Pemerintah Akan Revitalisasi Pasar Johar
A
A
A
SEMARANG - Pemerintah pusat telah menyiapkan program untuk membantu mengatasi dampak kebakaran Pasar Johar, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (9/5). Selain membuat pasar darurat, pemerintah juga akan merevitalisasi pasar itu.
Hal itu dikatakan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel saat mengunjungi lokasi kebakaran Pasar Johar Semarang kemarin. ”Untuk program jangka pendek, kami telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah baik gubernur maupun wali kota untuk menyediakan pasar darurat. Hal ini penting agar suplai kebutuhan pokok masyarakat terjamin mengingat saat ini sudah mendekati puasa dan lebaran,” kata Rachmat.
Sementara untuk program jangka panjang, Rachmat akan berkoordinasi dengan pihak terkait termasuk Presiden Joko Widodo. Selain Pasar Johar, banyak pasar lain di Indonesia yang mengalami nasib serupa. ”Untuk jangka panjang, kami akan merevitalisasi pasar ini. Namun, kami belum dapat menyebutkan anggarannya. Hal itu harus dibahas lebih lanjut karena menyangkut APBN,” imbuhnya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga akan menjamin ketersediaan bahan pangan di Kota Semarang, meskipun Pasar Johar yang merupakan pasar induk di Kota Semarang habis terbakar. ”Stok pangan di Jateng cukup. Saya jamin tidak ada ma-syarakat yang kesulitan mencari bahan pangan meskipun Pasar Johar terbakar. Kami akan lakukan pengawasan un-tuk mengantisipasi itu,” ujar-nya.
Di sisi lain, Pemkot Semarang sendiri telah memutuskan menggunakan lahan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, sebagai tempat relokasi penampungan pedagang korban kebakaran Pasar Johar. Di lahan seluas 7,5 hektare itu akan dibangun 4.850 lapak ukuran 2x2 meter.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menegaskan, pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah berkomitmen ikut membantu penanganan dampak kebakaran yang menelan kerugian materi sekitar Rp376 miliar itu. Pemerintah pusat akan merevitalisasi pasar agar segera berfungsi kembali, sedangkan Gubernur Jateng mendukung pembangunan tempat penampungan sementara untuk relokasi para pedagang.
”Sudah dihitung ada 4.719 pedagang sehingga kami akan bangun sekitar 4.850 petak di tempat relokasi sementara. Anggaran sudah ada, tapi masih dihitung. Dana membangun tempat penampungan sementara dari APBD kota dan provinsi, sedangkan dari pemerintah pusat untuk revitalisasi Pasar Johar,” ungkap Hendrar.
Pedagang korban kebakaran Pasar Johar ini ditargetkan sudah pindah ke penampungan sementara pada H-3 sebelum puasa (Ramadan). Mengenai mekanisme penentuan kontraktor sudah dibahas bersama dinas terkait, kepolisian, dan kejaksaan. Kemungkinannya lewat penunjukan langsung. ”Sehingga bisa dipilih kontraktor yang bisa bekerja cepat. Urusan administrasi jalan, tapi pembangunan juga sudah bisa jalan, kata wali kota yang akrab disapa Hendrar.
Dia mengatakan, APBD Kota yang dianggarkan untuk membangun tempat penampungan sementara maksimal Rp10 miliar, sedangkan Pemprov Jateng menyatakan siap membantu berapa pun dana yang dibutuhkan. Untuk pembangunan tempat penampungan atau pasar darurat sendiri dibutuhkan Rp25-30 miliar.
Pembangunan tempat penampungan sementara itu diperkirakan akan selesai sebulan. Selama menunggu proses pembangunan, pedagang tetap dijamin bisa berjualan. Pemkot mempersilakan mereka menggunakan aset milik pemkot seperti Pasar Bulu lantai tiga, Pasar Rejomulyo, dan parkiran Pasar Kanjengan yang kosong. Namun setelah tempat penampungan sementara selesai, mereka harus segera pindah.
Terkait Pasar Johar sebagai cagar budaya, wali kota memastikan revitalisasi Pasar Johar nanti tetap akan berkonsep cagar budaya. Namun, itu akan dilihat secara teknis. Jika tim teknis menyatakan tidak kuat, akan dibongkar dan pembangunan akan disesuaikan dengan desain baru. Sebaliknya jika masih kuat maka itu tetap akan dipertahankan. Sementara pantauan KORAN SINDO di lapangan, kemarin beberapa titik api tetap terlihat di lokasi Pasar Johar.
Puluhan petugas pemadam kebakaran juga masih sibuk melakukan pemadaman secara berkala. Meski begitu, ratusan pedagang nekat memasuki lokasi Pasar Johar untuk mencari sisa-sisa barang yang masih bisa diselamatkan. Padahal, api masih terlihat di beberapa titik dan asap tebal menyelimuti lokasi itu.
Sulardi, 55, misalnya, pedagang bawang putih itu nekat masuk ke dalam pasar untuk mengais sisa bawang putih yang masih bisa diselamatkan. Dibantu beberapa karyawan, warga Anjasmoro, Semarang Barat itu nekat memasuki kios meskipun asap masih keluar dari dalam kios itu. ”Ini untuk mencari bawang yang masih bisa diselamatkan. Meski sedikit, tapi lumayan masih bisa dijual untuk mengurangi kerugian akibat musibah ini,” kata dia.
