KML Food Runtuhkan Dominasi Negara Maju

Rabu, 20 Mei 2015 - 10:56 WIB
KML Food Runtuhkan Dominasi Negara Maju
KML Food Runtuhkan Dominasi Negara Maju
A A A
Teri nasi bagi Mohammad Nadjikh membuka pasar bisnis ikannya ke negara Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Ikan kecil yang diperoleh dari nelayan di pesisir pantai utara itu meruntuhkan dominasi pasar ikan negara maju.

Di Jepang, melalui PT Kelola Mina Laut (KML), Nadjikh berhasil menjadi eksportir teri nasi terbesar dengan brand Prima Star. Tahun-tahun berikutnya giliran ikan kakap merah fillet, udang vannamie, dan rajungan kaleng menguasai pasar di Benua Amerika, Asia, Eropa, Australia, sampai Afrika. Saat ini tiap tahun ada 2.000 kontainer dengan tujuan 30 negara selalu meminta pasokan ikan dari KML.

Sebaran volume ekspornya terdiri atas 35% produk di pasaran Amerika Serikat, 20% ke pasar Uni Eropa, 35% pasar Jepang, dan 10% ke negara lain.. Fondasi persaingan global langsung dia tancapkan untuk memulai perang bisnis di bidang ikan. Karena itu, standar internasional dijadikan pedoman dalam semua produk yang dihasilkan.

”Banyak tenaga di KML (KML) yang berasal dari Jepang, Jerman, Amerika, dan negara Eropa lain. Mereka saya tugaskan untuk mengontrol mutu, SDM, serta keuangan kami,” ujarnya saat ditemui KORAN SINDO baru-baru ini. Bisnisnya berawal pada 1994 dia memiliki sebuah unit pengolahan ikan sederhana berdinding bambu di Desa Sobontoro, Kecamatan Tambak Boyo, Tuban, dijadikan tempat mengolah teri nasi.

Perkembangan teri nasi berjalan lancar. Hingga akhirnya unit pengolahan KML Food mencapai 20 unit yang tersebar di sepanjang pantai utara Jawa dan Madura. Keberhasilan yang diraih oleh PT KML di bawah kendali Nadjikh tak lepas dari produk unik yang dikembangkan. Kalau ingin jadi pemenang dalam persaingan bisnis di negara maju harus punya sisi unik yang tidak dimiliki oleh negara lain.

PT KML misalnya mengandalkan ikan kakap merah yang hanya ditemukan di perairan Indonesia. Bagi negara lain, kakap merah tentu tak dimiliki. Proses edukasi pun harus diberikan pada calon konsumen agar mereka mengenali keunggulan produk PT KML. Dari sisi bisnis, pesaing berasal dari Amerika Serikat.

Sementara dari sisi kualitas produk, Jepang merupakan kompetitor abadi. ”Tapi, kami tak pernah gentar. Buktinya pasar bisa kami memenangkan. Produk ikan olahan juga menembus pasar Amerika. Masuk ke Walmart dan produk daging rajungan kami menjadi langganan Presiden Barrack Obama. Jadi, sudah masuk ke Gedung Putih,” katanya.

Kejelian Nadjikh dalam melirik potensi ikan telah mengubah segalanya. Ketika banyak daerah memandang sebelah mata ikan hasil tangkapan nelayan tradisional yang kurang higienis dan memenuhi standar, Nadjikh memilih langkah yang berbeda. Dia mengolah ikan tangkapan nelayan tradisional itu menjadi produk olahan yang bisa diterima oleh negaranegara maju.

Aan haryono
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2979 seconds (0.1#10.140)