Braille Corner Solusi Penyandang Tunanetra
A
A
A
MALANG - Penyandang tunanetra tidak perlu lagi khawatir dan kesulitan mendapatkan bahan bacaan.
Kini Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Malang, Jawa Timur, menyediakan Braille Corner yang berisi buku-buku bacaan dengan huruf braille. Selain buku-buku dengan cetakan huruf braille, Pojok Braille atau Braille Corner itu juga menyediakanberbagaiceritadan ilmu pengetahuan umum dalam bentuk rekaman audio sehingga dapat memudahkan bagi para penyandang tuna netra mendapatkan informasi.
Kepala Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Malang Endang Soejatikah mengatakan, Braille Corner ini merupakan perpustakaan penyandang tunanetra pertama di Indonesia. Tempat ini dibangun untuk memberikan layanan kepada para penyandang tunanetra yang selama ini kesulitan mendapatkan bukubuku bacaan.
”Braille Corner ini memang hanya 4 x 6 meter. Namun, apabila antusiasme para penyandang tunanetra tinggi dan koleksi bukunya bertambah, ruangan tersebut bisa diperluas lagi,” terangnya. Jumlah buku dengan huruf braille yang tersedia mencapai 2.000 eksemplar.
Buku-buku tersebut menyajikan berbagai tema seperti ilmu pengetahuan umum, teori tentang pemijatan, dan beraneka ragam majalah. Keberadaan Braille Corner dengan ribuan koleksi buku tentu saja semakin memperkaya koleksi pustaka di perpustakaan milik Pemkot Malang ini. Saat ini saja totalnya sudah ada 140.000 eksemplar. Dari jumlah itu, tercatat ada 90.000 judul buku dengan jumlah anggota mencapai 80.000 orang.
Seorang penyandang tunanetra, Jasmine, 21, mengaku sangat senang dengan layanan Braille Corner ini. ”Dengan adanya buku braille di perpustakaan umum, kami bisa semakin mudah menambah ilmu pengetahuan,” ujarnya.
Yuswantoro
Kini Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Malang, Jawa Timur, menyediakan Braille Corner yang berisi buku-buku bacaan dengan huruf braille. Selain buku-buku dengan cetakan huruf braille, Pojok Braille atau Braille Corner itu juga menyediakanberbagaiceritadan ilmu pengetahuan umum dalam bentuk rekaman audio sehingga dapat memudahkan bagi para penyandang tuna netra mendapatkan informasi.
Kepala Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Malang Endang Soejatikah mengatakan, Braille Corner ini merupakan perpustakaan penyandang tunanetra pertama di Indonesia. Tempat ini dibangun untuk memberikan layanan kepada para penyandang tunanetra yang selama ini kesulitan mendapatkan bukubuku bacaan.
”Braille Corner ini memang hanya 4 x 6 meter. Namun, apabila antusiasme para penyandang tunanetra tinggi dan koleksi bukunya bertambah, ruangan tersebut bisa diperluas lagi,” terangnya. Jumlah buku dengan huruf braille yang tersedia mencapai 2.000 eksemplar.
Buku-buku tersebut menyajikan berbagai tema seperti ilmu pengetahuan umum, teori tentang pemijatan, dan beraneka ragam majalah. Keberadaan Braille Corner dengan ribuan koleksi buku tentu saja semakin memperkaya koleksi pustaka di perpustakaan milik Pemkot Malang ini. Saat ini saja totalnya sudah ada 140.000 eksemplar. Dari jumlah itu, tercatat ada 90.000 judul buku dengan jumlah anggota mencapai 80.000 orang.
Seorang penyandang tunanetra, Jasmine, 21, mengaku sangat senang dengan layanan Braille Corner ini. ”Dengan adanya buku braille di perpustakaan umum, kami bisa semakin mudah menambah ilmu pengetahuan,” ujarnya.
Yuswantoro
(ftr)