Ungkap Keindahan Toba lewat Jepretan Kamera
A
A
A
JAKARTA - Fotografer senior KORAN SINDO, Hasiholan Siahaan, menggelar pameran foto tunggal bertajuk ”Eksotisme Tano Toba” di Toba Dream, Jakarta Selatan, mulai kemarin hingga Minggu (17/5).
Pameran yang menampilkan keindahan dan kekayaan budaya di sepanjang Danau Toba, Sumatera Utara, itu merupakan hasil risetnya selama sembilan tahun. Menurut Olan sapaan akrabnya, kecintaan terhadap budaya Batak-lah yang membuatnya ingin menampilkan puluhan karya foto terbaiknya mengenai keindahan Danau Toba.
”Kehidupan masyarakat Batak itu memiliki kearifan lokal, jadi masyarakat harus mengetahuinya,” ujar Olan. Selama melakukan hunting pengambilan gambar, tidak jarang dia menemui kesulitan hingga pada spotyang diinginkan. ”Mendatangi lokasi itu merupakan tantangan besar, bahkan mempertaruhkan nyawa,” ucapnya.
Olan mengatakan, fotofoto yang dipamerkannya itu sebagian akan dilelang dan hasilnya akan disumbangkan kepada masyarakat di Sumut yang sampai saat ini masih terkena dampak erupsi Gunung Sinabung. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa yang membuka acara, mengaku bangga dengan kegigihan Hasiholan dalam melakukan riset budaya Batak di sekitar Danau Toba.
Menurutnya, ada banyak pesan yang dapat diambil setelah melihat foto-foto itu. ”Banyak hal yang saya temukan di sini, sesuatu yang mungkin tidak terpublikasikan, terkait peninggalan-peninggalan zaman megalitikum. Itu bisa terdokumentasikan dengan sangat baik,” ucapnya. Salah satunya pesan moral yang tinggi dari suku Batak di mana ada penghormatan luar biasa kepada leluhur dan orang tua yang harus dipegang teguh generasi muda selanjutnya.
Sebelum pameran dibuka juga digelar diskusi bertajuk ”Toba The Forgotten Beauty”. Tampil sebagai pembicara budayawan Batak, Togarma Naibaho, sastrawan Saul Poltak Tambunan, dan pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing.Mereka sepakat kebudayaan Batak perlu dijaga eksistensinya di tengah makin kuatnya gerusan budaya asing.
Dian ramdhani
Pameran yang menampilkan keindahan dan kekayaan budaya di sepanjang Danau Toba, Sumatera Utara, itu merupakan hasil risetnya selama sembilan tahun. Menurut Olan sapaan akrabnya, kecintaan terhadap budaya Batak-lah yang membuatnya ingin menampilkan puluhan karya foto terbaiknya mengenai keindahan Danau Toba.
”Kehidupan masyarakat Batak itu memiliki kearifan lokal, jadi masyarakat harus mengetahuinya,” ujar Olan. Selama melakukan hunting pengambilan gambar, tidak jarang dia menemui kesulitan hingga pada spotyang diinginkan. ”Mendatangi lokasi itu merupakan tantangan besar, bahkan mempertaruhkan nyawa,” ucapnya.
Olan mengatakan, fotofoto yang dipamerkannya itu sebagian akan dilelang dan hasilnya akan disumbangkan kepada masyarakat di Sumut yang sampai saat ini masih terkena dampak erupsi Gunung Sinabung. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa yang membuka acara, mengaku bangga dengan kegigihan Hasiholan dalam melakukan riset budaya Batak di sekitar Danau Toba.
Menurutnya, ada banyak pesan yang dapat diambil setelah melihat foto-foto itu. ”Banyak hal yang saya temukan di sini, sesuatu yang mungkin tidak terpublikasikan, terkait peninggalan-peninggalan zaman megalitikum. Itu bisa terdokumentasikan dengan sangat baik,” ucapnya. Salah satunya pesan moral yang tinggi dari suku Batak di mana ada penghormatan luar biasa kepada leluhur dan orang tua yang harus dipegang teguh generasi muda selanjutnya.
Sebelum pameran dibuka juga digelar diskusi bertajuk ”Toba The Forgotten Beauty”. Tampil sebagai pembicara budayawan Batak, Togarma Naibaho, sastrawan Saul Poltak Tambunan, dan pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing.Mereka sepakat kebudayaan Batak perlu dijaga eksistensinya di tengah makin kuatnya gerusan budaya asing.
Dian ramdhani
(bbg)