Sipir Lapas Banceuy Dibekuk BNN
A
A
A
BANDUNG - Badan Narkotika Nasional (BNN) membekuk oknum sipir Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Banceuy, Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/5) malam. Diduga, oknum sipir berinisial DR itu berperan sebagai kurir jaringan Iran.
DR tertangkap tangan di Jakarta. Dari tangan pria berusia 24 tahun itu, petugas BNN menyita barang bukti narkotika jenis sabu seberat 17 kilogram (kg). ”Semalam (Kamis, 21/5) kira-kira pukul 23.00 WIB, saya mendapat telepon dari Dir Kamtib Dirjen Pemasyarakatan Kemenkumham. Dia memberitahukan ada seorang staf saya berinisial DR ditangkap BNN di Jakarta. Paginya, saya coba konfirmasi lagi, ternyata informasi itu benar,” kata Kepala Lapas Banceuy Agus Irianto kemarin.
Namun, hingga kini Agus belum mendapat keterangan resmi dari BNN mengenai penangkapan tersebut. Bahkan menurutnya, dia mengetahui DR ditangkap dengan barang bukti sabu sebanyak 17 kg itu dari media. BNN juga melakukan penggeledahan terhadap rumah dinas DR yang berada di belakang Lapas Banceuy sekitar pukul 04.00 WIB kemarin.
Bahkan, mereka disebut-sebut menemukan 750 butir ekstasi. ”Tadi pagi (kemarin), saya juga mendapat informasi bahwa BNN menggeledah asrama yang ditempatinya (DR). Ada sekitar tiga kendaraan yang masuk dan parkir di sekitar rumahnya itu,” terangnya. Yang jelas, Agus menegaskan bahwa DR sedang bebas tugas atau libur kerja saat ditangkap pada Kamis (21/5).
Bahkan, sehari sebelum penangkapan, DR sempat bekerja seperti biasa sebagai sipir penjaga lapas. Saat itu, dia bekerja shift malam dan pulang pada pagi harinya. ”Hari Kamis dia lepas piket. Sebelumnya, pada Rabu (20/5) dia dinas malam,” tegas Agus. Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa DR merupakan salah satu anggota regu keamanan di Lapas Banceuy yang bertugas mengamankan ketertiban dan lingkungan lapas.
”Banyak titik yang harus diamankan. Pos atas ada lima, regu pengaman juga ada yang sembilan dan delapan orang. Selain menjaga di pos atas, dia (DR) juga mengontrol blok-blok di bawah,” katanya. Mengenai adanya peluang komunikasi antara petugas lapas dan warga binaan, Agus tak membantahnya. Bahkan, dia mengakui para warga binaan kerap memiliki modus rayuan yang luar biasa kepada para petugas.
Berdasarkan pengalamannya bertugas di beberapa lapas, penyelundupan narkoba ke lapas selalu ada. Bahkan, dia pernah menemukan adanya sabu dalam balok es batu. Namun begitu, pihaknya terus mengimbau para petugas untuk terus melakukan pengamanan dan pemeriksaan. ”Upaya orang memasukkan (narkotika) ke lapas itu tinggi. Tapi kami terus melakukan upaya penggeledahan,” tegasnya.
Namun, disinggung mengenai indikasi narkoba yang didapatkan DR berasal dari Lapas Banceuy, Agus menolaknya. Dia mensinyalir barang haram itu didapat DR dari luar. Bahkan, disebut-sebut jika DR merupakan kurir jaringan Iran. Agus sendiri tak menampik jika banyak warga binaannya banyakorangasing, bahkandelapan di antaranya warga Iran.
Namun, dia menyebutkan bahwa mereka tidak ada indikasi terlibat. ”Saya sudah panggil semua. Mereka belum terindikasi terlibat. Berdasarkan hasil pengembangan staf di lapangan, itu bukan dari sini (dalam lapas),” katanya.
Mengenai status DR sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Lapas Banceuy, Agus mengaku akan menunggu keputusan hakim di persidangan. Namun berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS, jelas perilaku DR tersebut merupakan pelanggaran berat.
Sementara petugas lapas lainnya, Budiman, mengaku tak mengetahui jika DR berurusan dengan BNN. ”Saya lihat tiga mobil, tapi enggak curiga apaapa. Saya pikir itu temannya (DR),” ujarnya.
