu jadi tanggung jawab kita semua, tanggung jawab untuk menyelamatkan. Sehingga wajah (Indonesia) bisa berseri kembali, rakyat kecil bisa sejahtera," tutupnya.
(hyk,ars)