Melayani untuk Medan Rumah Kita
A
A
A
Kota Medan berawal dari perkampungan bernama Medan Putri di pertemuan Sungai Deli-Babura yang kemudian berkembang pesat menjadi kota ketiga terbesar di Indonesia.
Kota berpenduduk 2,9 juta jiwa dengan beragam suku dan agama itu bisa disebut miniaturnya Indonesia. Ini modal penting Medan menuju kota dunia. Sikap saling memahami, kebersamaan, dan keterbukaan menjadikan kota ini aman, nyaman, dengan pemerintahan yang melayani untuk Medan, Rumah Kita. Keragaman latar belakang penduduk memberikan ciri khas tersendiri bagi Medan dalam menghadapi era pembangunan modern saat ini.
Hal itu dapat dilihat dari aneka jajanan dan kuliner beragam daerah maupun budaya yang hanya bisa dijumpai di Medan. Dalam hal investasi, Medan juga menjadi salah satu kota strategis di Indonesia. Sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Medan adalah referensi, tolok ukur pertumbuhan ekonomi, penggerak, dan keberhasilan pembangunan di wilayah Indonesia bagian barat.
Selain meningkatkan pelayanan publik, tantangan Kota Medan adalah menghadapi urbanisasi, peningkatan jumlah penduduk, dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Medan juga harus siap bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia maupun Asia Tenggara dengan menciptakan iklim kondusif bagi investor dalam menggerakkan skala perekonomian lebih luas.
Sebagai kota jasa dan perdagangan, Medan membutuhkan investasi riil secara berkesinambungan, sehingga dapat menggerakkan ekonomi secara menyeluruh yang memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian regional dan nasional. Dalam menghadapi tantangan globalisasi, Kota Medan juga harus mempersiapkan SDM unggul, infrastruktur andal, dan menciptakan tatanan kehidupan sosial yang mengedepankan keadilan bagi semua kalangan masyarakat.
Untuk itu, visi pembangunan Kota Medan ke depannya fokus dalam tiga aspek, yaitu infrastruktur, SDM, pembinaan dan pengembangan kehidupan sosial. Semua kelompok masyarakat menganggap Medan adalah ”Rumah Kita”, tempat kehidupan bersama, milik bersama, dibangun bersama, dipelihara bersama, dan untuk kesejahteraan bersama.
Kesiapan Infrastruktur
Aspek penting dalam peningkatan daya saing ialah membangun infrastruktur berkualitas. Ini menjadi prioritas pembangunan Medan karena infrastruktur menjadi salah satu parameter menarik investasi. Sebagai kota jasa dan perdagangan, Medan harus memiliki infrastruktur yang baik, misalnya transportasi, kelistrikan, air bersih, air limbah, dan telekomunikasi.
Secara umum, Medan telah punya sistem infrastruktur perkotaan yang relatif baik dan lengkap, walaupun dari segi ketersediaan masih belum dapat terpenuhi dibandingkan tingkat kebutuhan yang besar dan kualitas yang masih perlu dibenahi untuk menjadi kota masa depan, modern, dan sejahtera. Saat ini Medan memiliki infrastruktur transportasi darat memadai dan hampir seluruh wilayah terbangun serta terhubung dengan panjang jalan mencapai 3.200 km.
Sistem jaringan jalan telah didukung jalan tol sepanjang 25 km, arteri lingkar luar serta flyover. Untuk meningkatkan keandalan sistem jaringan jalan primer, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah merancang pembangunan underpass Titi Kuning yang akan terwujud pada 2016, disusul pembangunan flyover Pinang Baris pada 2017.
Selain itu, akan dibangun Lingkar Utara yang terhubung ke Bandara Kualanamu (KNIA), Kabupaten Deliserdang. Aksesibilitas dari dan ke Kota Medan bakal ditingkatkan dengan membangun jalan tol Medan-Binjai dan Medan-Kualanamu- Tebingtinggi, Jalan Lingkar Selatan, serta jalan alternatif Medan-Berastagi. Kota Medan juga memiliki sistem perkeretapian cukup baik dengan tujuan Medan- Rantau Prapat dan Medan-Belawan- Binjai.
