AS Dituduh Berbohong
A
A
A
WASHINGTON - Jurnalis investigatif Seymour Hersh menuding pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama melakukan pembohongan terkait operasi pembunuhan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden.
Hersh menuduh AS bekerja sama dengan para pejabat Pakistan untuk membunuh Osama. Dengan demikian, misi pembunuhan Osama itu bukan murni dilakukan AS seperti yang diklaim Obama. Dia mengungkapkan Obama menipu publik AS dan dunia internasional dengan pernyataan kematian Osama sebagai bentuk kemenangan Washingtonmelawan Al-Qaeda. Laporan yang ditulis Hersh dan dipublikasikan di London Review of Books.
Dia menggunakan sumber anonim yang menceritakan bahwa militer Pakistan dan direktur jenderal Badan Intelijen Antar Lembaga (ISI) mengetahui misi pembunuhan Osama. Sumber tersebut adalah pejabat intelijen senior yang mengetahui laporan awal tentang keberadaan Osama di Abbottabad, Pakistan. Selain itu, Hersh mengungkapkan pemerintahan Obama awalnya sepakatOsamadibunuh dengan serangan senjata nirawak.
Mantan pejabat intelijen senior Pakistan mengatakan kepada AS mengenaikeberadaan Osama dengan imbalan USD25 juta(Rp330miliar). Menariknya, Hersh juga membantah klaim SEAL yang menguburkan Osama di laut. Hersh mengklaim, beberapa bagian jenazah tubuh Osama juga dibuang di Pegunungan Hindu Kush.
Bukan hanya itu, pembunuhan Osama merupakan modal utama bagi Obama dalam memenangi perebutan kursi Presiden AS untuk kedua kalinya. ”Pembunuhan tersebut memperoleh kredit sangat tinggi sehingga Obama bisa terpilih kembali sebagai presiden AS,” ungkap Hersh. Dia pernah memenangkan penghargaan bergengsi jurnalistik, Pulitzer, pada 1970, atas laporan pembunuhan massal My Lai selama Perang Vietnam.
Gedung Putih membantah laporan kontroversial yang menuding pemerintahan Presiden AS Barack Obama berbohong dalam penyergapan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden pada 2011 silam. ”Terlalu banyak ketidakakuratan dan pernyataan tak berdasar dalam klaim (yang diungkapkan Hersh),” kata Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, Ned Price, dikutip AFP.
”Seperti kita katakan sebelumnya, operasi (pembunuhan Osama) itu hanya diketahui lingkaran kecil pejabat senior AS. Presiden Obama memutuskan untuk tidak menginformasikan pemerintah lain, termasuk pemerintah Pakistan, hingga penyergapan itu benarbenar terjadi,” tutur Price. Dia mengungkapkan, operasi pembunuhan Osama itu merupakan penyergapan yang benar-benar dilakukan AS.
”Ini merupakan operasi murni yang dilakukan AS,” jelas Price. Tidak ada institusi pemerintahan lain yang terlibat dalam operasi tersebut. ”Tujuan operasi itu adalah membunuh dalang serangan 11 September,” tegasnya. Namun ke depannya, Price mengatakan AS tetap akan melanjutkan kerja sama dengan Pakistan untuk menghancurkan Al-Qaeda.
Dalam pandangan analis keamanan nasional Peter Bergen, apa yang disampaikan dalam laporan Hersh tersebut bukan hal baru. Dia juga mengkritik tulisan tersebut yang menampilkan kisah baru, tetapi tidak mengandung kebenaran. ”Dalih yang diungkapkan Hersh tentang pembunuhan Obama itu tidak masuk akal karena bertentangan dengan kesaksian banyak orang. Fakta yang disampaikan Hersh juga tidak cukup,” ungkap Bergen.
Analis keamanan Max Fisher juga meragukan laporan Hersh yang menggunakan sumber anonim tunggal yang mengungkapkan rahasia besar. ”Mungkin perlu ada penjelasan yang lebih sederhana,” tuturnya. Sebelumnya, pasukan NAVY SEALS yang menembak Osama muncul ke publik dan memberikan pengakuan. Rob ONeill mengklaim menembak mati Osama dalam penggerebekan di Abbottabad. Dia mengklaim dirinya tiga kali menembak Osama di bagian dahi.
