Dilengkapi Robot Bawah Laut, Tercanggih Se-Asia
A
A
A
JAKARTA - Jajaran Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) kembali diperkuat dengan satu unit kapal canggih buatan Prancis, KRI Rigel 933.
KRI ini menjadi satusatunya kapal tercanggih yang ada di Asia saat ini. KRI Rigel 933 telah diterima Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (15/5). Dari data yang diperoleh, kapal perang jenis Bantu Hidro-Oseanografi (BHO) yang dibuat digalangan kapal OCEA Prancis ini memiliki ukuran panjang 60,1 meter, lebar 11,5 meter dan bobot 560 ton.
Kapal ini dilengkapi dengan Remotely Operated Vehicle (ROV) atau robot bawah laut yang mampu menyelam hingga kedalaman 1.000 meter, laser scanner untuk mendapat gambaran daratan, dan automatic weather station (AWS). ” Kapal ini akan memperkuat alutsista TNI AL karena mampu melakukan pendataan bawah laut yang akurat. Dari segi teknologi, kapal survei ini sangat canggih. Mungkin di negara ini duluan, negara lain belum,” ungkap Ade Supandi.
Tidak hanya itu saja, KRI Rigel 933 juga dilengkapi dengan segudang teknologi canggih lainnya. Di antaranya echosounder multibeam laut dalam dan singlebeam , peralatan conductivity temperature and dept (CTD), gravity corer, kelengkapan laboratorium, juga kemampuan survei perikanan serta persenjataan mitraliur kaliber 20 mm dan kaliber 12,7 mm.
Kelebihan lain dari KRI Rigel ini adalah kemampuan manuvernya yang sangat baik, mampu memberikan gambar tiga dimensi, deteksi sonar hingga kedalaman 7.000 meter. ” Kapal inilah yang diperlukan hidro oseanografi khususnya dan TNI AL pada umumnya demi kepentingan pertahanan negara sekaligus memenuhi kebutuhan kapalkapal survei dalam pemutakhiran data-data perairan baik untuk navigasi maupun survei kedalaman,” jelas KSAL.
KRI Rigel ini, menurut KSAL, nantinya masuk dalam satuan Survei Dihidros TNI AL yang bermarkas di Pondok Dayung, Jakarta Utara. Menurut KSAL, tugas Dihidros TNI AL sangat berat karena harus terus memutakhirkan peta laut.
Sebab kondisi perairan bisa berubah sewaktuwaktu karena reklamasi, pembangunan dermaga, atau pelabuhan. ” Termasuk juga memetakan alur-alur laut terutama di lokasi yang diproyeksikan untuk perkembangan ekonomi itu harus benar-benar aman dari kecelakaan navigasi,” ujarnya.
Hasil akhir dari pemetaan ini akan menentukan batas kedaulatan perairan Indonesia. ” Kita kan ada landas kontinen, ada kekhasan spesies ikan yang hanya hidup di perairan Indonesia. Jadi bisa melihat kecenderungan dari historikal geologi mengenai itu,” ucapnya.
Ade berharap, keberadaan Kapal Rigel 933 yang diambil dari nama bintang paling terang ini mampu menambah eksistensi peran TNI AL. Sekaligus mampu menjadi konektivitas maritim dan tol laut serta memperkuat kapal survei lainnya yang sudah dimiliki Dinas Oseanografi TNI AL seperti, KRI Dewa Kembar 932, KRI Louser 924, KRI Pulau Rote 721, KRI Pulau Romang 723, KRI Pulau rempang 729, KAL Aries, dan KAL Vega.
KSAL menambahkan, dengan luas perairan yang dimiliki idealnya Indonesia memiliki 20 kapal jenis ini. Namun, karena keterbatasan anggaran dan kebutuhan untuk pengadaan kapal yang lain seperti kapal kombatan, kapal patroli, kapal selam, untuk lima tahun TNI AL mengajukan dua kapal jenis ini. ” Dalam MEF diajukan dua kapal jenis ini, satu sudah sampai sini (Indonesia) dan satunya lagi selesai pada Juli- Agustus,” ungkapnya.
Kasubdispenum TNI AL Kolonel Laut (P) Suradi Agung Slamet mengatakan, kapal tersebut sangat diperlukan Indonesia untuk membuat peta laut dan navigasi sehingga memberikan keamanan pelayaran.
” Ini paling canggih se-Asia karena kapalnya dilengkapi dengan teknologi modern. Negara tetangga belum punya, Singapura juga belum. Kapal ini juga bisa digunakan untuk kepentingan SAR,” paparnya.