Transportasi massal ini akan terus dibenahi dengan menghidupkan kembali rute Medan-Delitua dan Medan-Pancur Batu. Ke depan, sistem transportasi massal kereta api (KA) ini menjadi tulang punggung transportasi darat menuju kawasan Mebidang (Medan-Binjai-Deliserdang). Program ini sudah menjadi pembahasan di Kementerian Perhubungan. Tahap awal adalah persiapan jalur ganda rel KA Medan-KNIA serta persiapan pembangunan rel layang (elevated railway ).
Kota Medan menjadi salah satu kota pertama yang memiliki sistem jalur transportasi terintegrasi menuju stasiun KA modern dan bandara udara KNIA yang dilengkapi fasilitas city check in . Selain itu, Kota Medan memiliki fasilitas angkutan laut, yaitu Pelabuhan Internasional Belawan sebagai jalur ekonomi bagian barat.
Saat ini, PT Pelindo I akan meningkatkan kapasitas pelabuhan terminal peti kemas dengan memperpanjang dermaga 700 meter, serta alur laut Belawan yang ke depannya berkapasitas 3.500 teus. PT Pelindo I juga berbenah membangun terminal penumpang berdekatan dengan stasiun KA Belawan sehingga terintegrasi.
Menghadapi MEA, Kota Medan juga harus mempersiapkan SDM unggul dan berkualitas, serta mempunyai tingkat produktivitas tinggi dengan dukungan pendidikan dan kesehatan. Di bidang pendidikan misalnya, Kota Medan telah berupaya meningkatkan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan.
Dari sini diharapkan tidak hanya banyak angkatan tenaga kerja produktif, namun juga bisa menciptakan lapangan kerja sekaligus dapat mengurangi tingkat pengangguran.
T Dzulmi Eldin
Wali Kota Medan
Kota berpenduduk 2,9 juta jiwa dengan beragam suku dan agama itu bisa disebut miniaturnya Indonesia. Ini modal penting Medan menuju kota dunia. Sikap saling memahami, kebersamaan, dan keterbukaan menjadikan kota ini aman, nyaman, dengan pemerintahan yang melayani untuk Medan, Rumah Kita. Keragaman latar belakang penduduk memberikan ciri khas tersendiri bagi Medan dalam menghadapi era pembangunan modern saat ini.
Hal itu dapat dilihat dari aneka jajanan dan kuliner beragam daerah maupun budaya yang hanya bisa dijumpai di Medan. Dalam hal investasi, Medan juga menjadi salah satu kota strategis di Indonesia. Sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Medan adalah referensi, tolok ukur pertumbuhan ekonomi, penggerak, dan keberhasilan pembangunan di wilayah Indonesia bagian barat.
Selain meningkatkan pelayanan publik, tantangan Kota Medan adalah menghadapi urbanisasi, peningkatan jumlah penduduk, dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Medan juga harus siap bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia maupun Asia Tenggara dengan menciptakan iklim kondusif bagi investor dalam menggerakkan skala perekonomian lebih luas.
Sebagai kota jasa dan perdagangan, Medan membutuhkan investasi riil secara berkesinambungan, sehingga dapat menggerakkan ekonomi secara menyeluruh yang memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian regional dan nasional. Dalam menghadapi tantangan globalisasi, Kota Medan juga harus mempersiapkan SDM unggul, infrastruktur andal, dan menciptakan tatanan kehidupan sosial yang mengedepankan keadilan bagi semua kalangan masyarakat.