Iwa ahmad sugriwa/ Agiepermadi
DR tertangkap tangan di Jakarta. Dari tangan pria berusia 24 tahun itu, petugas BNN menyita barang bukti narkotika jenis sabu seberat 17 kilogram (kg). ”Semalam (Kamis, 21/5) kira-kira pukul 23.00 WIB, saya mendapat telepon dari Dir Kamtib Dirjen Pemasyarakatan Kemenkumham. Dia memberitahukan ada seorang staf saya berinisial DR ditangkap BNN di Jakarta. Paginya, saya coba konfirmasi lagi, ternyata informasi itu benar,” kata Kepala Lapas Banceuy Agus Irianto kemarin.
Namun, hingga kini Agus belum mendapat keterangan resmi dari BNN mengenai penangkapan tersebut. Bahkan menurutnya, dia mengetahui DR ditangkap dengan barang bukti sabu sebanyak 17 kg itu dari media. BNN juga melakukan penggeledahan terhadap rumah dinas DR yang berada di belakang Lapas Banceuy sekitar pukul 04.00 WIB kemarin.
Bahkan, mereka disebut-sebut menemukan 750 butir ekstasi. ”Tadi pagi (kemarin), saya juga mendapat informasi bahwa BNN menggeledah asrama yang ditempatinya (DR). Ada sekitar tiga kendaraan yang masuk dan parkir di sekitar rumahnya itu,” terangnya. Yang jelas, Agus menegaskan bahwa DR sedang bebas tugas atau libur kerja saat ditangkap pada Kamis (21/5).
Bahkan, sehari sebelum penangkapan, DR sempat bekerja seperti biasa sebagai sipir penjaga lapas. Saat itu, dia bekerja shift malam dan pulang pada pagi harinya. ”Hari Kamis dia lepas piket. Sebelumnya, pada Rabu (20/5) dia dinas malam,” tegas Agus. Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa DR merupakan salah satu anggota regu keamanan di Lapas Banceuy yang bertugas mengamankan ketertiban dan lingkungan lapas.
”Banyak titik yang harus diamankan. Pos atas ada lima, regu pengaman juga ada yang sembilan dan delapan orang. Selain menjaga di pos atas, dia (DR) juga mengontrol blok-blok di bawah,” katanya. Mengenai adanya peluang komunikasi antara petugas lapas dan warga binaan, Agus tak membantahnya. Bahkan, dia mengakui para warga binaan kerap memiliki modus rayuan yang luar biasa kepada para petugas.
Berdasarkan pengalamannya bertugas di beberapa lapas, penyelundupan narkoba ke lapas selalu ada. Bahkan, dia pernah menemukan adanya sabu dalam balok es batu. Namun begitu, pihaknya terus mengimbau para petugas untuk terus melakukan pengamanan dan pemeriksaan. ”Upaya orang memasukkan (narkotika) ke lapas itu tinggi. Tapi kami terus melakukan upaya penggeledahan,” tegasnya.
Namun, disinggung mengenai indikasi narkoba yang didapatkan DR berasal dari Lapas Banceuy, Agus menolaknya. Dia mensinyalir barang haram itu didapat DR dari luar. Bahkan, disebut-sebut jika DR merupakan kurir jaringan Iran. Agus sendiri tak menampik jika banyak warga binaannya banyakorangasing, bahkandelapan di antaranya warga Iran.
Namun, dia menyebutkan bahwa mereka tidak ada indikasi terlibat. ”Saya sudah panggil semua. Mereka belum terindikasi terlibat. Berdasarkan hasil pengembangan staf di lapangan, itu bukan dari sini (dalam lapas),” katanya.
Mengenai status DR sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Lapas Banceuy, Agus mengaku akan menunggu keputusan hakim di persidangan. Namun berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS, jelas perilaku DR tersebut merupakan pelanggaran berat.
Sementara petugas lapas lainnya, Budiman, mengaku tak mengetahui jika DR berurusan dengan BNN. ”Saya lihat tiga mobil, tapi enggak curiga apaapa. Saya pikir itu temannya (DR),” ujarnya.
Iwa ahmad sugriwa/ Agiepermadi
(ftr)