Sucipto
KRI ini menjadi satusatunya kapal tercanggih yang ada di Asia saat ini. KRI Rigel 933 telah diterima Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (15/5). Dari data yang diperoleh, kapal perang jenis Bantu Hidro-Oseanografi (BHO) yang dibuat digalangan kapal OCEA Prancis ini memiliki ukuran panjang 60,1 meter, lebar 11,5 meter dan bobot 560 ton.
Kapal ini dilengkapi dengan Remotely Operated Vehicle (ROV) atau robot bawah laut yang mampu menyelam hingga kedalaman 1.000 meter, laser scanner untuk mendapat gambaran daratan, dan automatic weather station (AWS). ” Kapal ini akan memperkuat alutsista TNI AL karena mampu melakukan pendataan bawah laut yang akurat. Dari segi teknologi, kapal survei ini sangat canggih. Mungkin di negara ini duluan, negara lain belum,” ungkap Ade Supandi.
Tidak hanya itu saja, KRI Rigel 933 juga dilengkapi dengan segudang teknologi canggih lainnya. Di antaranya echosounder multibeam laut dalam dan singlebeam , peralatan conductivity temperature and dept (CTD), gravity corer, kelengkapan laboratorium, juga kemampuan survei perikanan serta persenjataan mitraliur kaliber 20 mm dan kaliber 12,7 mm.
Kelebihan lain dari KRI Rigel ini adalah kemampuan manuvernya yang sangat baik, mampu memberikan gambar tiga dimensi, deteksi sonar hingga kedalaman 7.000 meter. ” Kapal inilah yang diperlukan hidro oseanografi khususnya dan TNI AL pada umumnya demi kepentingan pertahanan negara sekaligus memenuhi kebutuhan kapalkapal survei dalam pemutakhiran data-data perairan baik untuk navigasi maupun survei kedalaman,” jelas KSAL.
KRI Rigel ini, menurut KSAL, nantinya masuk dalam satuan Survei Dihidros TNI AL yang bermarkas di Pondok Dayung, Jakarta Utara. Menurut KSAL, tugas Dihidros TNI AL sangat berat karena harus terus memutakhirkan peta laut.
Sebab kondisi perairan bisa berubah sewaktuwaktu karena reklamasi, pembangunan dermaga, atau pelabuhan. ” Termasuk juga memetakan alur-alur laut terutama di lokasi yang diproyeksikan untuk perkembangan ekonomi itu harus benar-benar aman dari kecelakaan navigasi,” ujarnya.
Hasil akhir dari pemetaan ini akan menentukan batas kedaulatan perairan Indonesia. ” Kita kan ada landas kontinen, ada kekhasan spesies ikan yang hanya hidup di perairan Indonesia. Jadi bisa melihat kecenderungan dari historikal geologi mengenai itu,” ucapnya.
Ade berharap, keberadaan Kapal Rigel 933 yang diambil dari nama bintang paling terang ini mampu menambah eksistensi peran TNI AL. Sekaligus mampu menjadi konektivitas maritim dan tol laut serta memperkuat kapal survei lainnya yang sudah dimiliki Dinas Oseanografi TNI AL seperti, KRI Dewa Kembar 932, KRI Louser 924, KRI Pulau Rote 721, KRI Pulau Romang 723, KRI Pulau rempang 729, KAL Aries, dan KAL Vega.
KSAL menambahkan, dengan luas perairan yang dimiliki idealnya Indonesia memiliki 20 kapal jenis ini. Namun, karena keterbatasan anggaran dan kebutuhan untuk pengadaan kapal yang lain seperti kapal kombatan, kapal patroli, kapal selam, untuk lima tahun TNI AL mengajukan dua kapal jenis ini. ” Dalam MEF diajukan dua kapal jenis ini, satu sudah sampai sini (Indonesia) dan satunya lagi selesai pada Juli- Agustus,” ungkapnya.
Kasubdispenum TNI AL Kolonel Laut (P) Suradi Agung Slamet mengatakan, kapal tersebut sangat diperlukan Indonesia untuk membuat peta laut dan navigasi sehingga memberikan keamanan pelayaran.
” Ini paling canggih se-Asia karena kapalnya dilengkapi dengan teknologi modern. Negara tetangga belum punya, Singapura juga belum. Kapal ini juga bisa digunakan untuk kepentingan SAR,” paparnya.
Sucipto
(ftr)