Alleira Batik Hanya 20 Item Per Desain

Rabu, 20 Mei 2015 - 11:02 WIB
Alleira Batik Hanya 20 Item Per Desain
Alleira Batik Hanya 20 Item Per Desain
A A A
Alleira Batik adalah salah satu merek batik di Indonesia yang telah masuk ke pasar global, dengan motif tradisional yang dipadukan motif modern. Alleira membuat produk batik asli sebagai busana internasional dengan bahan terbaik berkualitas tinggi.

Alleira ingin memasarkan batik tradisional di pentas global tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya lokal. Alleira Batik didirikan oleh Lisa Mihardja, Zakaria Hamzah, Ade Kartika, dan Anita Asmaya Sanin pada 2005 dengan nama awal Allure Batik.

Setelah tiga tahun mendapat tempat di pasar lokal, Alleira ekspansi ke pasar internasional. Selain membuka butik di Marina Bay Sand Singapura, Alleira kini telah masuk ke Malaysia, Hong Kong, dan Australia. “Desain simpel, modern, dengan kualitas terbaik, itu yang kami kedepankan dalam mengangkat Alleira Batik sebagai produk lokal Indonesia,” kata Creative Director Alleira Batik, Anita Asmaya Sanin.

Alleira menjamin kualitas produk terbaik kepada pelanggan seperti jaminan produk yang tidak luntur. Full services menjadi prioritas untuk meyakinkan pelanggan bahwa produk mereka adalah produk terbaik. Nama “Alleira” memiliki makna memikat yang berarti menarik perhatian dan menawan. Nama ini digunakan ketika Allure ingin ekspansi ke pasar Singapura pada 2008.

Ternyata sudah ada yang lebih dulu menggunakan nama tersebut. Tidak mudah bagi Alleira untuk bersaing dengan berbagai brand internasional maupun produk lokal di Singapura. Selera pasar di mancanegara dan domestik berbeda. Menurut Anita, pasar luar negeri cenderung menyukai desain yang simpel dan warna yang lembut; konsumen di Indonesia lebih menyukai warnawarna terang, semarak, full color .

Karena itu, untuk pasar luar negeri, Alleira lebih banyak memproduksi busana berwarna hitam putih ataupun warna-warna pastel. Sebagai pemain baru di pasar global yang harus bersaing dengan pemain lokal dan bermacam brand besar lain strategi yang digencarkan oleh Alleira adalah perpaduan “West to East”.

Memperkenalkan produk lokal, yaitu batik dengan kemasan atau packaging yang cocok untuk pasar mancanegara. Kekuatan budaya lokal memberikan muatan eksotis dan warisan lampau (heritage) bernilai tinggi. Adapun unsur Barat akan memberikan muatan modern, dinamis, dan sophisticated. Strategi tersebut membuat beragam produk Alleira mampu bersaing di luar negeri.

Dalam memasarkan produk, Alleira juga rajin mengikuti berbagai ajang peragaan busana ataupun pameran. Alleira sering mengikuti lawatan promosi dan dagang bersama pemerintah ke berbagai negara seperti Singapura, Hong Kong, Malaysia, China, Turki, Australia, Rusia, Jerman, AS, dan negara-negara lain di Eropa. Produk Alleira terdiri atas busana ready to wear yang lebih banyak dijual di pasar lokal dan tekstil seperti syal ataupun kain yang sebagian besar diserap pasar luar negeri.

Rilis produk baru secara rutin dilakukan empat kali dalam setahun, yaitu pada spring summer , Imlek, Lebaran, dan Natal. Meski begitu, di luar musim-musim tersebut, Alleira sering mengenalkanproduk inovasi barunya. Menurut Anita, inovasi produk harus selalu dilakukan agar mampu bersaing dan berbeda dengan pesaing. Terlebih produk-produk Alleira sering ditiru oleh pemain lain. Untuk mengatasi hal ini, setiap desain hanya diproduksi 20 potong .

“Jadi produk kami bukan produk massal, tapi limited, yang dibuat dengan manual atau handmade ,” ungkap Anita. Sebagai salah satu produk batik, dengan pangsa pasar kelas menengah ke atas, Alleira memberi perhatian ekstra pada aspek high quality control (QC).

“Karakteristik yang kami bangun di perusahaan adalah kekeluargaan, akan tetapi kami juga menerapkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab agar menghasilkan produk berkualitas terbaik,” ungkap Anita. Alleira juga menerapkan sistem penalti agar semua pihak bertanggung jawab atas kualitas produk yang dihasilkan. Para karyawan dalam sistem produksi, dari pabrik hingga logistik, benar-benar dituntut teliti.

Disadari benar bahwa produk handmade rentan human error. Pengawasan kualitas tetap dijalankan, meski produk sudah berada di bagian logistik. Tim QC memilih secara acak untuk menentukan apakah ada produk yang luntur atau tidak. “Awalnya kami sering kedodoran. Ada saja produk yang cacat sampai ke tangan pelanggan. Akhirnya manajemen menerapkan control lebih ketat dan penalti kepada pegawai yang melakukan kelalaian,” kata Anita.

Saat ini Alleira Batik memiliki delapan butik di Jakarta. Ada di Grand Indonesia, Plaza Indonesia, Senayan City, Kemang, Dharmawangsa Square, Central Park, Pondok Indah Mall 2, Gandaria City, satu butik di Medan, dan satu butik di Makassar. Alleira Batik juga membuka butik di Marina Bay Sands, Singapura, dan Bangsar Village 2, Kuala Lumpur.

Beragam produk Alleira Batik tersedia di pusat-pusat perbelanjaan terkemuka di Indonesia seperti Metro, Sogo, Seibu, dan lainnya. Anita menambahkan, perlu komitmen kuat dari perusahaan serta inovasi produk terus-menerus agar dapat bersaing dengan merek-merek luar.

Dia percaya produk-produk Indonesia banyak yang berkualitas tinggi, namun pengemasannya terkadang kurang maksimal. Akibatnya, banyak produk lokal banting harga ketika masuk ke pasar mancanegara.

Robi ardianto
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8215 seconds (0.1#10.140)