Evakuasi Eri Yunanto Terhambat Kabut
A
A
A
SLEMAN - Upaya pencarian terhadap Eri Yunanto, mahasiswa Universitas Atmajaya Yogyakarta, yang jatuh ke kawah Gunung Merapi pada Sabtu (16/5), terkendala cuaca berkabut kemarin.
Hari ini tim SAR rencananya kembali akan melanjutkan proses evakuasi. Komandan SAR DIY Brotoseno mengatakan untuk proses pencarian ini, selain menerjunkan dua regu, tim SAR juga menyiapkan peralatan instansi vertical rescue. Dua regu tim SAR bergerak ke puncak gunung mulai pukul 04.05 WIB kemarin. Namun saat tiba di Pasar Bubrah pada pukul 08.45 WIB cuaca berkabut menghadang.
Meski begitu, pada pukul 11.30 WIB kemarin tim telah menyiapkan instalasi untuk vertical rescue di tempat kejadian perkara. Termasuk tetap melakukan pelacakan posisi korban secara visual, yaitu dengan menggunakan drone . Namun untuk pencarian lanjutan tetap tergantung dengan kondisi cuaca.
”Kami belum bisa memastikan apakah korban masih selamat atau tidak sebab kondisinya belum bisa dimonitor dengan baik. Meski begitu, evakuasi akan segera dilakukan jika kesempatan memungkinkan,” paparnya.
Eri Yunanto, 21, merupakan mahasiswa Universitas Atmajaya Yogyakarta Program Studi Teknik Industri. Korban terpeleset jatuh ke dalam kawah saat berada di puncak gunung teraktif di dunia tersebut. Korban mendaki Merapi bersama lima temannya. Mereka berangkat Jumat (15/5) malam sekitar pukul 22.30 WIB dan tiba di puncak Merapi pagi harinya. Korban jatuh ke dalam kawah pada Sabtu (16/5) sekitar pukul 11.00 WIB.
Korban diketahui merupakan putra dari pasangan Nuryanto dan Intan Farida. Dia bertempat tinggal di Dusun Biru Tengah RT03/RW20, Kelurahan Trianggo, Kecamatan Gamping, Sleman, DIY.
Kepala Humas Basarnas Kantor SAR Semarang Aris Triyono menambahkan, berdasar keterangan kerabat korban di Posko Selo, Boyolali, pada Sabtu siang tersebut korban bersama temannya bernama Diky, 21, lebih dulu tiba di puncak dan sudah berniat turun. ”Tapi korban terpeleset dan jatuh ke kawah,” ujarnya.
Hingga sore kemarin, belum diketahui pasti titik terang keberadaan maupun kondisi korban. Kepala Seksi Operasi Basarnas Kantor SAR Semarang Tri Joko Priyono menyebut pihaknya sudah melakukan observasi awal pada Sabtu. Dari Pos Pendakian Selo, Boyolali, tim berangkat lebih awal. Mereka memperkirakan korban terjatuh di kedalaman 200 meter ke kawah.
”Tali sepanjang 800 meter dibawa untuk peralatan evakuasi, antisipasi jalur dan medan dinding yang berbatu curam. Tim juga membawa tabung SCBA lengkap dengan masker. Alat ini untuk antisipasi gas beracun,” ungkapnya melalui siaran pers kemarin.
Priyo setyawan/ Eka setiawan/ Ary wahyu wibowo
Hari ini tim SAR rencananya kembali akan melanjutkan proses evakuasi. Komandan SAR DIY Brotoseno mengatakan untuk proses pencarian ini, selain menerjunkan dua regu, tim SAR juga menyiapkan peralatan instansi vertical rescue. Dua regu tim SAR bergerak ke puncak gunung mulai pukul 04.05 WIB kemarin. Namun saat tiba di Pasar Bubrah pada pukul 08.45 WIB cuaca berkabut menghadang.
Meski begitu, pada pukul 11.30 WIB kemarin tim telah menyiapkan instalasi untuk vertical rescue di tempat kejadian perkara. Termasuk tetap melakukan pelacakan posisi korban secara visual, yaitu dengan menggunakan drone . Namun untuk pencarian lanjutan tetap tergantung dengan kondisi cuaca.
”Kami belum bisa memastikan apakah korban masih selamat atau tidak sebab kondisinya belum bisa dimonitor dengan baik. Meski begitu, evakuasi akan segera dilakukan jika kesempatan memungkinkan,” paparnya.
Eri Yunanto, 21, merupakan mahasiswa Universitas Atmajaya Yogyakarta Program Studi Teknik Industri. Korban terpeleset jatuh ke dalam kawah saat berada di puncak gunung teraktif di dunia tersebut. Korban mendaki Merapi bersama lima temannya. Mereka berangkat Jumat (15/5) malam sekitar pukul 22.30 WIB dan tiba di puncak Merapi pagi harinya. Korban jatuh ke dalam kawah pada Sabtu (16/5) sekitar pukul 11.00 WIB.
Korban diketahui merupakan putra dari pasangan Nuryanto dan Intan Farida. Dia bertempat tinggal di Dusun Biru Tengah RT03/RW20, Kelurahan Trianggo, Kecamatan Gamping, Sleman, DIY.
Kepala Humas Basarnas Kantor SAR Semarang Aris Triyono menambahkan, berdasar keterangan kerabat korban di Posko Selo, Boyolali, pada Sabtu siang tersebut korban bersama temannya bernama Diky, 21, lebih dulu tiba di puncak dan sudah berniat turun. ”Tapi korban terpeleset dan jatuh ke kawah,” ujarnya.
Hingga sore kemarin, belum diketahui pasti titik terang keberadaan maupun kondisi korban. Kepala Seksi Operasi Basarnas Kantor SAR Semarang Tri Joko Priyono menyebut pihaknya sudah melakukan observasi awal pada Sabtu. Dari Pos Pendakian Selo, Boyolali, tim berangkat lebih awal. Mereka memperkirakan korban terjatuh di kedalaman 200 meter ke kawah.
”Tali sepanjang 800 meter dibawa untuk peralatan evakuasi, antisipasi jalur dan medan dinding yang berbatu curam. Tim juga membawa tabung SCBA lengkap dengan masker. Alat ini untuk antisipasi gas beracun,” ungkapnya melalui siaran pers kemarin.
Priyo setyawan/ Eka setiawan/ Ary wahyu wibowo
(ftr)