Andika prabowo/ m abduh
Hal itu dikatakan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel saat mengunjungi lokasi kebakaran Pasar Johar Semarang kemarin. ”Untuk program jangka pendek, kami telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah baik gubernur maupun wali kota untuk menyediakan pasar darurat. Hal ini penting agar suplai kebutuhan pokok masyarakat terjamin mengingat saat ini sudah mendekati puasa dan lebaran,” kata Rachmat.
Sementara untuk program jangka panjang, Rachmat akan berkoordinasi dengan pihak terkait termasuk Presiden Joko Widodo. Selain Pasar Johar, banyak pasar lain di Indonesia yang mengalami nasib serupa. ”Untuk jangka panjang, kami akan merevitalisasi pasar ini. Namun, kami belum dapat menyebutkan anggarannya. Hal itu harus dibahas lebih lanjut karena menyangkut APBN,” imbuhnya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga akan menjamin ketersediaan bahan pangan di Kota Semarang, meskipun Pasar Johar yang merupakan pasar induk di Kota Semarang habis terbakar. ”Stok pangan di Jateng cukup. Saya jamin tidak ada ma-syarakat yang kesulitan mencari bahan pangan meskipun Pasar Johar terbakar. Kami akan lakukan pengawasan un-tuk mengantisipasi itu,” ujar-nya.
Di sisi lain, Pemkot Semarang sendiri telah memutuskan menggunakan lahan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, sebagai tempat relokasi penampungan pedagang korban kebakaran Pasar Johar. Di lahan seluas 7,5 hektare itu akan dibangun 4.850 lapak ukuran 2x2 meter.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menegaskan, pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah berkomitmen ikut membantu penanganan dampak kebakaran yang menelan kerugian materi sekitar Rp376 miliar itu. Pemerintah pusat akan merevitalisasi pasar agar segera berfungsi kembali, sedangkan Gubernur Jateng mendukung pembangunan tempat penampungan sementara untuk relokasi para pedagang.
”Sudah dihitung ada 4.719 pedagang sehingga kami akan bangun sekitar 4.850 petak di tempat relokasi sementara. Anggaran sudah ada, tapi masih dihitung. Dana membangun tempat penampungan sementara dari APBD kota dan provinsi, sedangkan dari pemerintah pusat untuk revitalisasi Pasar Johar,” ungkap Hendrar.
Pedagang korban kebakaran Pasar Johar ini ditargetkan sudah pindah ke penampungan sementara pada H-3 sebelum puasa (Ramadan). Mengenai mekanisme penentuan kontraktor sudah dibahas bersama dinas terkait, kepolisian, dan kejaksaan. Kemungkinannya lewat penunjukan langsung. ”Sehingga bisa dipilih kontraktor yang bisa bekerja cepat. Urusan administrasi jalan, tapi pembangunan juga sudah bisa jalan, kata wali kota yang akrab disapa Hendrar.
Dia mengatakan, APBD Kota yang dianggarkan untuk membangun tempat penampungan sementara maksimal Rp10 miliar, sedangkan Pemprov Jateng menyatakan siap membantu berapa pun dana yang dibutuhkan. Untuk pembangunan tempat penampungan atau pasar darurat sendiri dibutuhkan Rp25-30 miliar.
Pembangunan tempat penampungan sementara itu diperkirakan akan selesai sebulan. Selama menunggu proses pembangunan, pedagang tetap dijamin bisa berjualan. Pemkot mempersilakan mereka menggunakan aset milik pemkot seperti Pasar Bulu lantai tiga, Pasar Rejomulyo, dan parkiran Pasar Kanjengan yang kosong. Namun setelah tempat penampungan sementara selesai, mereka harus segera pindah.
Terkait Pasar Johar sebagai cagar budaya, wali kota memastikan revitalisasi Pasar Johar nanti tetap akan berkonsep cagar budaya. Namun, itu akan dilihat secara teknis. Jika tim teknis menyatakan tidak kuat, akan dibongkar dan pembangunan akan disesuaikan dengan desain baru. Sebaliknya jika masih kuat maka itu tetap akan dipertahankan. Sementara pantauan KORAN SINDO di lapangan, kemarin beberapa titik api tetap terlihat di lokasi Pasar Johar.
Puluhan petugas pemadam kebakaran juga masih sibuk melakukan pemadaman secara berkala. Meski begitu, ratusan pedagang nekat memasuki lokasi Pasar Johar untuk mencari sisa-sisa barang yang masih bisa diselamatkan. Padahal, api masih terlihat di beberapa titik dan asap tebal menyelimuti lokasi itu.
Sulardi, 55, misalnya, pedagang bawang putih itu nekat masuk ke dalam pasar untuk mengais sisa bawang putih yang masih bisa diselamatkan. Dibantu beberapa karyawan, warga Anjasmoro, Semarang Barat itu nekat memasuki kios meskipun asap masih keluar dari dalam kios itu. ”Ini untuk mencari bawang yang masih bisa diselamatkan. Meski sedikit, tapi lumayan masih bisa dijual untuk mengurangi kerugian akibat musibah ini,” kata dia.
Andika prabowo/ m abduh
(bbg)