Rangkai DNA, Ubah Pola Penemuan Obat Baru

Minggu, 17 Mei 2015 - 11:20 WIB
Rangkai DNA, Ubah Pola...
Rangkai DNA, Ubah Pola Penemuan Obat Baru
A A A
Berbagai perusahaan obat mulai mengumpulkan DNA manusia dalam jumlah besar. Mereka berharap langkah itu dapat memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi kandidat obat baru.

Beberapa pihak menyatakan langkah itu dapat mengubah pengembangan obat-obatan di masa depan. Langkah ini juga akan membantu para peneliti mengidentifikasi mutasi genetika langka dengan memindai basis data para relawan yang jumlahnya besar. Para relawan ini bersedia memberikan urutan DNA mereka dan menyediakan akses untuk rekaman medis secara detail.

Langkah ini dimungkinkan dengan pengurutan genetika berbiaya sangat murah, di mana para peneliti dengan dana pemerintah sebesar USD5 miliar dan waktu 13 tahun untuk mengurutkan genom manusia pertama pada 2003. Hingga tahun lalu, biayanya sekitar USD1.500 per genom, turun dari USD20.000 lima tahun silam.

Regeneron Pharmaceuticals Inc yang menandatangani kesepakatan dengan Geisinger Health System asal Pennsylvania pada Januari 2014 untuk merangkai parsial genom dari 250.000 relawan, telah mengklaim sejumlah penemuan ber-dasarkan pendekatan baru. Para eksekutif perusahaan menjelaskan pada Reuters bahwa mereka menggunakan data dari 35.000 relawan pertama untuk mengonfirmasi 250 gen di daftar target untuk obat-obatan bagi kondisi medis umum, termasuk kolesterol dan trigliserida tingkat tinggi.

Regeneron juga mengidentifikasi puluhan target gen baru, termasuk gen novel yang berperan dalam obesitas. Pfizer Inc, Roche Holding AG, dan Biogen Inc juga sedang mengerjakan proyek serupa yang menggunakan DNA dan data kesehatan pasien untuk menemukan target obat baru atau memprediksi efek obat-obatan. Investasi mereka diinspirasikan dari kesuksesan sebelumnya untuk kanker dengan obat-obatan seperti Xalkori untuk perawatan kanker paru-paru yang diproduksi Pfizer, yang telah disetujui pada 2011 dan menargetkan mutasi tumor yang memicu penyakit tersebut.

Yang terbaru, Vertex Pharmaceuticals mengubah perawatan cystic fibrosis dengan Kalydeco yang menargetkan penyakit akibat genetik. ”Semua tiba-tiba, semua terbuka, saat berbagai perusahaan menyadari potensi untuk obat-obatan yang menargetkan kelainan genetika,” ujar Dr Eric Topol, pakar genomik di Scripps Translational Science Institute. ”Ini mulai menjadi model baru untuk pengembangan obat.”

Pada masa lalu, penemuan gen semacam itu memerlukan proses yang lama, sering kali melibatkan bertahun-tahun riset pada populasi tertentu. Pada 1991, misalnya, para peneliti menemukan mutasi langka dalam satu gen yang disebut Angptl3 yang menyebabkan level sangat rendah kolesterol dan trigliserida penyumbat arteri di sejumlah keluarga di desa terpencil di Italia, Campodimele.

Diperlukan hampir dua decade lebih dan beberapa grup peneliti untuk sepenuhnya memahami potensi manfaat kardiovaskular terkait mutasi dalam gen itu. Sejak musim gugur lalu, Regeneron Genetics Center telah merangkai DNA lebih dari 35.000 pasien Geisinger, dan saat ini terus mengumpulkan 100.000 DNA hingga akhir tahun.

Saat ini perusahaan telah mengidentifikasi 100 orang membawa mutasi serupa yang dipengaruhi kolesterol pada penelitian pertama di Campodimele dan tempat lain. ”Anda ti-dak lagi harus menemukan itu pada satu keluarga langka di Italia, karena itu sudah ada di basis data,” kata Dr George Yancopoulos, kepala peneliti di Regeneron.

Ketepatan Obat

Mengidentifikasi gen target itu hanya langkah pertama dan tidak menjamin bahwa satu obat dapat dikembangkan berdasarkan genetika, atau itu akan sangat aman dan efektif untuk digunakan. Para peneliti juga memiliki pendekatan berbeda. Regeneron merangkai exomes, gen pembuat protein yang mencakup 1-2% genom, pencarian dengan biaya sekitar USD700 per orang.

Peneliti lain lebih memilih melihat genom secara keseluruhan, dengan biaya USD1.500 per orang. Craig Venter, salah satu peneliti pertama merangkai genom manusia, yakin pendekatan seluruh genom akan lebih penting seiring waktu. ”Saya memilih memiliki satu tambang emas dengan serat emas dan peralatan industri modern untuk menambang dibandingkan duduk di sana dengan pendulang di sungai untuk mencari emas. Keduanya akan mendapat emas.

Pertanyaannya, seberapa banyak yang bisa Anda peroleh,” ungkapnya. Meski demikian, hasil awal dari obatobatan ”genomik” baru telah menarik perhatian Gedung Putih. Januari lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama akan mencari USD130 juta dari Kongres untuk mengumpulkan data genetik dari 1 juta relawan sebagai bagian inisiatif ”pengobatan presisi”.

Regeneron melobi untuk basis data Geisinger agar menjadi batu loncatan upaya itu. Regeneron juga mengusulkan pembentukan konsorsium perusahaan obat untuk mendanainya. Sebagai imbalannya, Yancopoulos menjelaskan bahwa perusahaan berharap dapat memperoleh kembali sejumlah investasi. Bagi perusahaan obat-obatan, imingiming hasil besarnya sangat kuat.

Regeneron dan mitranya, Sanofi, diperkirakan segera mendapat izin regulator untuk obat penurun kolesterol yang bekerja dengan menghalangi gen PCSK9. Analis Wall Street memproyeksikan obat PCSK 9 yang diproduksi Regeneron/Sanofi akan menghasilkan pendapatan USD4,4 miliar pada 2019.

Syarifudin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6377 seconds (0.1#10.140)