Andika hendra m
Hersh menuduh AS bekerja sama dengan para pejabat Pakistan untuk membunuh Osama. Dengan demikian, misi pembunuhan Osama itu bukan murni dilakukan AS seperti yang diklaim Obama. Dia mengungkapkan Obama menipu publik AS dan dunia internasional dengan pernyataan kematian Osama sebagai bentuk kemenangan Washingtonmelawan Al-Qaeda. Laporan yang ditulis Hersh dan dipublikasikan di London Review of Books.
Dia menggunakan sumber anonim yang menceritakan bahwa militer Pakistan dan direktur jenderal Badan Intelijen Antar Lembaga (ISI) mengetahui misi pembunuhan Osama. Sumber tersebut adalah pejabat intelijen senior yang mengetahui laporan awal tentang keberadaan Osama di Abbottabad, Pakistan. Selain itu, Hersh mengungkapkan pemerintahan Obama awalnya sepakatOsamadibunuh dengan serangan senjata nirawak.
Mantan pejabat intelijen senior Pakistan mengatakan kepada AS mengenaikeberadaan Osama dengan imbalan USD25 juta(Rp330miliar). Menariknya, Hersh juga membantah klaim SEAL yang menguburkan Osama di laut. Hersh mengklaim, beberapa bagian jenazah tubuh Osama juga dibuang di Pegunungan Hindu Kush.
Bukan hanya itu, pembunuhan Osama merupakan modal utama bagi Obama dalam memenangi perebutan kursi Presiden AS untuk kedua kalinya. ”Pembunuhan tersebut memperoleh kredit sangat tinggi sehingga Obama bisa terpilih kembali sebagai presiden AS,” ungkap Hersh. Dia pernah memenangkan penghargaan bergengsi jurnalistik, Pulitzer, pada 1970, atas laporan pembunuhan massal My Lai selama Perang Vietnam.
Gedung Putih membantah laporan kontroversial yang menuding pemerintahan Presiden AS Barack Obama berbohong dalam penyergapan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden pada 2011 silam. ”Terlalu banyak ketidakakuratan dan pernyataan tak berdasar dalam klaim (yang diungkapkan Hersh),” kata Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, Ned Price, dikutip AFP.
”Seperti kita katakan sebelumnya, operasi (pembunuhan Osama) itu hanya diketahui lingkaran kecil pejabat senior AS. Presiden Obama memutuskan untuk tidak menginformasikan pemerintah lain, termasuk pemerintah Pakistan, hingga penyergapan itu benarbenar terjadi,” tutur Price. Dia mengungkapkan, operasi pembunuhan Osama itu merupakan penyergapan yang benar-benar dilakukan AS.
”Ini merupakan operasi murni yang dilakukan AS,” jelas Price. Tidak ada institusi pemerintahan lain yang terlibat dalam operasi tersebut. ”Tujuan operasi itu adalah membunuh dalang serangan 11 September,” tegasnya. Namun ke depannya, Price mengatakan AS tetap akan melanjutkan kerja sama dengan Pakistan untuk menghancurkan Al-Qaeda.
Dalam pandangan analis keamanan nasional Peter Bergen, apa yang disampaikan dalam laporan Hersh tersebut bukan hal baru. Dia juga mengkritik tulisan tersebut yang menampilkan kisah baru, tetapi tidak mengandung kebenaran. ”Dalih yang diungkapkan Hersh tentang pembunuhan Obama itu tidak masuk akal karena bertentangan dengan kesaksian banyak orang. Fakta yang disampaikan Hersh juga tidak cukup,” ungkap Bergen.
Analis keamanan Max Fisher juga meragukan laporan Hersh yang menggunakan sumber anonim tunggal yang mengungkapkan rahasia besar. ”Mungkin perlu ada penjelasan yang lebih sederhana,” tuturnya. Sebelumnya, pasukan NAVY SEALS yang menembak Osama muncul ke publik dan memberikan pengakuan. Rob ONeill mengklaim menembak mati Osama dalam penggerebekan di Abbottabad. Dia mengklaim dirinya tiga kali menembak Osama di bagian dahi.
Andika hendra m
(bbg)