Untuk itu, visi pembangunan Kota Medan ke depannya fokus dalam tiga aspek, yaitu infrastruktur, SDM, pembinaan dan pengembangan kehidupan sosial. Semua kelompok masyarakat menganggap Medan adalah ”Rumah Kita”, tempat kehidupan bersama, milik bersama, dibangun bersama, dipelihara bersama, dan untuk kesejahteraan bersama.
Kesiapan Infrastruktur
Aspek penting dalam peningkatan daya saing ialah membangun infrastruktur berkualitas. Ini menjadi prioritas pembangunan Medan karena infrastruktur menjadi salah satu parameter menarik investasi. Sebagai kota jasa dan perdagangan, Medan harus memiliki infrastruktur yang baik, misalnya transportasi, kelistrikan, air bersih, air limbah, dan telekomunikasi.
Secara umum, Medan telah punya sistem infrastruktur perkotaan yang relatif baik dan lengkap, walaupun dari segi ketersediaan masih belum dapat terpenuhi dibandingkan tingkat kebutuhan yang besar dan kualitas yang masih perlu dibenahi untuk menjadi kota masa depan, modern, dan sejahtera. Saat ini Medan memiliki infrastruktur transportasi darat memadai dan hampir seluruh wilayah terbangun serta terhubung dengan panjang jalan mencapai 3.200 km.
Sistem jaringan jalan telah didukung jalan tol sepanjang 25 km, arteri lingkar luar serta flyover. Untuk meningkatkan keandalan sistem jaringan jalan primer, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah merancang pembangunan underpass Titi Kuning yang akan terwujud pada 2016, disusul pembangunan flyover Pinang Baris pada 2017.
Selain itu, akan dibangun Lingkar Utara yang terhubung ke Bandara Kualanamu (KNIA), Kabupaten Deliserdang. Aksesibilitas dari dan ke Kota Medan bakal ditingkatkan dengan membangun jalan tol Medan-Binjai dan Medan-Kualanamu- Tebingtinggi, Jalan Lingkar Selatan, serta jalan alternatif Medan-Berastagi. Kota Medan juga memiliki sistem perkeretapian cukup baik dengan tujuan Medan- Rantau Prapat dan Medan-Belawan- Binjai.
Transportasi massal ini akan terus dibenahi dengan menghidupkan kembali rute Medan-Delitua dan Medan-Pancur Batu. Ke depan, sistem transportasi massal kereta api (KA) ini menjadi tulang punggung transportasi darat menuju kawasan Mebidang (Medan-Binjai-Deliserdang). Program ini sudah menjadi pembahasan di Kementerian Perhubungan. Tahap awal adalah persiapan jalur ganda rel KA Medan-KNIA serta persiapan pembangunan rel layang (elevated railway ).
Kota Medan menjadi salah satu kota pertama yang memiliki sistem jalur transportasi terintegrasi menuju stasiun KA modern dan bandara udara KNIA yang dilengkapi fasilitas city check in . Selain itu, Kota Medan memiliki fasilitas angkutan laut, yaitu Pelabuhan Internasional Belawan sebagai jalur ekonomi bagian barat.
Saat ini, PT Pelindo I akan meningkatkan kapasitas pelabuhan terminal peti kemas dengan memperpanjang dermaga 700 meter, serta alur laut Belawan yang ke depannya berkapasitas 3.500 teus. PT Pelindo I juga berbenah membangun terminal penumpang berdekatan dengan stasiun KA Belawan sehingga terintegrasi.
Menghadapi MEA, Kota Medan juga harus mempersiapkan SDM unggul dan berkualitas, serta mempunyai tingkat produktivitas tinggi dengan dukungan pendidikan dan kesehatan. Di bidang pendidikan misalnya, Kota Medan telah berupaya meningkatkan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan.
Dari sini diharapkan tidak hanya banyak angkatan tenaga kerja produktif, namun juga bisa menciptakan lapangan kerja sekaligus dapat mengurangi tingkat pengangguran.
T Dzulmi Eldin
Wali Kota Medan
(ftr)